Demian yang awalnya sedang konsen menyetir terkekeh pelan karena mendengar dengkuran halus dari Vino.

Setelah hampir dua puluh menit perjalanan mobil mewah itu sudah sampai di rumah megah milik Demian.

Ia lalu turun dan muju tempat Vino ia tidak tega membangunkan dia karena vino tertidur sangat pulas.

Demian lalu mengangkat tubuh ramping itu ke kamar milik Vino merebahkan tubuh itu dan menyelimuti nya.

Lalu ia keluar menuju kamar, saat ia melewati kamar sang putri terdengar isak tangis dari kamar itu, bukanya putrinya sedang menginap di rumah Mommynya.

"Ririn" panggil Demian mengetuk pintu kamar itu.

Tak ada tanda-tanda akan terbukanya pintu cantik itu, telinganya mendekat ke arah pintu sudah tidak ada suara isak tangis.

Ia lalu menghiraukan tangisan itu karena sudah tidak ada mungkin putri nya sedang mimpi buruk.

Di lain tempat terlihat wanita menutupi tubuhnya dengan selimut dan menahan isak tangis nya dengan bantal, ia lalu bangun menuju pintu kamar dan mengintip di lubang pintu, sudah tidak ada Daddynya.

Tubunya merosot matanya meneteskan air mata

"Daddy maafin Ririn" isak Ririn dengan pilu, badanya merosot ke lantai dan memegang lututnya.

"Bobba maafin Ririn" ucap Ririn ia kembali teringat kenangan-kenangan manis dengan Vino.

Dadanya sesak karena terlalu lama menangis karena sangking lelahnya ia menutup matanya dengan tubuh berbaring di lantai.

Ia sebenarnya kedinginan tapi karena faktor tidak kuat untuk bangun dan tubuhnya lemas ia hanya bisa diam dengan mata tertutup dan meneteskan air mata.

*

"Astaga suami ku tampan sekali" ucap wanita dengan lipstik tebal di bibirnya.

"Kau belum menikah dengan dirinya jadi dia bukan suami mu" ucap wanita temanya itu dengan menggulirkan matanya.

"Diam lah kau sialan" ucap wanita itu.

"Kau jangan hanya menatap foto itu sekarang dirimu terancam karena dia sedang dekat dengan seseorang" jelas temanya itu.

"Siapa wanita yang berani dekat dengan dia selain aku" ucap wanita itu.

"Dia bukan wanita tapi seorang pria manis dan terlihat masih muda tidak sepertinya sudah seperti tante-tante tua" ejek temannya itu.

"Dasar bajingan Serin" umpat wanita itu.

Tanpa menghiraukan makian temannya itu lalu ia pergi dari tempat itu.

*

Pagi pun tiba Vino terbangun dari tidurnya karena paparan sinar matahari mengenai wajahnya.

Matanya terbuka perlahan ia sedang mengumpulkan nyawa, lalu setelah itu ia bangun dan mandi.

Berganti pakaian santai lalu menuju dapur untuk memasak, seperti biasa rumah itu terlihat sepi.

Karena hanya dirinya yang baru bangun.

Ia menuju ke dapur untuk membuat sarapan.

Berkutik di dapur cukup lama, terlihat pria tampan sedang menuju kursi makan.

"Buatkan saya kopi" ucap Demian di balas anggukan oleh Vino.

Lalu ia membuat kopi untuk Demian, hampir 5 menit kopi pun jadi.

"Ririn mana ya mas" tanya Vino

"Ntahlah" jawab Demian menyeruput kopi panas itu.

"Ya udah aku ke atas dulu mau bangunin Ririn" di angguki oleh Demian dan melanjutkan sesi membaca koran.

Lalu Vino menuju ke atas menuju kamar milik Ririn, tak biasanya wanita itu belum bangun biasanya jam tujuh dia sudah bangun tapi sekarang hampir pukul delapan tapi Ririn belum menunjukan batang hidungnya.

Tok

Tok

Tok

"Ririn" panggil Vino tidak terlihat adanya tanda-tanda pintu akan terbuka.

Ia lalu memegang kenop pintu tidak terkunci.

Matanya melihat hordeng yang masih tertutup Ac menyala tinggi terasa sangat dingin.

Matanya melirik ke sebelah kasur terlihat wanita sedang meringkuk dengan tubuh pucat dan sangat kacau.

"MAS DEMIAN" teriak Vino menggelegar.

Demian yang sedang di bawah mambaca koran kaget karena teriakan Vino.

"Vino", gumam Demian lalu ia buru-buru menuju sumber suara.

Ia lalu masuk ke bilik kamar putrinya terlihat Vino sedang menepuk-nepuk pipi Ririn.

"Ririn"ucap Demian lalu mendekat ke arah putrinya membawanya ke atas kasur yang terlihat berantakan.



###...

Sorry sebenernya mau up tadi karena sda kejadian nggk mengenakan jadi lama upnya.

Kenapa sama Ririn?

Follow ignya pak tua.

Follow lah karena follow itu gratis

OM DUDA🔞 ( TERBIT)Where stories live. Discover now