Dia...?
Pak Edy?
Dan... masih terlihat muda?
Dengan seragam sekolahnya?

" Krish, aku mencarimu kemana mana. Rupanya kau ada di sini. Ayolah anak anak butuh penjelasanmu untuk materi yang akan diujikan besok. Mereka sudah menunggu di kelas!" Ucapnya terengah engah mengambil napas panjang

Astaga!
Ada apa ini?
Apa ini mimpi?

Sherra melihat koran yang digulung di tangan Edy.

" Maaf, apakah itu koran hari ini?" Tanya Sherra gugup. Edy mengkerutkan keningnya.

" Iya, astaga siapa dia Krish? Dia mirip sekali dengan Kerren!" Tawa Edy renyah

" A.. aku.. hmm bolehkah aku meminjam koranmu?" Sherra masih belum yakin

" Tentu! Astaga! Kamu seperti kembaran Kerren!" Seru Edy takjub menyerahkan gulungan koran di tangannya.

Sherra membuka lembaran koran itu. Mata indahnya menelisik tanggal yang tertera di bagian atas. Dan...

Deg

Napas Sherra tercekat

23 Mei, serta tahun yang menunjuk pada angka belasan tahun yang lalu.

Itu benar benar koran yang diterbitkan puluhan tahun yang lalu. Lutut Sherra melemas.

Apa ini artinya, dia terlempar ke masa lalu?
Mungkinkah ada hal yang seperti itu?
Sherra menatap ke depan, seolah ada bayangan sosok bertudung hitam yang berdiri menatapnya. Sosok yang tersenyum lalu menghilang bersama angin.

" Kau kenapa?" Tanya Kristal memegang lengannya lembut.

Hangat...
Dia sangat hangat.
Aku bisa melihat cahaya kebaikan di wajahnya.
Ah Ya Tuhan...
Aku tidak mengerti kenapa ini terjadi
Apakah ini kesempatanku untuk merubah takdir?
Apakah ini kesempatanku untuk melindunginya?
Aku tidak peduli.

Yang terpenting sekarang adalah..

Kristallku..
Masih hidup.

" Hei?" Kristall mengibaskan tangannya membuat Sherra tersadar dari lamunannya. Gadis itu mengusap air matanya yang hampir mengalir jatuh karna terharu.

" Maa..af aku murid baru di sini. Tadi aku tersesat di gudang." Jawab Sherra dengan senyum pucat.

Kristall dan Edy tersenyum padanya.

" Kalau begitu aku akan membawamu ke kelasku. Kau bisa belajar dengan teman temanku. Itu pasti menyenangkan, siapa namamu?" Tanya Kristall mengulurkan tangannya.

Sherra gemetar, ia gemetar karna akan bersalaman secara langsung dengan jasad dan tubuh asli Kristall

" Sherra... Shairani Amelia, itu namaku." Ucap Sherra terharu lalu menjabat tangan hangat Kristall lembut.

" Mari ikuti aku!" Kristall berdiri lalu mengawali langkah di depannya. Edy tersenyum membantu Sherra berdiri.

" Jangan menatapnya seperti itu, nanti kau bisa menjadi korban hatinya yang ke 51." Tawa Edy ke arah Sherra.

Sherra tersenyum menundukkan wajah.

" Korban apa?" Tanyanya sembari melangkah mengikuti Kristall dan pemuda di sisinya.

" Hampir sebagian besar gadis di sekolah ini sudah menembaknya. Yang aku hitung sih ada 50 orang yang dia tolak di sini. Jadi jangan buang waktumu. Kau tahu meskipun kau lebih cantik dari kekasihnya, dia tidak akan melirikmu." Ucap Edy santai lalu tersenyum. Mendengar itu, Sherrapun mengulas senyum.

SOUL Horror+ (My Love In Another World)Där berättelser lever. Upptäck nu