The One I Love (2-2)

Start from the beginning
                                    

Aku pun dilarikan ke rumah sakit..

Dari kejauhan aku mendengar doa Hyunjin..

Aku merasakan tanganku basah....

Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah Hyunjin penuh dengan rasa kekhawatiran.

Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, "Sayang, aku minta maaf..."

Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?

Aku berkata dengan suara yang lirih, "Sayang, aku ingin pulang.. Aku ingin bertemu kedua orang tuaku, tolong antarkan aku kesana.."

"Sayang jangan berubah lagi ya! Janji ya... !!! Aku benar-benar mencintaimu Hwang Hyunjin,"

Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan Hyunjin. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.

Sebelum mata ini tertutup, kubacakan sedikit doa yang selalu membuatku untuk dekat dengan-Nya dan terus merasa kuat.

Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..

Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..

Menemaninya ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.

Aku bahagia menikah dengannya. Dia adalah nafasku.

Untuk ibu : "Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu. Ketahuilah ibu.. dari dulu aku selalu berdo'a agar Ibu merestui hubungan kami.

Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ibu?

Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ibu?

Hyunjin tetap milikmu Ibu, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kau inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku.. Dengan Jimin kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya.."


=== ✩ ✩ ✿ ✩ ✩ ✿ ✩ ✩ ===


Setelah kubuka laptop, kubaca curhatan Yeji.

=-=-=-=-=-=- -=-=-=-=-=-=-=- -=-=-=-=-=-=

Sayang, mengapa keluargamu sangat membenciku?

Aku dihina oleh mereka, Sayang..Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?
Pernah suatu ketika aku bertemu Yujin di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Sayang..

Tapi ketika engkau bersamaku, dia sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu Sayang ?
Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya..
Aku diusir dari rumah sakit.
Aku tak boleh merawat suamiku.
Aku cemburu pada Jimin yang sangat akrab dengan mertuaku.

Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.
Aku sangat marah..
Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Yujin dan ibunya..

Aku tak mau sakit hati lagi..
Ya Tuhan kuatkan aku, maafkan aku..
Engkau Maha Adil..
Berilah keadilan ini padaku, Ya Tuhan..

Sayang sudah berubah, sudah tak sayang lagi padaku..

Aku berusaha untuk mandiri Sayang, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..Aku kuat Sayang dalam kesakitan ini..
Lihatlah Sayang, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..
Aku bisa melakukan ini semua sendiri Sayang..Besok suamiku akan menikah dengan gadis itu. Gadis yang aku benci, yang aku cemburui, tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga Hyunjin. Aku harus sadar diri.Sayang, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu..Mengapa harus Jimin yang menjadi temanku?Sayang.. aku masih tak rela..

Tapi aku harus ikhlas menerimanya.

Pagi nanti Hyunjin-ku melangsungkan pernikahan keduanya. Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku. Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir. Sebelum ajal ini menjemputku.


"Sayang.. aku benar-benar merindukanmu.."

Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Sayang..

Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Jimin disini.

Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.'

Sayangku tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur..

Sayang akan selalu hidup dihati,ku..

Hwang Yeji-ku... Jimin tak sepertimu, yang tidak pernah marah..

Jimin sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.

Aku menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kau sakit pun aku tak peduli, hidup dalam kesendirianmu..

Seandainya aku tak menelantarkanmu, mungkin aku masih bisa tidur dengan belaian tanganmu yang halus..

Sekarang aku sadar, bahwa AKU SANGAT MEMBUTUHKANMU..

Yeji.. kau wanita yang paling tegar yang pernah kutemui..

Aku menyesal telah larut dalam keegoanku..

Yeji-ku.. maafkan aku.. Kau tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang..

Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibu, karena aku takut menjadi anak durhaka.

Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.. Apakah Sayang akan mendapat penggantiku di surga sana?

Apakah kau tetap menantiku disana? Tetap setia dialam sana?

Tunggulah aku disana Hwang Yeji..

Bisakan? Seperti saat kau menungguku dulu di sini.. Aku mohon..

''Aku sayang padamu...,''


-FIN-


Pesan moral: 
Ketika kita sudah menikah, bakti seorang pria tetap pada ibunya, karena itu pilihlah pasangan yang orang tuanya terutama ibunya juga sangat menyayangimu. Semoga kisah ini akan menjadi pengingat, bahwa penyesalan selalu datang di akhir.

About Us 1 (2Hwang)Where stories live. Discover now