♧°•Lembaran Baru•°♧

14 3 0
                                    

"Tahun ini, benar-benar buruk. Aku membencinya. Kenapa..? Apa aku tidak dapat bahagia?". Batin Sachie. Kisaki Sachie, gadis SMA yang tidak punya kehidupan. Tidak punya teman, sahabat, pacar, bahkan orang tua.

Mereka bercerai di bulan Juni lalu. Dan sang ibu yang tinggal bersamanya kemudian meninggal pada bulan selanjutnya akibat depresi. Sebelum hari itu terjadi pun, ia sudah menjadi korban bully. Dan banyak hal-hal lainnya yang membuatnya ingin menyerah di tahun ini.

Manik ungu nya menatap langit oranye di pagi hari. "Ah.. iya juga. Sebentar lagi tahun baru ya..". Mata nya menatap sendu. Meratapi hidupnya yang sepi. Senja sebentar lagi menyapa. Ia memutuskan untuk mandi dan bersiap untuk sekolah.

"Kaa-san, ittekimasu". Ucapnya di depan altar sang ibu. Ia pergi ke pintu depan dan mengenakan sepatunya. Saat ia membuka pintu, ia merasakan akan ada hal baru yang terjadi.

.

.

.

.

.

Bel berbunyi sekitar sepuluh menit setelah ia duduk di bangku nya. Terdengar suara langkah kaki masuk ke dalam kelas.

Tampak seorang guru berkacamata berambut pendek, diikuti dengan seorang siswa yang terlihat ceria.

"Pagi semua. Hari ini kalian kedatangan teman baru. Uchida-san, kenalkan dirimu"

"Baik, sensei"

......

"Halo semuanya! Namaku Uchida Hiroyuki. Salam kenal dan mohon bantuannya!". Lelaki bermarga Ichida itu membungkuk.

"Ternyata memang anak yang ceria," batin Sachie.

"Silahkan duduk dimanapun yang kau suka, Uchida-kun"

"Baik!," balasnya. Ia mengamati sekeliling kelas. Dan menangkap kursi disamping Sachie. Sachie yang menyadari hal itu tersontak sedikit. Sementara Uchida berjalan ke arah bangku itu.

"Hey anak baru, kau yakin mau disana? Kau tahu? Duduk di depan dia saja sudah tidak enak, hahahahhaha," ucap salah seorang anak yang duduk di depan Sachie. Tawa anak itu dilanjut dengan beberapa murid di kelas.

"Memangnya kenapa?," celetuk Uchida.

"Eh?"

"Memangnya dia berbuat salah?," lanjutnya.

"E-eh.. y-ya.....," balasnya dengan gelagapan. Uchida akhirnya duduk dan anak-anak itu akhirnya bungkam.

"Hey," bisik anak itu kepada Sachie. "Hiroyuki, panggil aja Hiro. Namamu?," tanya anak itu. Mau tak mau, Sachie harus membalasnya.

"Sachie"

"Nama yang imut! Salam kenal ya, Sacchin!," balasnya.

"Apa-apaan dengan nama panggilan itu," adalah kalimat pertama yang terlintas di batin Sachie.

Sejak saat itu, hari-harinya dipenuhi dengan kerusuhan dari Hiro. Entah saat belajar, makan siang, olahraga, bahkan rehat sekalipun dipenuhi dengan suara renyah dan tawa dari Hiro. Ia juga selalu membantu Sachie menghadapi pembullyannya. Bahkan saat dia hampir dil3c*hk4n

"Sacchin, soal yang ini gimana
ya?~"
"Sacchin, makan siang bareng yuk!"
"Sacchin, ayo lomba siapa yang bisa duluan sampe 1 putaran!!"
"SACCHIN, BANGUN ADA GURUUU!!!!"
"Sacchin, kamu gapapa?"
"Sacchin, kamu ga diapa-apain kan?"
"Sacchin!"
"Sacchin~!!!"
"Ahahahaha, ahahahhaaha"

♧°•Lembaran Baru•°♧ || Oneshoot Special New Year 2024Where stories live. Discover now