Semenarik itu kah dia?

5 1 0
                                    

Seperti biasa, pulang sekolah itu selalu menjadi hal terpadat di setiap posisi sekolah, di kantin, di parkiran, apalagi, di kamar mandi! Please gue udah sesak pipis banget. Mungkin rok gue sudah benar-benar gusut karena gue remes menahan sesak. Oh ya ampun, ngapain sih mereka semua didalam ini ada 5 pintu dan semuanya penuh.

Tidak bisa! Gue sudah tidak tahan.

" Wooooi cepat pliss, gue udah sesak banget, cepetannnn" ucap gue sambil kedor-kedor seluruh pintu dengan kasar. Bodo amat jadi bahan perhatian cewek yang sedang benerin make up, itu lagi coba? Ngapain sih, udah pulang sekolah masih aja dandan. Bau-bau ga langsung pulang ke rumah agak nya.

10 menitan akhirnya kesesakan gue hilang, berganti dengan teror 10 panggilan dari sahabat gue. Efranintya.

" Apa sih tyaaa, sabar teman, gue baru kelar pipis, jangan sampe lo gue lempar ya!" Kesel banget sumpah, dia ga tau aja kerasnya perjuangan gue menunggu di depan pintu kamar mandi sialan ini.

" Lo di mana si mar, ini ibu berambut pendek sudah di ruangan, dan katanya yang telat di hukum!"

" Apa? Anjir gila banget, OTW!"

Gue lari sekencang-kencangnya terakhir tiya bilang mereka kumpul di ruangan kosong dekat ruang kelas 10-3. Ah yang benar aja, ruangannya berada di sudut terdalam sekolah. Apes-apes.

Saat sampai di kelas ternyata ibu berambut pendek yang katanya tiya sudah datang dan akan memberi hukuman bagi yang terlambat tidak berada dalam kelas. Side eyes terjadi! Ini side eyes paling mengerikan versi gue, kemana perempuan menyebalkan itu. Dia ngerjain gue? Di pikir lucu? Tidak!

Gue ga peduli, setiap sudut ruangan gue cari, sudah seperti orang yang sedang kehilangan barang hingga sampe adik kelas negur gue. Iya ga sih adek kelas? So....dia bintang satu.

" Kak, nyari apa?" Tanyanya sopan.

" Oh, lo liat wanita tinggi yang rambut panjang ga? Kek nya dia terakhir pake Hoodie hitam"

Percuma sih gue tanya dia, pasti ga kenal, berhubung ya kita emang ga terkenal, mungkin?

" Oooooooo kak tiya ya kak?"

Kimbek, dia kenal?

" Hah? Eh iya, Lo liat?"

" Liat kok tadi, kakak itu tadi udah di kelas, tapi sekarang udah pergi sama cowok di suruh ibu,"

" Ibu? Jadi tadi ibu udah datang?" Tunggu? Tiya bohong atau ga sih?

" Belum sih kak, ibu hanya manggil mereka di grup, suruh beli minum sama bang Ketua,"

Dengan cepat gue langsung cek hp, ternyata benar, nama tiya disebutkan dalam grup bersama dengan satu nama cowok yang ga gue kenal tentunya. Di suruh beli minum, ciak kasian banget.

" Oh ok lah, thanks ya,"

" Iyah kak, eh iyah, ini kertas lagu nya kak," adik itu serahin gue 3 lembar kertas, dengan seksama gue memperhatikan setiap not di dalam kertas. Ah gampang. Gue paling suka belajar not.

***

Satu setengah jam di dalam ruangan, gue dan tiya duduk paling belakang, ah membosankan dan melelahkan, dari tadi hanya belajar ha-ha-ha-ha dengan nada tempo tinggi rendah. Ah kapan langsung ke inti? Gue ga butuh pemanasan.

Kali ini giliran kelompok suara 2 yang di tes guru. Gue sama tiya suara 1, emang kami sehabat sejati, saat tes suara aja kami di tetapkan di tim soprano.

Ini sudah jam tengah 5 latihan kelar jam 5, nunggu setengah jam lagi rasanya nunggu satu abad. Saat gue sedang topang dagu tiba-tiba adek kelas nyenggol tangan gue, ga sopan banget SUMPAH.

Gue otomatis balik badan, ternyata mereka kelompok bass, mereka ketawa dong karena ulah dari kawannya. Amarah gue terjeda sebentar, ga sengaja ngelirik cowo ganteng yang hanya senyum tipis liat kelakuan kelompoknya, di lihat dari tanda bintang di baju, kita seangkatan. Kok gue ga pernah liat ya?

" Lo pada mau gue sikat?" Ancam gue, kesel banget, gue bilang gitu malah makin ketawa.

" Sikat pake apa kak? Lo di kita gantung di pohon juga mudah banget" ucap anak satunya.

" Apa? Ga sopan banget sih Lo!"

" Kan benar kak, soalnya lo kecil banget, kek anak SD, ngapain nongkrong di sekolah SMA kak?"

" Hahahahah,". Ketawa mereka kompak.

" Sialan!" Ini nih yang paling gue ga suka, bawa-bawa tubuh pendek mungil gue, tapi jujur loh gue tuh emang mungil, tubuh gue kek cewek-cewek pemain dracin, tau kan? Seimut apa mereka? Ya begitulah imutnya gue😚.

Tapi kalau soal di ledekin adek kelas gue kesel banget, anak zaman sekarang gitu ya? Gada sopan-sopannya. Itensi gue teralihkan lagi, kali ini bukan karena cowok ganteng itu, tapi karena tiya ngobrol sama cowok di sebelah cowok ganteng gue. Kok kompak?

" Eh sut, Lo kenal dia?" Kepo dong gue nya.

" Kenal, kan ketua paduan suara kita, Lo gatau?" Otomatis gue geleng-geleng kepala, kan benar gue emang ga kenal.

" Makanya hidup itu bergaul, dan cek grup jangan nonton DRACIN MULU,".

" Yeeee, yodah gosah jawab, ga butuh jawaban juga,"

Tiyaa menghela nafas " itu namanya Zeros, yang sebelahnya...." Tiya menjeda sedikit ucapannya. Gue langsung antusias. Tanpa nanya ke tiya dia niat kasih tau sendiri nama cowok itu, hihihi asik.

" Kenapa Lo semangat banget?" Tanya tiya intimidasi.

What? Ketara banget emang?

" Tangan lo remes gitu, mata mendadak membulat, telinga terbuka lebar, dan badan Lo terlalu mendekat, tandanya Lo semangat,".

" Ah enggak, biasa aja kali,".

" Ckckck yang sebelah Zere itu namanya Khalgiro, mereka kawan, katanya sih,"

" Oh" cuek gue, gamau terlalu tertera kek tadi, tapi sekarang gue udah tau namanya, uuh senengnyaaaaa.

" Oke nak, latihan sudah selesai, dan karena lomba kita tiga bulan lagi, kek nya kita bakal latihan setiap hari, setiap pulang sekolah, gakpapa kan?"

" Gakpapa Bu," ucap yang lainnya

Ih! Main gakpapa-gakpapa aja, Lo aja kali yang mau latihan setiap hari, kek ga ada kerjaan, ya mau ga mau gue akhirnya pasrah, seneng juga, berarti jumpa dia tiap hari!

MARANATHA Where stories live. Discover now