15

994 72 41
                                    

MIDORIYA terdiam di meja makan dengan tatapan kosong, matanya tanpa henti mengeluarkan air mata dalam diam. Dadanya terasa sesak dan sakit setelah beberapa menit yang lalu.

Semua makanan yang dia masak sepenuh hati berantakan di lantai,benda yang terlihat kuat namun mudah rapuh tersebut sudah menjadi beking bersama masakannya.

Beberapa menit yang lalu,ia sedang menikmati makanan bersama bakugou. Menurut midoriya ini waktu yang tepat untuk mengatakan bahwa dia ingin keluar. Namun, ia salah bakugou marah besar dan tidak mengizinkannya keluar,tapi midoriya tidak bisa diam lagi.

Ia malah marah balik dan terjadilah cekcok sampai bakugou marah besar dan menjatuhkan semua yang ada di atas meja sampai akhirnya midoriya terdiam melihat masakannya sudah terjatuh di lantai.

Midoriya berusaha membersihkan beling yang ada di lantai dengan mata yang terus mengeluarkan air mata,sesekali tangannya mengusap cairan tersebut.

"Nyonya!!"ujar lili yang langsung menghampiri midoriya.

"Tidak apa apa lili"ujarnya pelan.

"Tidak nyonya,ini berbahaya,biar saya saja yang membersihkan nya lebih baik nyonya beristirahat"ujarnya sambil membantu midoriya untuk berdiri.

"Baiklah,mohon bantuannya lili"lemasnya dan berjalan dengan perlahan menuju kamarnya.

Lili menatap nyonya nya sedih, sebenarnya ia tidak dengar jelas mereka membicarakan apa, tapi ia sangat jelas mendengar pecahan kaca,ia langsung berlari menuju ruang makan. Namun midoriya langsung menggeleng kepalanya,itu artinya ia tidak boleh ikut campur.

Setelah kejadian cek-cok tersebut bakugou langsung pergi entah kemana meninggalkan midoriya hanya menunduk menahan tangisnya.

***

Midoriya dengan perlahan duduk di sofa yang menghadap kearah tv,ia terus mengelus perutnya yang terasa sakit.

"Dede takut ya sama papa,jangan takut ya papa baik kok,itu karena kesalahan mama"ucapnya pada janin yang belum tentu mendengar ucapannya.

"Hiks..."midoriya tidak bisa menahannya lagi.

Midoriya tidak tau kesalahan nya dimana sampai bakugou marah padanya, mendengar nada tinggi bakugou seakan hatinya sedang di hancurkan di depan matanya.

"Tenang izuku,tenang...mungkin ini hanya kesalahpahaman,mana tau ia mengira aku ingin kabur"ujarnya pada diri sendiri sambil menghapuskan air matanya.

"Tapi ga bisa hiks,kenapa..."

Akhir akhir ini hatinya mudah goyah, sebentar-sebentar ingin menangis,apalagi di bentak seperti tadi membuat dirinya nangis tak henti henti sampai sekarang.

"Dede udah ya marahnya,perut mama sakit..."gumamnya sambil memegang perutnya.

Ia bersandar pada headboard sofa dan menutup matanya untuk menenangkan pikirannya, tentunya juga meredakan rasa sakit yang di perut nya dengan cara menenangkan pikirannya.

Tak lama ia kembali membuka matanya dan melihat langit langit kamar,"apa yang harus aku lakukan..
"Gumamnya dengan air mata uang sudah mengalir di sudut matanya.

"Aku benar benar lelah, kapan ini semua berakhir..."tangisnya.

Tok tok

"Nyonya,saya membawakan sarapan untuk anda"ujar pelayan di balik pintu kamar.

Midoriya langsung mengusap air matanya,"masuk aja pintunya ga di kunci"ujarnya lembut.

"Baik nyonya"ujarnya.

Pelayan tersebut masuk dan meletakan sarapan di atas meja beserta segelas susu dan makanan penutup yaitu waffle dengan rasa tiramisu mengingat midoriya sekarang lebih suka yang manis manis dari pada sarapan.

HE IS MINEМесто, где живут истории. Откройте их для себя