Achlys de Cralx

32 2 1
                                    

Kejayaan sebuab kerajaan selalu memiliki sejarah yang memilukan. Sejarah yang berisikan air mata darah dan luka mendalam untuk kerajaan.

Ini hanyalah salah satu sejarah dari ribuan kisah masa lalu dari sebuah kerajaan. Kisah yang dilupakan namun tak akan pernah hilang. Kisah yang selalu tersimpan rapi di rak buku. Untuk sekali lagi, kisah ini akan di buka. Di peruntukkan seluruh rakyat-rakyatnya mengingat.

Ini bukan tentang cinta yang penuh kasih, ini juga bukan tentang suara tawa yang indah.

Ini hanyalah kisah sejarah kelam yang menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Cralx.

Kisah ini di beri nama :

《History of the Cralx Kingdom : Achlys de Cralx》

☆☆☆

Suatu malam, dimana bulan yang menampilkan cahayanya tanpa malu menyinari sebuah kamar. Kamar yang pemiliknya masih terjaga dengan keadaan larut ini, sedang menatap cerminan diri dengan mata yang tak terbaca. Baginya, pantulan itu bukan dirinya tapi juga adalah dia. Tangannya terulur, menyentuh dari pantulan yang terlihat berbeda. Lantas gumaman kecil menggema di kamar yang sunyi.

Achlys : "Saat waktunya tiba, maka akhir dari kisah ini akan muncul. Entah itu aku, atau dia."

Ruang berganti. Dimalam yang sama namun di ruangan yang berbeda. Jika sebelumnya adalah ruangan yang sunyi maka yang ini juga sama sunyinya, hanya saja penuh akan kertas-kertas yang menumpuk.

Sang Raja Kerajaan Cralx, masih terjaga karena begitu banyaknya pekerjaan. Memegang kertas dan menatapnya dengan lamat. Sampai seseorang masuk dan membuyarkan fokusnya.

Raxienta : "Masih bergulat dengan dokumen itu? Sebagai Raja kau tidak tahu cara istirahat ya?" Itu sarkas yang sangat jelas.

Sang Raja, Zayne de Cralx hanya bisa menghela nafas lelah.

Zayne : "Sebagai bawahan kau sungguh tidak sopan pada Rajamu. Beginikah kualitas anak muda zaman sekarang?"

Mendengar itu Raxienta menatap datar pada Zayne.

Raxienta : "maaf, sungguh maaf ... tapi umur kita hanya berpaut 2 tahun. Artinya aku sudah 28 tahun, dasar sialan!"

Zayne hanya melirik. Tidak merasa terganggu sama sekali atas perkataan kasar Raxienta. Bagaimana dia mau kesal? Mereka sudah bersahabat sejak kecil. Meski harus bersikap profesional dalam pekerjaan, nyatanya Zayne lebih nyaman dengan sikap informal di antara mereka berdua.

Zayne : "Aku akan tidur, setidaknya setelah menyelesaikan satu kertas ini. Pergi sana." Dia membuat gerakan mengusir.

Raxienta mencibir. Tapi tidak mengatakan apapun dan pergi.

.

.

.

Hari berganti. Di pagi yang indah, di saat matahari dengan cerahnya menampilkan wujud yang memukau.

Kepala pelayan membawakan nampan berisi air yang biasanya akan di serahkan kepada sang Raja. Ketika ia sedang berjalan menuju keruangan kerja Raja, Achlys menghentikannya.

Achlys : "Tunggu... Apakah ini untuk Raja?"

Kepala Pelayan : "Ya, Tuan Putri."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 22 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

History of the Cralx KingdomWhere stories live. Discover now