Langsung saja remaja itu masuk kedalam mobil yang bahkan bukan miliknya. Tapi biarkan saja! Ia akan kabur setelah para berandalan itu pergi dari sini.
"Kemana larinya anak itu?!"
Reflek, remaja yang bersembunyi didalam mobil itu menunduk. Matanya terpejam dengan belah bibir yang bergumam tak jelas.
"Aku belari ke arah kiri, pergilah." gumamnya lirih, nyaris berbisik. Berharap berandalan itu segera pergi.
"Kita kehilangan jejaknya!"
"Ini karna kau terlalu lelet berlari!"
"Hey, jangan menyalahkanku!"
"Diam! Dia pasti belum jauh dari sini, ayo."
Si remaja menghembuskan nafas lega begitu para berandalan yang mengejarnya sudah berlalu dari sana.
Sontak saja ia menyandarkan punggungnya. "Hampir saja!"
Menghela nafas, remaja itu menolehkan wajah ke samping. Detik berikutnya, ia terkejut dengan mata yang melebar sempurna.
"A-Astaga!" belah bibirnya terbuka. Syok memandang ke arah pria yang berada di kursi kemudi.
Lantas mata remaja itu mengerjap beberapa kali kala melihat posisi dua bayi yang sepertinya berusia satu tahun. Satu bergelantung pada stir mobil sembari memainkan air liur, satunya lagi sedang mencoba memakan hidung bangir pria yang sepertinya pemilik mobil itu.
Tapi—pemandangan seperti apa ini?!
Remaja bernama Lee Taeyong itu seketika menggeleng syok dan membalik badan untuk segera keluar dari mobil tersebut.
Namun pintu sudah terkunci. Taeyong pun panik dan mencoba membuka pintu mobil terus menerus.
"Kau akan mengganti rugi jika itu rusak."
Suara berat dan bernada dingin itu menusuk indra pendengaran Lee Taeyong. Perlahan remaja itu pun kembali menoleh ke arah samping.
Saat itu juga, bayi yang tadi bergelantung di stir mobil, berpindah di pangkuannya tanpa izin.
"Apa-apaan ini?!" Taeyong melotot tak terima menatap pria yang sudah memindahkan bayi itu ke pangkuannya. "YA Ahjussi! Aku ingin keluar jadi ambil kembali anakmu!"
Pria yang Taeyong panggil dengan sebutan 'Ahjussi' itu nampak tak perduli. Hanya fokus memposisikan satu bayi lagi di pangkuan. Kemudian tanpa basa basi langsung menjalankan mobil.
Hal itu berhasil membuat Lee Taeyong panik di tempat.
"Hey turunkan aku!"
Tidak ditanggapi.
"Ahjussii!" Taeyong semakin panik dan masih tidak di tanggapi.
"YA!" Ia memekik begitu jalan yang menuju rumahnya di lalui begitu saja. "AHJUSSI KAU MELEWATI RUMAHKU!"
Tetap saja, tak ada tanggapan yang berarti. Pria yang menyetir itu masih fokus ke arah depan seolah tak terganggu dengan teriakan nyaring remaja di sampingnya.
"Ahjussi rumahkuuuu!" rasanya Taeyong ingin menangis saat ini juga.
Ayolah, dia masih berumur 17 Tahun sekarang! Dan bagaimana bisa ia tidak panik ketika rumahnya dilewati begitu saja dan ia berada di mobil pria asing?!
Apa ia akan di culik?!
"Ahjuss–"
"Diamlah, aku akan nengantarmu pulang nanti." potong pria itu. Rautnya sepertinya sudah muak mendengar racauan si remaja.
Tapi hal itu tidak mungkin di percayai begitu saja oleh Taeyong. Pikiran remaja itu bahkan semakin melambung jauh. Ia panik tak karuan.
Namun di sela itu, Taeyong tersentak kala tangan kecil menepuk pipinya.
"Ma-Mam-Mam-Ma!" setelah bergumam demikian, bayi di pangkuan Taeyong terkikik gemas.
Mata bulat si remaja lantas mengerjap pelan. "Apa kau barusan memanggilku Mama?"
Seolah mengerti dengan pertanyaan itu, sang bayi dengan raut binarnya mengangguk seraya menepuk tangan. "Ma-Mam-Ma!"
Taeyong sedikit syok. Sedang pria di sampingnya melirik sekilas sebelum mengucapkan kata yang menbuatnya semakin syok.
"Kau cocok jadi Mamanya. Jadi menikahlah denganku."
"AKU MASIH SEKOLAH AHJUSSI!"
"Berarti jika sudah lulus kau mau?"
"TIDAK!"
Yang benar saja! Mereka bahkan tidak saling kenal, bagaimana bisa Taeyong mau?! Terlebih pria itu nampak jauh lebih dewasa darinya.
Benar-benar gila!
Taeyong rasanya ingin segera keluar dari mobil pria asing ini!
Tbc or Unpub?
Akhirnya jadi ngerilis cerita baru di awal Tahun 2024. Jadi ayo tentuin di atas, cerita ini kita lanjut atau baiknya di unpub aja
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
