3. Dark fog

4 1 0
                                        

3. Kabut gelap

Kabut tebal yang gelap menutupi awan dihalaman kastil pada sore hari. Untuk pertama kalinya kabut gelap itu memasuki pekarangan tempat para unicorn sebagian besar menghabiskan waktunya. Setiap kabut pasti membawa masalah atau petaka. Seharusnya kabut gelap tidak dapat memasuki area kastil.

Sesuatu telah terjadi.

Aku memerintahkan Meredith dan para elf untuk segera membawa masuk unicorn ke kandangnya agar aman sebelum aku memastikan apa yang terjadi sebenarnya.

Aku sedang berada di teras balkon kamarku, tempat tertinggi di kastil ini. Memperhatikan bagaimana kabut gelap itu yang perlahan menghilang dan sinar matahari kembali menerobos awan. Halaman pun kembali cerah seperti semula.

"Apa itu tadi Arella?" tanya Grisella dari belakangku dengan cemas.

Namun kabut itu tiba-tiba pergi seperti ditiup oleh angin yang membawanya pergi menjauh dari kastil.

"Belum pernah terjadi seperti ini sebelumnya." Gumamku

"Kita harus tetap waspada, sepertinya ada sesuatu yang akan terjadi." Ujar Grisella

Aku berbalik menatap Grisella, "Ya, aku akan memastikan hal itu tidak terulang kembali dan akan ku pastikan apa yang terjadi. Panggilkan Meredith untuk menghadapku." titahku pada Grisella. Ia mengangguk lalu berbalik pergi.

Kabut gelap merupakan pertanda kegelapan yang telah datang menghampiri. Aku harap tidak ada masalah besar yang akan datang.

Yang aku takutkan adalah bahwa ini perbuatan Demon. Jika benar ini perbuatannya, maka keberadaan para unicorn dalam bahaya. Sedari dulu Demon sering membunuh unicorn untuk diambil darahnya bahkan dagingnya untuk membuat mereka tetap kuat dan terus bertahan hidup.

Tapi karena unicorn adalah makhluk yang dilindungi oleh bangsa Dewi, sebagian para iblis memilih meminum darah hewan selain unicorn seperti kuda, domba, rusa, bahkan babi hutan.

Tapi iblis tetaplah iblis, mereka masih saja memburu unicorn karena menurutnya darah unicorn lebih baik daripada hewan lain.

Itu adalah cerita yang banyak beredar bahwa sering kali unicorn yang berkeliaran di alam bebas yang menjadi korbannya. Diburu dan dijadikan tumbal untuk iblis tertentu.

Mereka yang terus membunuh unicorn sama saja mereka membunuh bangsaku.

Darah unicorn juga mengalir didalam darahku. Mereka membunuhnya setiap kali mereka bisa. Aku sudah berusaha untuk mempertahankan para unicorn yang ada di kastil ini sejak lama, diantaranya ada beberapa yang mati kehabisan darah saat unicorn itu terpancing untuk keluar dari halaman Mounceour. Namun ada banyak Unicorn yang tersebar di setiap hutan, mereka bersembunyi. Aku tidak bisa menyelamatkan mereka semua. Hingga saat ini, keberadaan unicorn terus berkurang dan. hampir punah.

Tugasku adalah harus tetap melestarikan dan melindungi keberadaannya.

"Apa yang telah terjadi, Meredith?" ucapku saat melihat kedatangan wanita itu.

"Arella, kabut gelap itu sepertinya telah membuat unicorn menjadi stress. Kabut itu sepertinya membawa sihir yang dapat memengaruhi para Unicorn." Aku menatapnya dengan alis mengerut. Tidak mungkin kabut itu dengan gampang memasuki area kastil ini.

"Lalu apakah para Unicorn baik-baik saja?"

"Efek dari kabut itu membuat para Unicorn menjadi gelisah dan sedikit trauma. Tapi mereka semua sudah ditangani, mereka akan baik-baik saja."

Aku menghela nafas lega namun tidak bisa dipungkiri aku merasa sangat khawatir dan merasa sudah berbuat lengah.

"Mengapa kabut itu dengan berani memasuki daerah kami?" tanyaku

Ih the Arms of DemonDonde viven las historias. Descúbrelo ahora