Story 2 - Anak yang Diremehkan

2 1 8
                                    

"Hoam ...."

Aku menguap. Jam pelajaran masih lama, membuatku semakin mengantuk karena mereka hanya mengulang materi yang sudah pernah dibahas.

"Akhir semester memang selalu begini, ya ...," ucap teman sebangkuku tersenyum kecut. Seorang gadis berambut pirang panjang yang tampak dewasa. Terkadang aku minder karena jika dibandingkan, dia seperti wanita dewasa yang tertinggal dan aku hanyalah gadis kecil yang lompat kelas. Orang-orang berpikir begitu, padahal umur kami sama, 16 tahun. Juga, dialah yang lebih pintar dariku.

Namanya Krila, anak terpintar di kelas dan menguasai berbagai elemen. Kamu mungkin akan terkejut, sebab di dunia kami, 5 tahun lalu terjadi suatu retakan dimensi dan menyebarkan mana ke seluruh bumi. Mana bersifat larut, jadi mereka terserap ke seluruh bagian bumi. Udara, permukaan, bahkan makhluk hidup.

Sudah banyak dalam game, komik dan novel, kekuatan magis yang dapat digunakan oleh penyihir. Selalu ada seolah tak terbatas, padahal mereka hanya berputar-putar saja. Meski jika retakan itu tidak muncul lagi aku yakin, seluruh mana yang ada di permukaan ini akan menyerap ke dalam bumi, sepertinya sekitar beberapa ratus tahun saja. Lebih cepat daripada sampah plastik yang kamu buang sembarangan terurai.

Mana sendiri tidak sama seperti di dunia imajinasi, dia tidak bisa dilihat seperti status dan dirasakan mengalir dalam tubuh. Larut bagaikan air yang bisa mengembun dan menguap. Kalau kamu ingin menyebutnya larutan sihir, silahkan saja. Bukan karena merupakan sumber kekuatan magis dalam tubuh bernama mana, tetapi diberi nama mana karena merupakan sumber kekuatan magis. Di beberapa negara lain disebut ilmu gelap, tergantung sebutan saja apa yang kalian gunakan.

Itu tidak terlalu penting. Karena hari ini mengulang pelajaran sejarah, dan hari ini bertema magis, lebih baik kalian dengarkan sendiri.

"Jadi, pada kejadian 5 tahun lalu, ibu sendiri merupakan salah satu yang menyaksikan retakan itu terbuka. Ada banyak orang yang langsung menyadarinya dan menggunakan kekuatan sihir secara tiba-tiba. Yang lain kebanyakan terkejut dan menganggap itu sesuatu yang berbahaya."

Ibu guru mengambil spidol, menuliskan sesuatu di papan tulis.

"Akan tetapi, di sana terdapat anak kecil berbakat yang memahami seluruh konsep dari apa yang kita sebut mana. Dia menggunakan kekuatannya yang sangat dahsyat dan menghentikan seluruh sihir orang-orang sembarangan dalam sekejap."

Ibu menarik tangannya, meletakkan spidol di meja. Dia menoleh ke arah kami, melanjutkan penjelasan.

"Anak itu bisa dibilang adalah 'jenius'. Saat ini keberadaannya tidak diketahui, sebagai penghargaan terhadapnya dan privasi. Namun ada rumor beredar, bahwa pemerintah hanya beralasan karena anak itu bisa menyembunyikan keberadaannya sendiri tanpa seorang pun tahu."

Ibu guru masih lanjut menjelaskan, tetapi sekejap kepalaku tertoleh ke arah seorang anak yang tertidur di ujung kelas. Dia berambut hitam, memakai jaket hitam, kepalanya ditutupi oleh kerudung dari jaket yang dia kenakan. Wajahnya tidak begitu terlihat karena aku melihat dari belakang dan rambutnya sedikit panjang.

Aku menonjol-tonjol pelan paha Krila. Memanggilnya untuk bertanya soal anak itu.

"Hei, Krila. Bukankah dia anak yang selalu menghilang di jam pelajaran sejarah? Kenapa hari ini dia berada di tempat duduknya?"

Krila berpikir sebentar. Lalu dia menoleh ke bawah ke arahku dengan senyuman, "mungkin dia ingin memperbaiki diri dan belajat dengan giat?"

Wajah senangnya ketika memedulikan orang lain selalu membuatku kagum. Namun, bukan itu yang penting sekarang.

... eh, apakah ada yang penting?

Aku sadar diri. Pembahasan kita sama sekali tidak penting, jadi aku ingin segera meminta maaf untuk Krila karena sudah mengganggu waktunya.

Random Short Storyजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें