"Lah, ada ya orang begitu? Yaudah deh gue nyusul Lubi sama Oniel aja. Lo kalo udah selesai kabari ya"

"Oke Do, sorry ya Do gak bilang-bilang dulu"

"Iya santai bro, gue tutup ya Zee. Bye"

5 menit setelah menerima telepon dari Aldo, Chika dan Indira pun kembali namun ternyata tidak hanya mereka berdua tapi ada satu orang lagi yang sepertinya sudah berumur 30.an keatas.

"Kakak Zee... Maap ya kami lama, tadi oma minta jemput sih" ucap Indira sambil memeluk Zee.

"Kak Zee?" Gumam ibu itu

"Iya gapapa kok Dir, oh ya ini kakak udah pesenin makanan buat Dira"

"Waah banyak bangettt kakak, bunaa...lihat" Dira langsung memerkan hidangan yang sudah tersaji diatas meja.

"Astagaa Zee, lo mau makan bareng orang sekomplek apa gimana sih?" Kesal Chika

"Hehe maaf kak khilaf, habis semuanya kelihatan enak sih" jawab Zee

"Tunggu tunggu, Zee? Kamu Zee yang tadi angkat telepon dari saya bukan?"

"Iya tante saya Zee, tante ini?" Tanya Zee sembari menyalami mami Aya.

"Oh iya Zee perkenalkan saya Aya, maminya Chika"

"Wah kalau ini sih gass lah Chik" bisik mami Aya setelah selesai bersalaman dengan Zee.

"Apaan sih mih, gak jelas" balas Chika lalu ia duduk disamping kanan Indira sedangan Zee berada disamping kiri Indira. Mereka sudah terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia.

"Adu aduh, mamih seperti melihat keluarga yang sedang mengajak anaknya bermain nih" goda mami Aya

"Mih, gak usah aneh-aneh deh"

"Hehe saya juga merasa begitu tante" jawab Zee sambil terkekeh membuat mami Aya ikut terkekeh

Namun, kekehan mereka tak bertahan lama karena tatapan tajam Chika membuat mereka berdua langsung terdiam seketika.

"Dira, buna kamu serem banget tuh oma jadi takut" adu mami Aya pada sang cucu

"Bunaaa...."

"Eh, enggak kok sayang buna kan gak apa-apain oma. Oma kamu aja tuh yang lebay" sahut Chika

"Indiraaa" mami Aya memelas

"Bunaaa...kalau buna nakal Dila ndak mau ngomong sama buna"

"Eh kok gitu sih sayang, iya iya buna minta maaf ya. Buna janji gak gitu lagi deh" ucap Chika sembari tersenyum hangat

Deg....deg...

Melihat senyum itu membuat detak jantung Zee mendadak jadi tidak normal, pipinya terasa panas, matanya pun tak pernah lepas memandang wajah cantik itu. Sungguh Chika mode hangat membuat Zee kewalahan menahan gejolak aneh yang ia rasakan.

"Ekhem, udah kali liatin anak tantenya, tihati Zee nanti matanya copot loh ...hehe" sindir mami Aya yang ternyata sejak tadi memperhatikannya.

"Hehe tante bisa aja" kekehnya seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Akhirnya mereka pun menyantap makanan yang tersaji di meja mereka...

.

.

.

.

Keesokan harinya, Natio School

Pov Zee...

Pagi ini dimulai dengan pelajaran yang aku cukup sukai, yaitu Fisika. Selama pelajaran aku sangat memerhatikan guruku yang sedang menjelaskan. Namun tidak dengan ketiga teman baruku ini, Aldo, Lubi, dan Oniel nampak menelungkupkan kepala mereka di meja. Diantara mereka hanya Gito dan Zee yang sibuk memperhatikan dan mencatat.

Bughh....

Sebuah penghapus papan tulis melayang ke arah Aldo, Lubi dan Oniel, membuat Oniel langsung menegakkan kepalanya. Sedangkan Aldo dan Lubi masih betah dengan posisinya.

"Woi Do, bangun...bu Anin ngamuk tuh" ucap Zee yang duduk tepat disebelah Aldo

"Eungghh..." Hanya itu yang terdengar dari mulut Aldo

"Aldo, Lubi...." Pekik ibu Anin ketika sudah mendekat ke meja mereka sontak membuat mereka berdua langsung berdiri tegap

"Siap komandan" ucap keduanya kompak mengangkat tangannya seperti sedang hormat kekepala kepolisian

"Hahahha..." Seketika tawa satu kelas pecah karena ulah mereka

"Kalian, berdiri di depan tiang bendera sambil hormat sampai pelajaran saya selesai" kata bu Anin

"Hahaha....makanya bangun woi" ucap Oniel seperti tak berdosa.

"Kamu juga Oniel" final bu Anin

"Lah saya juga buk?" Tanya Oniel bingung

"Iya lah masa iya dong, udah sana kalian bertiga keluar"

Pov author

Lanjut ke jam istirahat sekolah...

"Yuk kekantin" ajak Gito

"Kalian duluan aja gue ada perlu dulu" kata Zee

"Gaya bett lu, udah bareng aja sih" Lubi

"Kalian katanya udah haus sama lapar yaudah duluan aja. Udah ya gue pergi duluan , bye" Zee langsung berlari keluar dari kelasnya.

"Mau kemana nih tuh orang?" Aldo

"Gak tau, udah ah kekantin aja yok kering banget ini tenggorokan gua" Oniel

"Yaudah yuk" dan mereka semua pun berjalan menuju arah kantin.

Di tempat lain, kini Zee sudah berada di lantai 2 dimana semua lantai itu diisi oleh anak-anak kelas Xl (sebelas). Zee nampak tidak sabar menanti anak kelas Xl ipa 2 keluar dari kelasnya. 5 menit menunggu kakak kelasnya baru berhamburan dari kelasnya.

"Ayo Chik kekantin, lapar nih gue" ajak Olla

"Iya Chik, lo mah tidur mulu, gimana mau deket sama cowok" Ashel

"Berisik" sahut Chika yang langsung menelungkupkan kepalanya dengan tangan di lipat diatas meja.

"Iiss lo mah, buruan Chika" rengek Olla

"Males"

"Udahlah guys, biarin aja nanti kita beliin aja dia makanan" putus Jessi

Tak berapa lama masuklah pria tampan yang berhasil membuat mereka terpesona di hari pertama pria itu menginjakkan kakinya disekolah ini.

"Hai kak Chika" sapanya tepat di depan meja Chika

"Busyet Chika doang dong yang di sapa, kita kurang gede apa begimana nih?" Olla

Zee hanya tersenyum menanggapi perkataan Olla barusan.

"Kak Chika kekantin yuk kak" ajak Zee dengan ramahnya

"Males" ucap Chika

"Sejak kapan kalian dekat?" Tanya Ashel yang heran dengan sikap Zee pada Chika

"Kemarin" jawab Zee singkat

"Giliran sama gue aja singkat banget ngomongnya" kesal Ashel

"Kak Chika makan dulu kata mami kakak, kak chika.." ucapan Zee tiba-tiba terhenti tak kala Chika langsung membungkam mulut Zee.

"Ikut gue"

Chika langsung menarik tangan Zee untuk keluar dari kelasnya, meninggalkan ketiga sahabatnya yang masih menganga di tempatnya.

"Mami Chika? Anjirrr sejak kapan mereka sedekat itu weh?" Heboh Olla

"Gila gila, ini definisi diam bukan berarti tak memperhatikan mu. Gilaa, Chika sekalinya deket sama cowok mainnya langsung ke mami cok" ucap Ashel

"Gak bisa berkata-kata lagi gue" Jessi

SISI LAIN YESSICA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang