"Tadi katanya nggak suka!"

"Gue udah confess!" ucap Juna membuat kawannya lagi-lagi membelalakkan mata. "Gue bahkan belum nembak, tapi dia udah nolak gue mentah-mentah. Gue udah beberapa kali liat dia berduaan sama si Noel, dan gue rasa Naya suka sama tu orang." Baru kali ini Juna kelihatan gabrut alias galau brutal. Tapi respon Bagas malah ...

"Bagus!"

"Apanya yang bagus?!" rutuk Juna emosi.

"Udah paling bener Naya sama si Noel aja. Gue nggak mau kalau dua sahabat gue sampai jadi renggang gara-gara cewek!" tegas Bagas. Ia berlari pergi setelahnya, meninggalkan Juna yang berdiri terpaku dengan wajah ... muram.

***

Naya menunggu Ryena di depan pintu kelas 12-A. Ia menunduk waktu Juna dan kawan-kawannya berjalan melewatinya untuk pergi ke kantin. Ia sama sekali tak melihat waktu Juna cemberut gara-gara melihatnya memegang susu strawberry beserta selembar sticky note yang tadi dibicarakan Bagas.

Naya menunggu cukup lama di depan pintu. Menatap satu per satu murid kelas 12-A yang berjalan keluar melewati pintu, tapi Ryena tak kunjung terlihat. Padahal Daniel sudah mengatakan tadi, bahwa gadis itu masuk sekolah dan ada di dalam kelas.

Waktu dirasa kelas 12-A sudah cukup sepi, Naya memberanikan diri untuk melihat ke dalam. Ternyata gadis yang dicarinya sedang duduk di bangkunya dan membenamkan wajahnya di atas meja.

Tok tok!

Meski ragu, Naya mengetuk pintu kelas. Sesaat kemudian Ryena menoleh ke arah pintu dan segera duduk tegap seraya melambaikan tangan ke arah Naya dengan senyum merekah. Tapi kali ini, Naya merasa ada yang berbeda dengan senyum gadis itu. Ryena kelihatan tak seceria biasanya.

"Kamu kenapa? Sakit?" tanya Naya khawatir, seraya melangkah masuk menghampiri Ryena yang hanya menggeleng menanggapi ucapannya.

"Eh? Ada lagi?" tanya Ryena dengan mata membelalak waktu melihat susu strawberry di tangan Naya. Ia senyum-senyum waktu Naya mengangguk. Tatapannya berubah penuh arti waktu membaca tulisan di selembar sticky note yang tertempel di susu strawberry itu.

'Halo, Naya. Lama nggak nulis pesan buat kamu. Apa kamu nunggu aku nulis sesuatu untuk kamu lagi belakangan ini? Oh iya, aku seneng banget liat kamu punya temen makan. Akhirnya kamu nggak makan sendirian lagi. By the way, kamu jutaan kali lebih cantik kalau ketawa. Sering-sering ketawa ya. Bahagia terus, cantik!'

"Mau juga mau punya secret admirer," ucap Ryena, kembali membenamkan pipi kirinya di atas kedua tangan yang ia lipat diatas meja.

Naya memperhatikan gadis di sampingnya lamat-lamat. Ia jelas merasakan ada yang berbeda dengan Ryena.

"Kamu kenapa? Kok tumben lesu gini. Lagi ada masalah?"

Ryena tersenyum melihat kekhawatiran di sorot mata Naya waktu menatapnya. Di antara banyaknya teman yang ia miliki, cuma Naya yang bertanya begitu padanya hari ini. Entah yang lain tak menyadari atau memang tak peduli.

"Kayanya Juna punya pacar deh, Nay."

"Hah? Kamu serius?" tanya Naya penuh keterkejutan. "... Tau dari mana?" lanjutnya.

Ryena mengambil ponselnya di bawah meja, kemudian menunjukkan screenshoot instastory Juna semalam yang membuat jantung Naya berdegup kencang. Bukan berdebar karena bahagia, tapi justru merasa bersalah.

 Bukan berdebar karena bahagia, tapi justru merasa bersalah

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
Babu || Kim Junkyu (Re-write)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن