"Udah mau magrib, Ketua," kata Jaemin. Dia selalu seperti itu. Memanggil Haechan dengan sebutan 'Ketua' padahal mereka terbilang cukup dekat.

"Apa masalahnya? Lagian besok minggu," ujar Haechan.

"Iya, juga, sih," balas Jaemin seraya cengengesan. "Eh, gue ikut ke tempat karaoke, deh. Boleh gak?"

"Boleh, sih, tapi gimana sama belanjaan lo?" ucap Haechan.

"Bisa gue anterin dulu. Rumah gue deket ini," sahut Jaemin.

Haechan lupa kalau perumahan tempat tinggal Jaemin tidak terlalu jauh dari taman Kota.

"Terus kucing lo?" tanya Haechan. "Tadi lo bilang lagi nyariin dia."

Meow.....

"Nah, itu!"

Jaemin bersorak ketika melihat seekor kucing berbulu putih datang mendekati tempat mereka berdua. Pemuda itu langsung mengambil Luna dan menggendongnya. Sementara Haechan terlihat bersingsut. Dia memang alergi terhadap bulu kucing.

"Princess, kamu abis dari mana, sih? Nakal banget," kata Jaemin yang tengah mengusap-usap bulu kucing miliknya. Ia melirik ke arah Haechan. "Eh, Ketua takut kucing?"

Haechan menggeleng. "Gue cuma alergi sama bulunya."

"Owalah." Jaemin mengangguk. "Ya, udah kita anterin Luna sama belanjaan gue dulu. Baru nanti ke tempat karaoke," ucap pemuda itu.

Sebenernya Haechan ingin sendirian, sih. Tapi dia tidak bisa menolak keinginan Jaemin untuk ikut bersamanya.

"Lo bawa apa ke sini?" tanya Jaemin.

Kedua pemuda itu melangkah meninggalkan taman Kota.

"Kaki," jawab Haechan seadanya.

"Ya, elah, Ketua. Gue kira bawa mobil atau motor gitu," ujar Jaemin seraya tertawa.

Haechan hanya melirik sekilas tanpa menjawab.

Memangnya sejak kapan Haechan punya kenadaraan?

Tapi yang lebih penting lagi, di mana pria penyuka permen lolipop itu berada saat ini?

Haechan sangat ingin bertemu dengannya lagi untuk berkenalan.

.
.
.

Sekitar jam setengah sembilan malam, Haechan baru pulang ke tempat kost. Pemuda itu memang ngekost. Tinggal seorang diri di Seoul untuk bersekolah. Sementara keluarganya ada di Daegu.

Angin terdengar berhembus cukup kencang malam ini. Penerangan di kamar kost Haechan agak sedikit temaram karena lampu yang sudah mulai menghitam. Sepertinya pemilik kost belum ada dana untuk mengganti dengan lampu baru.

Tempat kost Haechan memang terbilang biasa saja. Harga perbulan cukup murah. Yang terpenting baginya bisa ada untuk berlindung dari cahaya matahari, guyuran air hujan serta hembusan angin dingin.

Kamar Haechan berada di lantai dua dekat dengan loteng untuk menjemur pakaian. Ya, bangunan kost tersebut memang hanya ada dua tingkat setengah, sih. Lantai bawah ada sebelas kamar, sementara atas ada lima.

Haechan cukup beruntung bisa mendapat kamar bagian atas. Kalau di bawah cukup berisik karena semua sudah terisi penuh. Sedangkan di atas hanya ia yang baru menempati.

Sebenernya ada satu kamar lagi yang terisi, tapi penghuni kamar tersebut jarang ada di kost. Kalau pulang juga sering larut malam. Jadi Haechan sama sekali belum pernah bertemu dengan pemilik kamar yang berada di samping kamarnya.

"Lebih baik besok aku gak perlu bangun pagi-pagi. Aku mau tidur sepuasnya," gumam Haechan saat sudah berada di dalam kamar.

Pemuda itu meletakkan tas ransel pada pengait paku yang berada di dinding. Ia melepas sepatu, lalu baju seragam serta celana. Pertama dia harus mandi terlebih dulu sebelum masak mie instan untuk makan malam.

Haechan mengambil permen lolipop di saku seragam, kemudian meletakkannya pada meja kecil.

"Pencarian hari ini gagal."

Kriet....

Kening Haechan sedikit mengkerut kala mendengar suara seperti pintu yang terbuka dari arah luar. Serta beberapa suara berisik lainnya.

"Apa penghuni kamar sebelah baru pulang?" gumam Haechan seraya berjalan ke arah pintu kamar mandi. "Mungkin."

.
.
.

Sementara seseorang yang sudah seminggu ini dicari oleh Haechan, sedang berbaring di atas tempat tidur dengan memakai kemejan putih yang sedikit acak-acakan.

"Ternyata sulit nyari kerjaan di Seoul." Dia bergumam dengan salah satu tangan menutupi  matanya. "Setelah resign dari tempat kerja yang pertama, mau nyari lagi jadi susah."

Pria itu bernama Moon Taeil. Pria yang menarik perhatian seorang Lee Haechan.

.
.
.

Tbc.

Lolipop Cinta (HyuckIl)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant