01|Pemilik Bunga Mawar Yang Kejam.

9.7K 574 253
                                    

Oke, Aceng ngalah. Sekarang terserah Apinka mau komen atau tidak dan Aceng gak bakalan lagi minta target komentar. Updatenya sekarang tergantung mood Aceng. Hari ini gak salto dulu, masih pemulihan soalnya. Selamat membaca.

Jaga kesehatan selalu dan jangan lupa bahagia.
_______________

“Nona kecil Bratadikara.”
~Ester R Pattinson~

“Aku membencimu, dasar pria jahat!”
~Mollyara Lovara Bratadikara~
_______________


|01|

    Rintikan hujan di pagi hari terdengar samar. Tetesan air yang terbawa angin menabrak kaca jendela seolah ingin menerobos masuk kedalam. Sebuah jari lentik menyentuh kaca itu. Hujan pagi yang dia rindukan. Hujan yang selalu memberikan suasana tenang dihatinya. Gadis berdress pink itu duduk beralaskan karpet bulu yang lembut dan menyandarkan kepalanya pada kaca jendela. Menekuk kedua kakinya dengan kedua tangan didepan lutut saling terkait. Mata lentiknya menatap keluar, menikmati setiap tetesan air yang jatuh.

   Dingin, batinnya. Tak lain dan tak bukan Molly.

   Sebuah selimut membalut tubuh datang tanpa diminta. Molly menoleh dan begitu tau sang pelaku dia tersenyum tipis. Rupanya dia adalah pelayan pribadinya yang bernama Gevi. Pelayan yang sangat perhatian, setia, dan sudah Molly anggap seperti keluarganya sendiri. Yah karena Gevi adalah pelayan pribadinya sejak kecil. Sejak dia sadar dari koma, pelayan Gevi lah yang melayaninya. Untuk itu, Molly bersikeras mengajak Gevi agar ikut bersamanya. Karena dia enggan dilayani oleh pelayan dari orang yang dia benci. Terlebih, para pelayan di vila megah ini hanya tunduk pada perintah Ester. Benar-benar membosankan!

   “Terima kasih, Gevi.” Kata Molly sambil kembali menatap kearah luar.

   “Sama-sama, anda ingin sarapan sekarang nona?” tanya Gevi halus. Seperti biasa.

   Molly menggeleng, “aku tidak lapar.”

   “Semalam anda melewatkan makan malam, saya khawatir—”

   “Aku baik-baik saja Gevi, tolong tinggalkan aku sendiri.” Sela Molly.

   Pelayan Gevi terdiam. Dia ingin mengatakan sesuatu tetapi takut berita yang dia bawa memperburuk mood sang nona muda. Menyadari tingkah sang pelayan, Molly menatapnya.

   “Ada lagi yang ingin kamu katakan, Gevi?” tanya Molly.

   “Tuan muda akan pulang hari ini nona,” jawab Gevi dengan hati-hati.

   Molly terdiam kemudian kembali menatap pemandangan luar. Dengan gerakan tangannya, dia meminta Gevi pergi. Gevi mengangguk patuh lantas pergi darisana. Begitu keluar, Gevi langsung berhadapan dengan kepala pelayan di vila itu. Sepertinya dia sudah cukup lama disana. Gevi membungkukkan badannya sejenak, menyapanya dengan hormat.

   “Kamu sudah memberitau tentang kepulangan tuan muda dan berita itu pada beliau?” tanyanya.

   “Sudah, tetapi mengenai berita itu belum. Suasana hati nona muda buruk sejak kemarin malam.” Jawab Gevi sambil menatap sang nona muda dari celah pintu.

   “Jangan kamu beritau, kemungkinan tuan muda akan segera sampai dan mereka harus makan siang bersama lagi. Jika nona tau, akan ada keributan seperti sebelumnya. Kamu mengerti kan, Gevi?” Terang sang kepala pelayan.

MOLLY[End]Where stories live. Discover now