CHAPTER 2

303 34 0
                                    

HAPPY READING!
JANGAN LUPA VOTE+COMMENT YAAA<3

Hari ini adalah hari pertama dimana aku berkuliah. Aku baru lulus dari SMA yang tengah mengadakan promnight sekitar sebulan yang lalu sebagai tanda kelulusan kami. Sudah lama aku bermimpi agar aku bisa berkuliah di salah satu universitas ternama di dunia, khususnya di Inggris. Oxford University adalah kampus impianku.

"Selamat pagi, Ayah!" Aku mencium pipi ayah yang tengah sibuk membaca koran paginya.

Aku baru sadar kalau sudah lebih dari sebulan ibu tidak bersama kami. Beliau sedang pergi ke Texas untuk menghadiri acara pernikahan adiknya. Aku tetap tinggal di London karena aku harus mengurus kuliahku. Sedangkan ayah, ia sibuk dengan urusannya sebagai arsitek.

"Kapan ibu akan kembali?" ucapku sambil mencomot roti tawar dengan olesan selai strawberry diatasnya.

Ayah menyeruput teh paginya. "Dua hari lagi ia akan kembali. Ayah akan ke bandara untuk menemuinya, kau mau ikut?"

"Tentu. Kalau begitu, aku harus berangkat kuliah dulu sebelum terlambat," aku meneguk perlahan susu yang sudah disediakan di hadapanku. "See you soon." aku menyambar kunci mobilku, mencium pipi ayahku dan bergegas pergi.

"Here we go, Oxford University! Semoga harimu menyenangkan, El." ucapku pada diriku sendiri ketika sampai didepan gerbang kampus. Aku memarkirkan mobilku di gedung seberang karena parkir di dalam kampus sudah penuh.

Aku pun mulai menyusuri koridor kampus. Aku menghentikan langkahku sebentar untuk mengeluarkan secarik kertas yang berisi informasi tentang kelas apa yang harus kumasuki pagi ini. Biologi! Oh sial, aku benci sains.

Setelah kelas usai, aku memutuskan untuk meletakkan buku-bukuku di loker yang sudah disediakan.

"Excuse me," seseorang menepuk pundakku perlahan dari arah belakang. Aku pun sontak menolehkan kepalaku ke arahnya.

"Ya?" ucapku saat kulihat seseorang dengan rambut blondenya. Ia sungguh menawan dibalik mini dress berwarna peach yang dipakainya. Lipstik merah mengolesi bibirnya dengan indah.

"Kau mahasiswi baru, kan? Perkenalkan aku Emma." ia mengulurkan tangannya sambil melontarkan senyumnya yang manis. Aku membalas uluran tangannya ramah. "Eleanor."

"Sebenarnya aku tertarik padamu saat dikelas tadi. Kau sungguh aktif dan aku suka itu. Aku ingin tahu kepribadianmu." ucap Emma yang kini berhasil membuatku tersipu malu. "Kau berlebihan, Emma." aku terkekeh perlahan sambil mengunci lokerku.

"Aku ingin ke kantin, kau mau ikut?" ucap Emma. "Dengan senang hati, Emma." aku tersenyum dan mulai membuntuti langkah Emma ke arah kantin.

Sesampainya di kantin, aku segera memesan sandwich dan kopi untuk makan siangku. Sedangkan Emma, ia memilih untuk memesan salad dan air putih. Dia sungguh menerapkan hidup sehat, batinku.

"Eleanor?" seseorang memanggilku dari arah samping. Dengan sigap aku menolehkan kepalaku ke sumber suara.

"Zayn?" ucapku sedikit kaget. Aku tak tahu kalau ia berkuliah disini pula. Baru kusadari ternyata ia lebih tua dua tahun dariku.

"Jadi, kau berkuliah disini?" ucapnya sambil mengambil pesanan yang sudah ada didepannya. Kini giliran aku dan Emma yang menunggu pesanan kami. "Ya, aku baru masuk hari ini." aku mengangguk perlahan.

"Kalau begitu, aku pamit dulu, El. Teman-temanku sudah menunggu. Senang bertemu denganmu lagi." ucap Zayn sambil melontarkan senyumnya ke arahku lalu ke arah Emma dibelakangku. Setelah itu ia berlenggang pergi.

"Kau mengenalnya?" Emma menyenggol lenganku pelan sambil setengah berbisik. Aku pun mengangguk.

"Dia kakak kelas yang tampan. Banyak mahasiswi yang menyukainya. Sayang, ia tak begitu memperdulikan hal itu. Tapi kurasa dia adalah orang yang ramah. Kau sungguh beruntung bisa mengenalnya, El," ucap Emma sambil terus memandangi kepergian Zayn. Pria itu memang ramah, tapi Emma tidak tahu kalau dibalik keramahan itu Zayn terkadang menyebalkan.

Pesananku dan Emma pun sudah siap. Kami bergegas mencari tempat duduk untuk menikmati makan siang kami.

[S K I P]

"Emma, aku pamit pulang! See you tomorrow," aku melambaikan tangan ke arah Emma setelah kelas kedua kami selesai.

Pukul 5 sore dan suasana kampus masih terlihat ramai. Banyak mahasiswa dan mahasiswi yang tersebar dihalaman kampus. Ada yang sibuk menulis sesuatu dalam bukunya, ada yang bermain laptopnya, dan adapula yang asik mengobrol dengan sesamanya.

Bruk! Baru kusadari aku telah menabrak seseorang. Buku-bukuku banyak yang berserakan di tanah. Aku pun menunduk untuk mengambil buku tersebut, tanpa melihat siapa yang menabrakku.

"Biar kubantu." ucap seorang pria yang kini ikut memunguti bukuku. Setelah itu aku dan pria itu kembali berdiri. Aku melihat tepat ke arah matanya. Dia pria yang sangat tampan.

"T-terimakasih." ucapku gelagapan tak tahu harus berbuat apa. Ia mengangguk dan melontarkan senyum ramahnya padaku.

"Jacob," ia mengulurkan tangannya padaku. Aku pun membalas uluran tangannya ramah. "Eleanor." aku tersenyum.

"Eleanor!" seseorang meneriaki namaku dari arah belakang. Aku pun spontan mengalihkan pandanganku ke sumber suara. Zayn?

"Ada apa, Zayn?" ucapku mengangkat satu alis. Zayn memberikan sebuah buku yang dibawanya padaku. "Kutemukan buku tulismu di kantin. Jangan ceroboh, El."

"Oh terimakasih, Zayn." aku menerima buku itu dan memasukkannya ke dalam tasku.

Kulihat Zayn dan Jacob saling melirik dengan tatapan seolah mereka saling membenci. "Kalau begitu aku pamit dulu, El." celetuk Jacob lalu berlenggang pergi meninggalkanku dan Zayn.

"Kau mengenalnya?" ucap Zayn persis dengan apa yang dikatakan Emma saat di kantin tadi. Tapi kali ini Zayn mengatakannya dengan nada yang lebih serius. "A-aku baru mengenalnya." ucapku dengan rasa takut dan bingung akan tatapan Zayn.

"Berhati-hatilah," ucap Zayn dingin lalu ia pun berlenggang pergi meninggalkanku sendirian. Tipikal Zayn! Ia selalu membuatku kesal akan sikapnya itu. Aku menggelengkan kepalaku bingung akan sikap antara Zayn dan Jacob tadi. Lalu aku memutuskan untuk bergegas pergi.

The Heart Wants What It Wants | z.m & s.gWhere stories live. Discover now