01; Pertemuan

168 11 4
                                    


•••
LANGIT's POV

Setelah makan malam bersama Darel, aku segera pulang ke rumah. Ya pas sekali, hujannya juga sudah berhenti. Darel, ia sahabatku. Belum terlalu dekat memang, tapi setelah masuk kampus, ia menjadi salah satu orang yang bisa berbaur denganku.

Aku rindu teman-teman lamaku. Huh.

Setelah memarkirkan motor sport kesayanganku ini dengan sempurna ke dalam garasi rumah. Aku pun segera naik ke kamarku. Tidak ada yang baru dari rumahku ini. Masih sama persis. Teman-teman lama yang ingin mencariku pun bisa dengan mudahnya menemuiku disini.

Aku membuka pintu kamarku, lalu melepas jaket kulitku dan segera menggantungnya dengan rapi. Aku juga tidak berubah, masih rajin dan cinta kebersihan seperti dulu.

Kenapa rasanya ingin sekali flashback ke masa-masa dulu ya? Masa saat aku SMA sepertinya masa yang paling menyimpan kenangan indah.

Orang tuaku? Ah, mereka masih di luar negeri. Aku memang tinggal sendirian. Semua aku lakukan sendiri, dan memang sudah menjadi kebiasaanku juga. Apa-apa mengandalkan diri sendiri. Hanya saja orang tuaku kadang merasa khawatir, ya wajarlah orang tua.

Aku anak pertama dari dua bersaudara, aku juga punya adik perempuan. Ia ikut bersama orang tuaku ke Canada. Aku harusnya ikut mereka pergi. Seharusnya aku terima ajakan untuk ikut pindah dengan mereka. Tapi, ada banyak hal yang aku pertimbangkan juga. Kita bilang saja, kenangan disini membuatku tidak bisa pergi, Haha. Ditahan kenangan mungkin?

Aku menghela napas, sembari menidurkan kepalaku pada bantal. Dan juga menatap langit-langit kamarku yang dipenuhi oleh hiasan bintang. Aku tertawa kecil, tiba-tiba saja aku teringat bagaimana ekspresi Kak Cleo yang dengan iseng nya mengdekor seisi kamarku ini menjadi seolah kamarnya sendiri.

Huh, Kak Cleo.

Mungkin pada halaman ini, kalian akan bosan dengan membaca ceritaku yang gagal move on pada Cleo. Tapi biar kuberi tahu, aku bukan tipe yang sulit melupakan mantan seperti itu ya! Haha. Hanya saja, untuk Cleo aku membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk benar-benar lupa. Aku sempat berharap kalau Cleo bisa kembali menjadi milikku lagi. Tapi, mustahil sih sepertinya.

Cleo benar-benar penting bagiku. Cleo adalah wanita yang paling aku sayangi hingga detik ini pun rasa sayang itu tidak akan pernah berkurang sedikit pun. Cleo adalah satu-satunya wanita yang ingin aku jaga, setiap inci dari tubuhnya, aku ingin menjaganya, aku ingin Cleo aman bersamaku. Cleo adalah wanita yang ingin aku bantu untuk sembuh.

Aku terbangun dari posisiku yang tiduran itu, kini aku beranjak untuk membuka laci kedua pada meja tidurku. Aku tersenyum sembari mengambil selembar foto yang aku temui disana. Memang tempatnya selalu disitu.

Kapan ya ini?

Ah, Ini photobox yang aku dan Cleo ambil saat hari kelulusanku di SMA. Cleo cantik sekali. Ia datang mengenakan dress putih bersih dengan rambutnya yang di kuncir setengah. Aku ingat saat itu ia mati-matian datang dan menggeser jadwalnya demi menghadiri acara kelulusanku.

Ya, Cleo Aldebaran. Baiklah, biar aku ceritakan soal Cleo pada kalian.

Cleo itu dua tahun lebih tua dariku. Ia kakak kelasku di SMA. Harapan Biru. Cleo adalah wanita dengan sifat yang cuek, dingin, dan keras ketika aku masih menjadi adik kelasnya. Pada awalnya, aku tidak mengira bahwa aku akan berada di satu sekolah yang sama dengannya. Dimana semua siswa juga menggila dan berlomba-lomba untuk mendekati Cleo. Tapi, Cleo. Ia wanita yang susah sekali untuk digapai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EVANESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang