cuplikan cinta Merah muda

204 20 0
                                    

BAB 04

Aku pulang. Sudah sangat merindukan Rahma dan juga Annisa. Terlebih aku tidak bisa lama-lama meninggalkan klinik. Tapi masalah di Jakarta memang belum selesai sepenuhnya, aku masih mencari solusi untuk semua ini.
Rahma tampak tersenyum senang saat aku masuk ke dalam rumah. Hari ini dia terlihat sangat cantik dengan hijab warna merah mudanya. Padahal penampilannya sangat sederhana, dengan baby dol warna senada dengan hijabnya, tapi entah kenapa aku melihat Rahma makin cantik.
“Aku kira sampai sini nanti sore.”
Rahma melangkah mendekatiku dan kini mencium tanganku. Aku merengkuhnya masuk ke dalam pelukan. Rasanya benar-benar damai saat berada di pelukannya.


“Aku naik pesawat.”

Aku memang tidak memberitahu Rahma kalau hari ini aku pulang naik pesawat, bukan kereta. Aku hanya ingin sampai di Yogya dengan cepat. Rahma kini mengurai pelukan dan menatapku.

“Belum selesai ya masalahnya?”

Dia tiba-tiba mengulurkan tangan untuk menyentuh wajahku. Aku refleks memejamkan mata. Usapan lembut tangannya membuat aku lebih baik.

“Belum.”

Aku memang tidak mau berbohong kepada Rahma. Dia tampak sedih tapi kemudian menggandeng tanganku.

“Mumpung Annisa lagi bobok sama Mbak Ita, gimana kalau Rahma pijitin?”

Dia menyebutkan baby sitter yang membantunya merawat Annisa. Kuanggukan kepala mendengar tawarannya itu. Rahma langsung mengulas senyumnya dan mengajakku masuk ke dalam kamar.



“Jadi ceritain ada apa?”
Sore harinya Rahma tetap menuntutku bercerita. Dia sebenarnya sedikit tahu tentang perusahaan milik Sofia, tapi dia tidak mau tahu. Katanya dia tidak mau mencampuri itu semua. Dia mengatakan tidak bisa dan benar-benar tidak sanggup menerima itu semua. Maka, aku memutuskan untuk tidak membuat Rahma pusing dengan permasalahan yang ada.

“Cerita apa?”
Aku dan Rahma sedang duduk di teras belakang rumah. Kontrakan rumah ini memang ada teras belakangnya dan kolam ikan kecil di halaman belakang. Tadinya aku tidak begitu memperhatikan, hanya saja setelah menikah dan membawa Rahma ke rumah ini, dia begitu senang dengan kolam ikannya. Bahkan dia mengisi kolam itu dengan berbagai ikan yang dibelinya.

“Mas suka gitu. Rahma nggak pernah diceritain gimana Mas dulu bisa ketemu sama Mbak Sofia, terus sekarang ada masalah pun Mas nggak mau cerita.”
Dia sedang menggendong Annisa yang sudah mandi dan terlihat lucu dengan setelan jaket warna kuningnya. Bayi mungil itu tampak menggemaskan.
Aku mengernyitkan kening mendengar ucapannya. Dia ingin mendengar ceritaku dengan Sofia? Bukankah nantinya dia akan cemburu?

“Kamu ingin dengar tentang Sofia?”
Tapi Rahma kini malah sudah menatap kolam ikan di depan sana. Wajahnya tampak murung. Apa aku salah? Aku pikir, aku tidak bercerita karena ingin menjaga hati Rahma. Bagaimanapun, masalah hati walaupun mereka saudara kandung, tetap saja ada hal yang tidak harus diceritakan. Aku tidak ingin menyakiti siapapun. Meski dia belum tahu tentang kisahku yang jatuh cinta padanya untuk pertama kali.

“Rahma tuh udah nurut nikah sama Mas, keluar dari kerjaan…” Dia mengatakan itu dengan lirih, lalu menoleh ke arahku. “Tapi Mas kayaknya nggak pernah mau cerita apapun sama Rahma.”

“Dek…”
Aku baru saja akan menjawab saat Rahma tiba-tiba sudah beranjak berdiri.

“Mau nidurin Nisa di kamar.”
Dia marah, aku tahu. Tapi aku juga bingung harus bagaimana lagi menyikapinya. Ingin aku bercerita, tapi entah kenapa bibirku kelu. Aku tidak ingin membuat Rahma bersedih.
Dering ponsel membuat aku kini merogoh saku celanaku. Nama Pak Ali langsung terlihat di layar ponsel.

“Assalamualaikum, Pak bagaimana?”

“Waalaikumsalam, Nak Kafka. Ini saya sudah menemukan talent yang akan menjadi brand ambassador produk kita. Nak Kafka mau bertemu atau bagaimana?” Aku memijat pelipisku.

“Bapak saja yang menentukan. Nanti saya dikabarin lagi.”

“Oke, jadi deal ya pakai dia. Siap.”
Setelah Pak Ali berpamitan, aku mengakhiri panggilan telepon.

Kurebahkan diriku di sofa. Memejamkan mata sejenak untuk mengurai kekusutan di kepalaku.

Haloha ini cuplikan cerita Merah muda yang sudah ada pdfnya ya.
Jadi gini Cinta Biru Muda itu cerita Kafka dan Rahma dengan pov nya Rahma

Nah ini terusannya Cinta Merah Muda dengan pov Kafka ya

Jadi kita bisa tahu perasaan dari dua sisi Rahma dan Kafka ya.

Yang mau koleksi langsung cuzz ke wa 081255212887 ya

cinta Biru Muda (versi terbaru Turun Ranjang)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin