Lalu Vino menyusul dari dari belakang.

Demian lalu mendudukan bokongnya di sofa itu.

"Duduk lah" tangannya menepuk sofa di sebelahnya, berinisiatif untuk Vino duduk sebelahnya, Vino lalu menurut.

"Ada apa?" Tanya Vino.

"Aku nanti malam akan ada acara ultah perusahaan collge ku" ujar Demian.

"Lalu" ucap Vino.

"Aku ingin aku dan kau pergi ke sana dan kau sebagai partner ku" ujar Demian.

"Tidak, kenapa harus aku, kan ada tante Luna"  Vino menolak.

"Tidak bisa, mereka sudah tau aku bercerita dengan Luna dan juga dia sudah memiliki kekasih" jelas Demian dengan muka melasnya.

Vino yang melihat itu bergidik ngeri karena tidak terbiasa dengan wajah Demian yang terlihat memelas biasanya ia selalu dengan wajah tegasnya.

"Kenapa tidak yang lain saja"

"Tidak, aku ingin membawa mu"

"Aku akan dapat apa jika menyutujuinya" tanya Vino.

"Apapun yang kau mau aku akan turuti"

Vino yang mendengar itu menimang-menimang ucapan Demian ia takut Demian hanya membohongi dirinya.

"Aku tidak akan bohong" ia tau sepertinya apa yang di fikirkan Vino.

"Ok"

*

Malam yang di tunggupun tiba Vino dan Demian sudah siap dengan pakainya formalnya.

Vino menatap Demian tanpa berkedip, Demian yang terlihat gagah malam ini sangat tampan membuat jantung nya berdebar.

'ada apa dengan jantung ku, apa aku mempunyai penyakit parah, sepertinya aku harus periksa' batin Vino memegang dadanya yang berdebar.

"Tak apa" jawab Vino

"Ada apa dengan wajah mu" ucap Demian.

"Memangnya kenapa dengan wajah ku" tanya Vino memegang wajahnya sepertinya tak ada kesalahan.

"Terlihat manis" ucap Demian pelan.

Vino yang melihat itu merasa malu jantunnya semakin bertambah berdebar.

'tidak aku tidak ingin mati muda' batin Vino.

"Ayo sekarang berangkat nanti kita akan terlambat jika terlalu lama" ucap Demian ia keluar dari kamar yang di susul oleh Vino.

*

Di dalam mobil terlihat sunyi tak ada yang saling buka suara, Demian konsen dengan menyetir dan Vino melihat gedung-gedung tinggi yang menjulang di malam hari.

"Ririn kenapa belum pulang mas" tanya Vino  untuk berbasa basi karena tak ada yang memulai pembicaraan.

"Dia menginap di rumah Luna" ucap Demian.

"Kenapa dia tak mengabari ku" ucap Vino biasanya Ririn akan berpamitan jika ia akan pergi-pergi kadang saja akan ke wc ia akan mengabari.

"Sudah, tapi kamu tidak aktif"

Vino yang mendengar itu mengambil handphone milik nya.

"Ternyata lobat" ucap Vino melihat handphone miliknya yang mati.

Mobilpun kembali sunyi karena tidak ada percakapan.

*

Mereka pun tiba di tembat acara terlihat ramai.

"Ayo" menujulurkan tangannya

Vino menggapai uluran itu dan keluar dari mobil.

Mereka menuju lantai tempat acara, banyak pasang mata yang memperhatikan dirinya.
Vino terlihat malu karena dirinya belum pernah datang di cara formal seperti ini.

"Hallo Tuan Demian " sapa Seseorang menghampiri dirinya.

"Oh hallo Tuan Arman" ucap Demian.

"Aku senang sekali anda bisa hadir di acara ku" ucap orang itu, Arman.

"Kita adalah rekan" ucap Demian.

Mata Arman memperhatikan seseorang di sebelah Demian.

"Dia siapa" tanya Arman

"Perkenalkan dia calon istriku" ucap Demian.
Membuat Vino sangat malu telinganya sudah memerah.

"Hallo Tuan perkenalkan saya Arman" ucap Arman menujulkan tangannya.

Mereka bersalaman.

"Aku Vino" lirihnya.

"Mari Tuan nikmati acaranya saya akan ke tempat lain" ucap Arman "permisi" lanjutanya membukungkukan badanya lalu pergi dari sana.

"Aku malu" lirihnya yang dapat di dengar oleh Demian.

"Tak apa ada aku di sini" ucap Demian menenangkan Vino.

Karena banyak yang memperhatikan mereka, karena Demian adalah membisnis sukses dan membawa seseorang dan itu laki-laki membuat mereka berbisik-bisik.

#

Makasih

Jangan lupa vote, karena vote gratis.

OM DUDA🔞 ( TERBIT)Where stories live. Discover now