Rumi Mau Sama Ibu !!!!

Começar do início
                                    

"Sini Rumi sama bapak aja," tawar bapak.

Rumi belum sadar jika bapak membawanya keluar kamar untuk memakai baju di kamarnya. Ia terlalu fokus pada mainannya sampai mengira ibu masih ada di sampingnya. Padahal ibunya sedang di kamar mengepang rambut kakak Hazel.

"Simpen dulu ya mainannya," bapak menarik mobil-mobilan yang selalu Rumi bawa. Dan barulah dari situ ia sadar jika yang ada didepannya bukanlah ibu, melainkan bapak.

"No no..., ma mbu ajaa...," ia merengek berlari meninggalkan bapak kembali ke kamar ibu.

"Mbu...hiks."

Rumi berlari dari kamarnya ke kamar ibu tanpa pakaian apapun, ia merengek meminta ibu untuk memakaikan bajunya, bukan bapak.

"Eh, kok balik lagi, kenapa gak pake baju."

Kepangan rambut Hazel baru jalan setengahnya, tidak mungkin ibu menyudahinya begitu saja. Tanpa memperdulikan ajakan Rumi yang sudah menarik-narik celana ibu, ia masih melanjutkan kepangannya sampai selesai.

"Mana bapaknya, sama bapak dulu ya pake bajunya, ibu lagi kepangin rambut kakak," ibu menggendong Rumi dan membawanya keluar kamar lagi, "bapak," panggil ibu.

Yang dipanggil keluar dari kamar Rumi dengan pakaian Rumi di tangannya. "Di kamar ibu ya pake bajunya," bapak berinisiatif untuk memakaikan bajunya di kamar sambil melihat keberadaan ibunya.

"Nggak, nggak, mbu aja!" rengeknya kencang.

Mau tidak mau, kepangan Hazel harus tertunda sebentar karena Rumi ingin dipakaikan bajunya oleh ibu. "Bapak kepangin rambut kakak deh, sebelah lagi," titah ibu.

"Nggak mau nanti beda, sama ibu aja," tolak Hazel.

"Kok gitu sih kakak," ada rasa sedih saat kedua anaknya menolak untuk di tolongi oleh sang bapak. Dengan rasa sedih, bapak menghampiri Hazel mengelus pipinya yang merona alami. "Bapak juga kan jago ngepang."

"Gak mau, kan yang ini sama ibu, jadi sebelahnya juga mau sama ibu."

"Hadeuh," ibu mengeluh, masih pagi ibu sudah menjadi bahan ributnya kondisi rumah keluarga Wiryadamara.

𓆝 𓆟 𓆞 𓆝 

Mami Ayu tidak hanya mengundang keluarganya saja ke acara ulang tahunnya, ia juga mengundang beberapa rekan-rekan bisnisnya, sahabatnya, sampai mama Pram juga turut hadir di acara tersebut. 

"Om Gio kamu jangan makan ini di depan Rumi," ucap Hazel kepada Gio yang sedang menyantap kue cokelatnya.

Gio sudah pasti hadir, karena mami sudah menganggapnya anak sendiri. 

"Lah kenapa emang?"

"Nanti dia minta sampe habis loh, tuh liat dia nangis-nangis pasti pengen kue," jari telunjuk Hazel menunjuk ke arah Rumi yang sedang merengek di gendongan bapak dengan bibir yang penuh cokelat.

Disisi lain, sebenarnya Rumi menangis bukan karena ia kurang mendapatkan kue cokelat atau ada yang merampas kuenya. Ia menangis karena geram oleh para tamu undangan mami yang terus mencubiti pipi gembulnya. Ya...walaupun ada beberapa yang menyogoknya dengan kue cokelat. Tapi tetap saja, itu sakit.

"Sama mama eyang yuk sini, kita keluar lihat kolam," ajak mama Pram.

Isakan tangisnya sudah sangat berlebih, nafasnya naik turun tidak beraturan dalam tangisnya pun yang bisa didengar hanya panggilan untuk ibu. Sejak tadi pun sosok ibu sulit sekali ditemukan. Hanya beberapa menit saja Rumi bisa bersama ibu, karena bosan ibu banyak mengobrol dengan tamu lain, Rumi pergi mencari bapak yang terlihat lebih santai.

"Yuk cari ibu," Rumi mengangguk lemah ajakan bapak. Akhirnya bapak mengerti maksudnya.

Tidak membutuhkan waktu lama ibu pun ketemu, ibu masih asyik berbincang dengan rekan bisnis mami. 

"Kenapa?" ibu terkejut saat dihampiri oleh putra yang sudah menangis sesenggukan.

"Mbu...akit, tubit tubit" adunya Rumi perihal pipinya yang sejak tadi jadi bahan cubitan.

"Kasihan anak ibu, adeknya gemesin sih jadi dicubitin terus. Ini kenapa belepotan cokelat?"

Untuk masalah cokelat Rumi malah tersenyum, entah kenapa ia malu jika ibu tahu kalau Rumi sudah habis makan kue cokelat yang banyak. 

Karena intrupsi dari kehadiran Rumi juga, ibu akhirnya menyelesaikan obrolannya dengan rekan bisnis mami, ibu kembali berkumpul bersama beberapa keluarganya. Rumi yang tidak bisa jauh dari ibu tidak mengizinkan ibu untuk pergi dan mengobrol sampai lupa waktu untuk yang kedua kalinya.


𓆝 𓆟  tbc  𓆞 𓆝

(sequel) My Heart Calls Out For YouOnde histórias criam vida. Descubra agora