2

288 24 2
                                    

Disclaimer

Harry Potter@JkRowling
Sweet@Dayaaanadiv

Cerita saya asli dari pikiran saya sendiri, saya hanya meminjam nama dan pemeran dari kepemilikan JK Rowling
.
.

2

3 April 2008

Harry berjalan mondar mandir sendiri di kamar nya, Draco sendiri sudah sadar dari pingsan jangka pendek nya tersebut. Sesekali dia melihat Scorpius yang sedang duduk bersedeku di samping ayahnya.

"Kau ini sebenarnya kenapa? berhenti membuatku takut Dray."

Draco mendengus turun dari kasur membiarkan Scorpius terjengkang akibat duduk di atas selimut yang membalut tubuh Draco.

"Kau yang membuatku takut. Ck lupakan, biarkan aku memelukmu lagi sepuasnya."Kali ini Harry yang mulai menampilkan wajah jijiknya.

" Tidak ada pelukan sebelum mandi." Tolak Harry.

Mendengar Draco menghela nafas, Harry segeran menggendong Scorpius untuk turun dari kasur, dan membawanya keluar dari kamar. Draco sendiri menampilkan wajah memelasnya, dan bertindak seperti akan menangis, Harry sih tidak peduli.

Melihat Harry yang sama sekali tidak menggubris nya, Draco segera masuk ke kamar mandi. Jika di fikir sudah sekitar dua jam an dia berada disini. Dari awalnya yang syok dan pingsan lalu berbicara sesuatu yang menurut Harry sangat ngelantur dan mengatai nya gila.

Draco tidak mau berasumsi lebih dahulu tentang kejadian ini, awalnya dia kira dirinya terlempar ke masa lalu saat Harry dan Scorpius masih ada disamping nya. Namun mendengar perkataan Harry tadi  dirinya mulai berfikir ia mengalami mimpi panjang.

Harry melongo mendengar penuturan Draco yang baru saja pingsan lalu memeluknya sambil meracau dan mengucapkan seribu sayang kepadanya, sedangkan Scorpius terlihat bahagia berada di tengah pelukan dia orang dewasa tersebut.

Tangan Harry telulur untuk mengelus punggung tegap Draco guna menenangkan saat mendengar isakan di bahu nya.

"Scorpius bisa ambilkan minum untuk Daddy?"

Scorpius mengangguk semangat dan berlari keluar kamar untuk mematuhi perintah papanya.

Harry mendorong bahu Draco lalu melihat Draco yang sedang menunduk menangan isakan nya. Baru setelah semuanya terlihat kondusif Harry mulai menanyakan apa yang terjadi.

Butuh waktu sekitar setengah jam sendiri untuk Harry memahami perkataan Draco, tentang cerita dia yang tewas bersamaan dengan Scorpius...

"Kau benar benar menyumpahi aku mati? "

" TIDAK. "

Lalu kegilaan dia saat Harry pergi bersama putranya, merujuk pada malam di saat dia merapikan semua barang Harry hingga berhenti ketika dia tertidur...

"Kau gila Dray, sepertinya Blase memukul mu terlalu keras kemarin."

"Tidak aku berani bersumpah, mungkin aku mengalami perjalanan waktu Love, aku pernah mengalami hal yang terjadi pagi tadi."

Harry tersenyum simpul lalu menusuk dada Draco dengan dua jarinya. Scorpius sendiri sudah kembali bermain dengan boneka di samping Draco, untung anak itu tidak rewel seperti biasanya.

"Dengar Dray, mungkin kau hanya bermimpi. Tidak ada yang namanya perjalanan waktu atau apalah itu. Berhenti terlalu larut pada kesedihan pada mimpi mu itu."

"Tapi.. "

"Drayy.. "

"Percayalah padaku Rry, aku tidak berbohong. Itu terasa nyata... "

"Kau ini sebenarnya kenapa? berhenti membuatku takut Dray."

...

Draco menuruni tangga rumahnya melihat Harry yang sedang memasak dan Scorpius yang bermain mobil mobilan. Draco sendiri membawa langkah untuk berlari ke arah Scorpius dan segera menyambar anak itu kedalam pelukan nya.

Scorpius terkikik merasakan geli saat ayahnya menciumi perutnya bertubi tubi, wajahnya sudah memerah. Draco sangat merindukan anak nya ini, wanginya, tawanya, senyumnya, jailnya. Draco benar benar tidak bisa membendung rasa bahagia.

Draco mulai berfikir dan meminta, semoga kejadian yang lalu hanyalah mimpi belaka seperti kata Harry, tapi jika ini adalah mimpi maka biarlah Draco egois. Semoga tidak ada yang pernah membangun kannya.

"Pansy dan Hermione akan berkunjung hari ini, ku dengar kalian kemarin sedikit cekcok?"

Draco menurunkan Scorpius dari gendongannya menyebabkan anak itu segera berlari menjauh dari jangkauan ayahnya.

Draco berusaha mengingat apa yang terjadi kala itu, agar dia bisa berperilaku sedikit normal disini.

"Hanya masalah pekerjaan, bukan sesuatu yang penting. " Ucapannya sambil memeluk Harry.

"Sejak kapan pekerjaan mu itu tidak penting?"

Harry bertanya sambil membalas pelukan Draco padanya, itu terasa sangat hangat.

"Kau dan Scorpius lah yang terpenting bagiku."

"Siapa yang mengajarkan dirimu untuk berkata manis? Apa karena mimpi aneh mu itu?"

Draco terkekeh mendengar ucapan ketus Harry jika dirinya menyangkut pautkan apa yang terjadi pagi tadi.

"Mungkin, tapi aku bersyukur. "

Draco tidak akan menyiakan nya kali ini, dia akan berusaha semampunya untuk melindungi Harry dan Scorpius bahkan jika harus mengorbankan nyawanya sendiri.

"Daddy awas tembak...... piw piw. "  Teriak Scorpius memecah keromantisan dua orang lainnya. Draco tertawa sendiri melihat Scorpius yang menggunakan lego mainkan yang terpasang tidak rapi untuk di jadikan senapan.

"Akhhh Daddy tertembak" Balas Draco tidak kalah dramatis untuk menanggapi permainan putranya.

Harry sendiri geleng geleng melihat Draco, segera setelah itu ia berbalik menuju dapur meninggal kan keduanya.

Harry mengangkat piring untuk ia taruh di meja makan, dari tadi perasaannya tidak menentu. Dia malah memikirkan tentang cerita Draco tadi tentang mimpi nya. Hanya saja melihat semuanya normal dia mencoba menepia kembali fikiran negatif nya.

Baru setelah itu dia bisa berfikir jernih dan tidak berburuk sangka. Harry menoleh ke arah Draco dan Scorpius yang sedang bermain, dirinya mengamati setiap pergerakan Draco, hingga matanya menyipit melihat luka melintang di bagian leher Draco.

"Sejak kapan Draco mempunyai luka itu?"

Ucapanya pada diri sendiri.

.
.
.

Jangan lupa vote and komen
Selalu dukung author agar lebih semangat
Jangan jadi sider
See you

Sweet Where stories live. Discover now