35. Selamat Tinggal, Banowati

Začít od začátku
                                    

Ryujin cuma satu-satunya cewek yang masih menangis dan tidak memperdulikan yang lain.

Pak Namjoon masuk disambut oleh sorakan anak-anaknya, beliau tersenyum dan terlebih dahulu menyalami Pak Junho dan Bu Yoona. Para jejaka menggeser bokong mereka keluar rumah, memberikan ruang untuk Pak Namjoon duduk.

Mereka berdua saling berbincang, Bu Yoona juga langsung masuk membuatkan Pak Namjoon minuman. Hendery yang duduk tepat di depan pintu, merasakan getaran di ponselnya dan langsung mengecek. Senyumannya singgah di wajah tampan pemuda itu, "gue pergi dulu ya nanti kalau udah mau balik telpon gue," pesannya kepada Sunghoon.

Sunghoon yang asik memakan keripik pisang itu mengangguk.

Hendery langsung berlari pergi entah kemana, Yeonjun mencari-carinya. "Kemana sohib gue?" Tanyanya sambil duduk di tempat Hendery duduk tadi.

"Gatau, habis lihat hp dia langsung ngancir pergi." Sunghoon menjawab sambil terus memakan keripik pisang, "ini enak banget sumpah Bang, gue mau nanya Bu Yoona deh belinya dimana."

Yeonjun yang awalnya penasaran kemana perginya Hendery kini malah lebih penasaran sama rasa keripik pisang yang di approve sama Sunghoon ini, "mana coba gue cicipi." Yeonjun mengambil satu kemudian mengunyahnya.

Dan benar dong, "anjir ini mah enak beneran, gue bawah pulang aja kali ya?" Ujarnya.

"Minta aja ke Bu Yoona, kali aja dikasih."

"Boleh juga, nanti kalau yang lain udah pada naik mobil gue bakalan minta ke beliau hahaha."

Toples yang awalnya penuh sama keripik pisang itu, ludes tersisa remahan-remahan. Pelakunya tidak lain dan tidak bukan Yeonjun sama Sunghoon, mana mereka waktu balik sempet minta lagi ke Bu Yoona. Sungguh terlalu.

🏠🏠🏠

"Gue minta maaf ya."

Giselle seketika langsung menoleh begitu mendengar suara dari Jeno, gadis memberikan jarak diantara mereka sambil melihat beberapa temannya yang saat ini sedang berpamitan kepada warga desa lainnya.

"Belum lebaran ngapain minta maaf?"

"Gue kan nggak ngerayain lebaran, Tuhan gue Yesus."

Giselle terkekeh mendengarnya, "gue juga," jawab gadis itu.

"Minta maaf soal dulu, di kebun Pak Chanyeol."

Giselle mengangguk-angguk. Matanya kini menatap ke Karina yang asik bercengkrama dengan para Ibu-ibu, "harusnya lu lebih dulu minta maaf ke Karina sih tapi okelah gue terima permintaan maaf lu." Giselle kini menoleh ke arah Jeno sambil tersenyum, "gue juga minta maaf ya, in case aja kalau ada perkataan atau perbuatan gue yang bikin lu sakit hati selama disini."

"Lu nggak putus sama Jihoon tuh bikin sakit hati gue banget sih Sel."

"Brengsek lu, udah ah yuk ikut yang lain pamitan." Giselle menepuk pundak Jeno, kemudian bergabung dengan yang lain. Jeno sendiri tersenyum sebelum akhirnya ikutan juga.

Semuanya dalam suasana sedih karna harus berpisah, tapi mau bagaimana lagi hidup harus tetap berlanjut. Banyak pelajaran yang anak-anak ini dapatkan selama di Desa Banowati, juga pengalaman baru yang mungkin menjadi pengalaman pertama bagi mereka.

Yang awalnya hanya Ryujin, kini sudah merambat ke mana-mana. Bahkan Yeonjun juga ikutan nangis sambil memeluk Pak Sungjae, Beomgyu juga menahan air matanya sambil terus menggandeng tangan Ryujin, takut-takut kalau anak itu sampai kesurupan.

Yunjin juga bertemu dengan Heeseung, pemuda itu ternyata lebih dulu pergi ke pasar untuk membelikan anak-anak buah tangan. Tidak seberapa memang tapi ini cukup bermakna bagi Yunjin, "makasih ya, akan aku pakai kemana pun supaya bisa ringanin rindu ke desa Banowati," ucap gadis itu menerima kunciran rambut berwarna abu-abu.

Oh, KKN! Kde žijí příběhy. Začni objevovat