"Aku nanti yang nganter siapa?"

"Hemm~ nanti minta tolong Kakak dulu aja, maaf ya, sayang Mami engak bisa anterin kamu"

"Engak papa Mi, kan Mami juga ada acara, ya udah nanti Adek minta tolong Kakak aja, Mami udah mau berangkat?!"

"Iya, kamu belum sarapan kan? Itu Mami udah masak kamu sarapan dulu aja, atau mau di panggilin Kakak?"

"Hemm~ Adek panggil Kakak aja deh Mi, sekalian mau minta anterin nanti"

"Oh ok, kalok gitu Mami berangkat ya," ucap Jessi lalu mencium kening putri bungsu nya.

"Ok Mi, hati-hati ya" Levi pun beranjak naik menuju kamar Kakak nya.

Tok tok tok...

"Kak Nayla! Ayo sarapan bareng! Mami udah masak!" Ucap Levi dari luar kamar Nayla.

"Iya bentar, kamu ke bawah dulu aja nanti Kakak nyusul" ucap Nayla dari dalam kamar.

Kini mereka ber 2 sudah berada diruang makan, dentingan piring dengan sendok memenuhi ruang makan. Mereka makan dalam keadaan senyap.

"Kak nanti anterin Adek ya"

"Hemm~ kerja kelompok?" Levi mengangguk sebagai jawaban.

"Jam berapa?"

"Jam 11 nanti masih ada 2 jam lagi" Nayla mengangguk paham.

Waktu berjalan tanpa mereka sadari kini sudah menjadi pukul 10.40. Nayla dan Levi sudah berada di garasi untuk mengambil mobil nya. Nayla mulai menyalakan mesin mobil nya. Ia lalu menancap gas pergi meninggalkan pekarangan rumah nya menuju rumah teman Levi. Tak butuh waktu lama kini Nayla dan Levi sudah sampai di rumah Fritzy.

"Kak, temenin turun bentar" Nayla pun mengangguk.

Mereka ber 2 berjalan menuju pintu rumah Fritzy lalu mulai mengetuk nya.

Tok tok tok...

"Iya sebentar!" Ucap seseorang dari dalam rumah.

Saat pintu rumah itu terbuka Nayla dibuat terkejut dengan siapa yang membuka kan nya pintu.

"Nayla?!"

"Eh S-shasa?!" Ya orang itu adalah Shasa. Orang yang Nayla kagumi mulai dari paras hingga sikap.

"Siapa Kak?" Ucap seseorang dari belakang Shasa.

"Oh Levi! Sini Lev. Kakak kamu Lev?!" Tanya Fritzy saat melihat Nayla. Levi pun mengangguk.

"Oh, sini Kak masuk dulu" tawar Fritzy. Sementara Shasa masih diam mematung memandangi Nayla dari bawah ke atas. Begitu juga sebalik nya, Nayla juga sedang memandang kagum ke arah Shasa.

"Cakep" batin Shasa.

"Jadi ini rumah nya Shasa, Fritzy adek nya Shasa? Apa ini kebetulan?" Batin Nayla.

Fritzy menatap heran ke 2 nya. Di satu sisi Kakak nya Shasa yang diam mematung didepan pintu dan di satu sisi Kakak Levi yang juga mematung memandangi Shasa.

"Kak Shasa!, itu Kakak nya Levi suruh masuk dulu" ucap Fritzy sambil menepuk pundak Shasa.

"Ah i-iya masuk dulu Nay" ucap Shasa lalu mempersilahkan Nayla masuk. Nayla hanya merespon dengan anggukan kepala.

Kini mereka sudah berada di ruang tengah, dengan Shasa yang duduk di salah satu sofa disusul oleh Nayla.

"Ya udah kita ke atas dulu ya Kak" ucap Fritzy sambil menarik tangan Levi menuju kamar nya. Meninggalkan Shasa dan Nayla dalam keadaan canggung.

"Gimana kabar kamu?" Ucap Shasa mencoba memecahkan keheningan.

Namun sedetik kemudian ia merutuki kebodohan nya, mengapa ia bertanya seperi itu. Bukan kah bodoh jika ia mau mencoba memecahkan keheningan dengan pertanyaan bodoh itu. Shasa lalu memalingkan wajah nya sambil menopang dagu mencoba mencari topik lain, namun nihil. Ia merasa bersalah telah mendiam kan Nayla, tapi di sisi lain ia juga bingung harus mengatakan apa. Ketika sedang memikirkan topik pembicaraan dengan Nayla, tiba-tiba terdengar, suara heboh dari arah tangga.

"KAK SHASA! AYO BANTU AKU NGERJAIN TUGAS!" Teriak seseorang dari arah tangga.

"Aku mau liat tugas mu yang-. Loh Nay? Kok lu di sini?!"

"Loh Lily?". Ya orang itu adalah Lily yang ingin meminta bantuan Shasa soal tugas nya, bukan lebih tepat nya menyalin tugas Shasa jika belum dikumpul.

Lily menatap heran ke pada Shasa dan Nayla secara bergantian.

"He! Bentar-bentar Lily? Tunggu apa Lily adik nya Shasa?" Batin Nayla dengan muka seakan baru menyadari sebuah fakta, yang seharusnya sudah ia ketahui sejak lama.

Sementara Lily terkekeh melihat wajah Nayla yang seperti itu. Ia lalu berjalan menghampiri Shasa dan langsung merangkul nya.

"Lu ngapain?" Ucap Shasa sambil memicingkan mata nya, menatap tajam Lily.

"Hehe,✌🏻"

"Jadi gimana Nay? Udah sadar kan?"

"Hehe, iya udah kok"

"Bener juga Aisa Maharani Jayawarda,
Hillary Abigail Jayawarda, Fritzy Rosmerian Jayawarda. Jayawarda family, kenapa aku baru inget itu sekarang?!" Batin Nayla sambil menghembuskan nafas singkat.

"Baru sadar kenapa?" Heran Shasa.

"Oo itu sejak Nayla ketemu Kak Shasa di bus, dia itu ka-"

"LILY!" Nayla langsung membekap mulut Lily. Memang benar sejak tau Shasa. Nayla selalu kagum atas semua perilaku nya entah saat di dalam club Mading atau pun saat di luar club mading, kadang ia juga menceritakan ke kaguman nya itu kepada Lily, Delynn dan Oline. Ya karena waktu itu Nayla belum sadar jika Lily Adik Shasa, dan sekarang ia malu karena baru menyadari nya.

"Ka? Apa?" Heran Shasa.

"Kabsj!"

"Apa? Nay bisa kamu lepasin dulu Lily nya? Aku gak denger dia bilang apa"

"Ah itu g-gak penting kan Liy" ucap Nayla sambil menatap tajam Lily.

Lily yang takut dengan tatapan Nayla pun mengangguk-angguk saja. Nayla lalu melepas bekapan nya dan kembali duduk. Jujur saat ini Nayla benar-benar malu, malu karena baru menyadari hubungan Lily dengan Shasa dan malu karena baru saja membekap Lily di hadapan Shasa. Muka nya bahkan sudah berubah menjadi merah namun ia sembunyikan di balik telapak tangan nya. Sementara Lily yang merasa bersalah karena telah membuat muka Nayla menjadi memerah pun mempunyai ide cemerlang. Ia kemudian mengambil hp nya dan mengetikan sesuatu.

~~//~~

TBC~

KagumWhere stories live. Discover now