The One I Love (1-2)

Start from the beginning
                                    

Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala Hyunjin, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Yujin mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan Hyunjin pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.

Tapi ketika di luar Yujin berkata, "Lebih baik kau pulang saja, ada kami yg menjaga oppa disini. Kau istirahat saja. "

Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan Hyunjin dengan alasan dia harus banyak beristirahat dan karena psikisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku sendiri. Tapi tiba-tiba ibu datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada Hyunjin mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh Hyunjin selalu menurut apa kata Ibunya, baik Ibunya salah ataupun tidak, dia tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.

Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.


=== ✩ ✩ ✿ ✩ ✩ ✿ ✩ ✩ ===


Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada dibenakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.

Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, Hyunjin memanggilku ke taman belakang, ia baru saja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.

Aku bertanya, "Ada apa kamu memanggilku?"

Ia berkata, "Besok aku akan menjenguk keluargaku di Busan,"

Aku menjawab, "Ne yeobo.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barangmu di travel bag dan kamu sudah memegang tiket bukan?"

"Iya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan Ibu", jawabnya tegas.

"Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?" tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulangannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.

"Ibu minta aku yang menemaninya saat pulang nanti", jawabnya tegas.

"Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?", lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.

Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.

Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena Hyunjin sangat sayang padaku.

Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.

Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.

Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Busan, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.

About Us 1 (2Hwang)Where stories live. Discover now