Perlahan kang Ardi mendekat ke arah mereka. Setelah sudah di tepi sungai kang Ardi melepas semua pakaiannya. Melihat itu Rangga dan Irwan terpana dengan kontol kang Ardi, masih lemas sudah terlihat panjang dan besar. "Wah kang, kontol akang besar banget walaupun masih lemes peler kang Ardi juga besar banget" Mendengar hal itu kang Ardi sedikit tertawa "karena akang sering ngurut jadi panjang gede juga" "Tapi kang punya Irwan kok masih segini aja, padahal sering Irwan urut juga" "Irwan masih 14 tahun pasti bisa gede lagi kok, sama seperti Rangga yang masih 16 tahun" Jawab kang Ardi

"Gimana sih kang cara urutnya biar kaya punya kang Ardi?" Tanya Rangga penasaran. Kang Ardi lalu melihatkan gimana biasanya ia mengurut kontolnya. Kontolnya perlahan ngaceng saat ia sedang mengurut "wah kontol kang Ardi ngaceng" Heboh Irwan saat melihat kontol kang Ardi ngaceng. Kang Ardi memberikan contoh ia saat mengurut "wah kang Rangga jarang mengurut peler Rangga kaya akang" "Ndak apa-apa, tapi sesekali dicoba diurut juga" Kang Ardi sedikit maju untuk mengurut peler Rangga.

"Rasakan urutan kang Ardi, terus nanti kamu bisa ngurut sendiri" Dengan perlahan kang Ardi mengurut peler Rangga, kontol Rangga ngaceng saat di urut oleh kang Ardi. Irwan melihat bagaimana kang Ardi memijat akangnya. Tak berselang lama "arghhh kang, Rangga mau keluar" "Eh eh jangan keluar, tahan Rangga kalau di urut tidak boleh sampe keluar" "Arghhh kang, udah ngga kuat. Arghhh CROTTT CROTTT CROTTT" Rangga pancut walaupun sudah kang Ardi peringatkan, 7 kali pejuh Rangga keluar.

"Saat diurut kamu harus menahan untuk tidak pancut, tapi sekarang tidak masalah. Kedepannya kamu harus bisa menahan untuk tidak pancut" "Iya kang, jadi harus ditahan kang karena Rangga pancut kalau ingin keluar. Baik kang kedepannya Rangga tahan agar tidak pancut" "Kamu juga harus belajar Irwan, jangan pancut jika diurut" "Iya kang, Irwan akan belajar juga agar tahan tidak pancut saat di urut" Gantian Irwan yang di urut oleh kang Ardi "bagus Irwan kontol kamu sudah lumayan besar juga 16 cm, pasti akan bertambah lagi hampir sama seperti punya Rangga yang 18 cm"

Sama seperti akangnya Irwan belum bisa menahan untuk tidak pancut 5 pancutan pejuh Irwan keluar. "Kang, Rangga ingin memengang kontol abang boleh?" Ia langsung mengiyakan permintaan Rangga. "Wah, kang keras sekali kontol akang besar panjang pula. Peler akang juga sama gede keras juga, pejuh akang belum keluar?" "Belum, karena akang masih takut buat ngentot sama mbk icha. Dan akang juga ngga pernah ngocok kontol akang bulan ini biasanya akang ngocok sebulan sekali" "Wah, pasti pejuh akang sangat banyak?" Tanya Irwan sambil memegang peler kang Ardi.

"Sepertinya" "Kang, Irwan pengen liat pejuh akang boleh? Akang hari ini pancut ya... Kang" Kang Ardi tidak langsung mengiyakan tapi ia juga sangat ingin keluar "iya kang, akang pancut ya.... Rangga juga penasaran sama pejuh akang" Setelah berberapa menit berfikir kang Ardi akhirnya mengiyakan "baiklah, tapi kang Ardi keluar nya lama" "Gpp kang, nanti aku sama akang Rangga bantu kang ardi keluar" Irwan sangat bersemangat saat kang Ardi memperbolehkan mereka melihat pejuhnya.

Kang Ardi mengocok kontol nya dan Irwan sedikit memijat peler kang Ardi. Sekitar 45 menit kang Ardi mengocok kontolnya "arghhh akang mau pancut" "Keluarkan kang, Rangga mau liat" "Arghhh akang pancut CROTTT CROTTT CROTTT CROTTT" Sebanyak 20 pancutan pejuh kang Ardi keluar. "Wah banyak banget kang, kentel juga pejuh akang. Pantesan mbk Icha langsung hamil pejuh akang banyak kentel gini" Kang Ardi hanya tersenyum mendengar celotehan Rangga. "Sekarang ayo kita pulang, udah mau maghrib" Mereka bertiga langsung mengeringkan badan dan pulang ke rumah karena sudah mau maghrib.

"Kang, kapan-kapan Rangga boleh minta urut akang?" "Boleh, nanti akang urut punya Rangga sama Irwan juga" "Yey, kontol Irwan pasti akan kaya punya kang Ardi" Mendengar hal itu kang ardi tersenyum sambil mengusap rambut Irwan. Mereka bercerita hingga tidak sadar sudah di depan rumah Rangga dan Irwan "sekarang masuk dan belajar besok sekolah" "Baik kang, akang hati-hati pulang nya" "Iya" "Dadah akang" Ucap Irwan sambil melambaikan tangannya saat kang Ardi pergi dari rumahnya.

"Baru pulang kang?" Tanya Icha saat masuk ke rumah "iya dek, dari mandi sungai sama Rangga, Irwan juga. Gimana dedek nakal ngga?" Ucap kang Ardi sambil mencium perut Icha yang sudah membesar karena sudah 4 bulan. "Ngga kang, cuma gerak nya sudah lumayan sering" "Baik-baik ya Dedek. 5 bulan lagi dedek keluar" Mereka berdua jalan ke meja makan karena sudah maghrib dan waktunya makan malam.

Seperti biasa kang Ardi akan mengurut kontolnya. Icha masuk ke kamar "dek, mas pengen ngewe, Udah lama ngga keluar di dalem" Rayu kang Ardi agar Icha mau diajak senggama. "Yuk mas, Icha juga pengen juga" Mendengar hal itu kang Ardi mencumbu bibir Icha sambil melepas pakaian Icha hingga naked. "Arghh kang" Racau Icha saat kang Ardi mulai menciumi vagina Icha dengan jari-jari nya yang masuk ke liang peranakan Icha.

Kontol kang Ardi sudah terangsang hebat precum terus keluar ujung kontol kang Ardi. "Akang masukin ya.. Dek" Dengan perlahan kang Ardi memasukkan kontol nya ke vagina Icha. Hingga kontol nya telah masuk sepenuh nya ke vagina Icha, kang Ardi menggenjot perlahan sambil manahan tubuhnya agar tidak menekan perut Icha. Setelah Icha sudah bisa menikmati gejotan kang Ardi, ia menambah kecepatan genjotan nya. Sedangkan Icha hanya bisa mendesah dan meracau keenakan.

30 menit mereka bersenggama Icha sudah 2 kali orgasme sedangkan kang Ardi belum mengeluarkan muatan nya. "Arghh kang Icha sudah capek kang" "Sebentar lagi dek, akang keluar" Setelahnya kang Ardi membantu Icha untuk berganti gaya doggy style. Kang Ardi terus menggenjot liang peranakan Icha sambil meremas payudara Icha dan menahan perut Icha dari genjotan nya. Peler kang Ardi mulai naik ke pangkal kontolnya "arghh dek akang mau keluar dek arghhh" Kang Ardi menambah kecepatan genjotan nya membuat Icha semakin bergerak tidak karuan. "ARGHHH ARGHHH KELUAR, AKANG KELUAR TERIMA PEJUH AKANG DEK" geraman kang Ardi saat sudah mendekati puncaknya hingga

ARGHHH ARGHHH
CROTTT CROTTT CROTTT CROTTT CROTTT

12 pancutan membuat perut Icha semakin begah dari pejuh kang Ardi. Kang Ardi dengan perlahan mengeluarkan kontolnya dan pejuh yang tidak bisa ditampung keluar ke paha Icha. Karena kelelahan Icha tertidur dan kang Ardi yang membersihkan sisa dari persenggamaan keduanya. Dan ikut tidur di samping Icha setelah semuanya telah bersih.

TradisiWhere stories live. Discover now