"Kau menyinggungku."

Fang Duobing mendongak lagi, gurunya sudah memasang wajah masam yang menarik. "Shifu,"

"Siapa yang kau panggil shifu."

"Kau."

Li lianhua tersenyum lagi, "apa rencana tuan muda Fang? Merayuku sampai seperti ini, hmm?"

"Siapa yang merayu? Kau suka aku memanggilmu shifu?"

"Tentu saja, tidak. Aku tidak suka, sama sekali tidak."

"Shifu,"

"Hentikan."

"Shifu,"

"Xiaobao, hentikan."

"Shifu,"

"Baiklah, baiklah. Hentikan kekonyolan ini. Kau ingin aku melakukan apa?"

"Tidak ada,"

Li lianhua menghela nafas, "sudah, lepaskan aku."

"Kau mau mendengarkanku?"

Li lianhua menghela nafas lagi. Fang Xiaobao menatapnya penuh harap, "aku akan menyesali ini." Li lianhua bergumam pelan. "Katakan."

"Kau akan mendengarkanku?"

"Tergantung,"

"Kau akan mengikutiku?"

"Akan kupikirkan."

"Li lianhua,"

"Hmm?"

"Kau akan menipuku lagi, Kan?"

Li lianhua tertawa, "tentu saja aku akan menipumu."

Fang Duobing memasang muka masam, cemberut. "Aku akan mengatakan keinginanku, terserah kau mau dengar atau tidak.

Li lianhua, aku ingin kau mencoba hidup, mencoba untuk sembuh. Apa kau akan menurutiku?"

Li lianhua tersenyum, bicara dengan sangat lembut. "tentu saja tidak,"

Fang Xiaobao kembali menenggelamkan wajahnya dipinggang Li lianhua, berkata dengan keras kepala. "Kalau begitu aku akan berlutut seumur hidup."

Li lianhua tertawa geli, "Ehh? Aku sudah hampir mati, kau mau berlutut pada siapa?"

"Aku akan berlutut dimakammu sampai mati."

"Fang Xiaobao-"

"Karena itu, kau harus menurutiku,"

Li lianhua mengusap lembut pipi Fang Duobing, dia meraba-raba mengelus kepala pemuda itu. Fang Xiaobao sudah seperti keponakannya. Keluarganya yang paling dekat. Dia mengelus rambut Fang Duobing penuh sayang, suaranya sangat lembut saat bicara. "Kau harus merelakanku. Kau akan melukai dirimu sendiri jika terus seperti ini. Apa kau tidak merasa lelah?"

Fang Duobing menggeleng, "Aku tidak ingin menyesal. Walaupun aku tidak berhasil menyembuhkanmu, setidaknya aku tidak akan menyesal. Jika kau mati tanpa aku bisa melakukan apapun, aku akan menghabiskan sisa hidupku untuk menyesalinya. Apa kau akan membuatku menyesal seumur hidup?"

"Fang Xiaobao,"
.
.
.
.
Aku sudah lelah
.
.
.

Sangat, sangat lelah.

.
.
.

"Li lianhua??"

"Hmm?"

Fang Duobing tersenyum, "kau melamun lagi."

Mereka sampai direstoran kecil setelah berjalan beberapa jam. Fang Duobing menuntun Li lianhua kesalah satu tempat duduk, "kau tunggu disini. Tempat ini sangat ramai, aku tidak yakin mereka punya cukup pelayan. Jangan pergi kemana-mana, ya?"

Li lianhua tersenyum, "aku bisa pergi kemana? Aku lelah, aku bahkan tidak sanggup lagi berdiri."

Fang Duobing melihatnya dengan rasa bersalah, "aku akan berusaha mencari kuda. Tunggu disini sebentar, ya?" Dia kemudian meninggalkan Li lianhua disana. Pria itu menghela nafas lelah, tangannya yang tertutup mantel perlahan meraba-raba meja didepannya. Mencari gelas dan teko air yang biasa tersedia di meja restoran manapun. Sungguh merepotkan.

Ada bunyi cangkir yang diletakkan didepannya, lalu suara air dituang dari teko. Li lianhua diam sebentar, "Xiaobao?"

Tidak ada jawaban.

Cangkir didorong hingga menyentuh tangannya. Li lianhua mengeryit,

"Lao di?"

Masih tidak ada jawaban. Li lianhua menghela nafas, dia mengambil cangkir dan minum pelan-pelan. Saat Li lianhua meletakkan kembali cangkirnya, seseorang mengisinya lagi. Li lianhua tersenyum, kemudian minum lagi.

Cangkir diisi kembali, lalu Li lianhua minum lagi.

Cangkirnya baru kosong setelah lima putaran. Li lianhua tersenyum riang, "Lao di, kau tidak mau memberiku air lagi?"

Di feisheng diam saja. Dia merogoh Sela bajunya, mengeluarkan sesuatu seperti botol kecil. Di feisheng mengisi lagi cangkir Li lianhua kemudian menumpahkan seluruh isi botol kecil yang dibawanya. Mengaduknya pelan dengan ujung jari. "Minum."

"Aku merasa sudah cukup minum,"

"Minum."

Li lianhua hanya tersenyum. Dia tidak sama sekali bergerak meraih cangkirnya. Di feisheng kehabisan kesabaran, dia menenggak isi cangkir lalu menghantamkan Bibirnya ke mulut Li lianhua. Pria itu tiba-tiba seperti tenggelam, mulutnya dipenuhi air. Kepalanya ditahan kuat hingga dia tidak bisa bergerak. Li lianhua minum dengan paksa. Saat Di feisheng melepaskannya, Dia terbatuk-batuk dan wajahnya memanas.

Saat Li lianhua masih terbatuk dan terbatuk, di feisheng mendekat lalu berbisik. Suaranya seperti angin musim dingin. "Kau akan minum saat kusuruh minum, makan saat aku memintamu makan. Kau hanya akan mati saat aku mengizinkan. Furen,"

Pria itu lalu pergi, meninggalkan Li lianhua yang masih terbatuk dan terbatuk.

"Li lianhua?!"

Fang Duobing berlari mendekat, memeluknya lalu menepuk-nepuk punggungnya. "Apa yang terjadi? Kau tersedak?"

Li lianhua menggeleng, mengatur nafasnya perlahan. Dia terbatuk lagi sekali sebelum bicara, "aku tidak apa-apa." Terengah-engah, Li lianhua mendorong Fang Duobing menjauh, "duduk. Aku tidak apa-apa."

Fang Duobing baru duduk setelah dia yakin Li lianhua tidak akan jatuh tersungkur diatas meja. Dia melihat cangkir yang terguling diatas meja sebentar lalu memutuskan mengambil cangkir baru dan menuang air. Menyodorkannya pada Li lianhua. "Minum dulu,"

Li lianhua menggeleng, "perutku sudah penuh dengan air." Kepalanya menoleh dan matanya bergerak-gerak. Dia tetap tidak bisa melihat apapun. Semua masih terlihat seperti gabungan warna warni yang menyatu.

"Li lianhua? Ada apa? Kau mencari seseorang?"

"hah?"

"Kau menoleh kesana-kemari, apa kau mencari sesuatu? Seseorang menemuimu?"

"Ahh-"

Seorang pelayan tiba-tiba datang, membawa beberapa piring. Menatanya dengan ribut. Li lianhua menelan apapun yang ingin dia katakan, mengambil cangkir dan minum sedikit. "Makan dulu, aku lapar."

.
.
.
.
.
.





Little LotusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang