Gray - kembali ke kampung halaman

7.9K 226 0
                                    

Aku mengklakson mobil ku berkali-kali. Gila! 7 tahun lalu jakarta tidak seperti ini. Jakarta mengalami kemerosotan lalu lintas.

Macet parah !

Aku melihat jam menunjukkan pukul 10 pagi. Aku mengerang geram. Padahal aku berjanji akan menjemput Jane pukul 9 pagi tadi lalu menuju ke rumahku.

" Sabar gray , kayak nggak tau jakarta aja lo. " ucap Ben santai sambil tetap memainkan ponselnya. Ben adalah sahabat baikku semenjak kami masih ingusan . Ben dan Bian tepatnya.

" Gila ! Kemarian Bian bilang ke gue kalau jakarta jam segini nggak macet parah gini , Ben . " ucapku geram.

Ben terkekeh dan meletakkan ponselnya sebentar. " ini udah level kemacetan terendah , gray. Coba lo keluar ke jalan raya pas jam 6 malam ke atas. Bisa pingin bunuh diri lo ! Hahaha. " ucap ben.

Aku mendengus kesal. Dan saat itulah kemacetan mulai longgar. Barisan mobil mulai bergerak dan jalanan mulai kosong. Aku sengaja menambah kecepatan mobilku. Dan saat itu juga aku mendengar dentuman sangat keras. Aku mengerem mobil dan terpaku. Aku melihat sepeda motor scoopy jatuh di depan mobil ku.

Tapi , bukan aku yang nabrak , kan?

"Gray , woi! Lo nabrak orang !" Teriak ben.

Aku membelalakkan mataku dan segera turun dari mobil. Ya tuhan , apa lagi ini?

Aku melihat sorang wanita yang terjatuh. " kamu nggak apa-apa?!" Teriakku keras , karena jalanan bising dan suaraku pasti terdengar sangat kecil. Aku berjongkok dan membuka helm wanita ini. Saat aku membuka helmnya , otomatis rambutnya tegerai indah. Harum. Aku memperhatikan wajah blasteran didepanku ini yang serang meringis menahan sakit.

"Arghh ." Erangnya kesakitan.

"Saya minta maaf. Saya akan bertanggung jawab." Ucapku tegas dan segera menggendong tubuh wanita ini.

"Sa..sakit." desisnya.

" iya aku minta maaf. Kamu tahan ya. Aku akan bawa kamu ke rumah sakit." Ucapku menenangkan. namun saat aku akan membawanya masuk , suara lembut itu terdengar.

"Se..sepeda..motor.. ja..jangan..." setelah bergumam , wanita ini pingsan.

Bisa-bisanya wanita ini masih memikirkan sepeda motornya saat dia sedang kesakitan?
Aku segera memasukkan nya ke kursi belakang dengan perlahan dan kembali ke tempat ku.

" Cewek , gray?!" Teriak ben.

Aku mengangguk. " lo sebaiknya duduk belakang , ben. Jagain dia. " ucapku. Ben mengangguk dan turun untuk berpindah tempat.

Aku segera memacu mobilku dengan kecepatan tinggi mencari rumah sakit terdekat. Untung sudah tidak semacet tadi. Bisa gila aku kalau macet parah seperti tadi.

"Erghh." Terdengar erangan kesakitan itu. aku melirik wanita itu lewat spion. Meski AC di mobil ku dingin , dahi wanita itu basah oleh keringat.

"Gray , minta tissue." Ucap ben. Aku segera melempar tempat tissue yang ada di dashboard ke belakang.

" sep.. sepeda.. motorr.. gue.. belum lunasin... sepeda.." Terdengar suara rintihan mengigau dari wanita itu. Aku semakin merasa bersalah. Akan ku ingat momen ini. Tidak akan lagi aku mengebut ditengah kemacetan.

" Gray , apa nggak sebaiknya kita hubungi keluarganya? " tanya ben.

Belum sempat aku menjawab pertanyaan ben , ponselku berdering. Hanya dua kemungkinan. Mama atau Jane.
Aku segera menghubungkan handphone ku ke TV mobil melalui bluetooth.

"hallo , gray? " dan sialnya itu mama.

" ada apa , ma? " jawabku berusaha tenang.

" Gray? Suara kamu kenapa? Kamu kenapa? Ada masalah gray? " tanya mama khawatir.

The lady and The bossWhere stories live. Discover now