Bab 106

179 11 0
                                    

3 hari lalu, sekolah mengumumkan kepada kelas 10 dan kelas 11 Manchuria High School bahwa selama uji coba ujian masuk perguruan tinggi kelas 12 dimulai, maka kegiatan akademis kelas 10 dan kelas akan diliburkan. Sebagai gantinya, kegiatan non-akdemis akan dilakukan selama 3 hari. Dan kegiatan non-akademis itu adalah berkemah di lembah Yamai, sebuah tempat yang berada 5,5 jam dari pusat kota dan memiliki pemandangan yang begitu memanjakan mata. Dan untuk alasan ini juga lah, di sore sebelum keberangkatan, Yeehwa, Jihye dan Reiji membeli perlengkapan yang mereka butuhkan bersama di sebuah supermarket serba ada di pusat kota. Tentu saja, dengan diantar oleh Rora dan juga Jihyun.

"Kau yakin akan membeli jaket baru ? Ku pikir milikmu sudah lebih dari banyak di dalam lemari." tegur Jihyun pada Yeehwa.

Mendengar komentar Jihyun, dengan polosnya Jihye mengatakan bahwa Yeehwa ingin berpenampilan sedikit berbeda untuk terlihat lebih baik di depan Naren.

"Haiyaa, jika dia tidak menyukaimu dia tidak akan melirikmu mau seberapa cantiknya kamu, Park Yeehwa." Ledek Rora yang sontak mendapat sikutan dari Jihye.

"Yak ! Rora hyung, apa salahnya berusaha !" Omel Yeehwa pada kekasih Jihye.

"Benar Rora hyung, jangan padamkan semangat Yeehwa, dia bahkan sampai membeli beberapa liptint baru untuk menarik Naren." timpal Reiji yang tentu saja membuat seorang Yeehwa panik. Pasalnya, ini adalah fakta yang ia sembunyikan tapi malah dibongkar dengan tidak elitnya oleh kepolosan Reiji.

"What ! Jadi alasanmu memakai liptint karena Naren ? dan hanya Rei yang tahu ?" tawa Jihye, Rora dan Jihyun pun menggema. Membuat sosok Yeehwa kini menggaruk belakang lehernya dengan canggung.

"Rei juga tidak sengaja tahu kok, lagipula apa salahnya mempercantik diri, aku kan sudah dewasa."ucap Yeehwa pada yang lain.

"Ouhhhh, begitu ya. Yeehwa sudah dewasa. Sudah dewasa tapi masih suka merengek saat menginginkan sesuatu." Ejek Rora yang tentu saja membuat Yeehwa cemberut. Setelah sempat beberapa kali bergurau, ketiga siswa kelas 11 itu pun menyelesaikan kegiatan berbelanja mereka. Dan mulai kembali ke mobil untuk kembali ke rumah, terutama Rei. Dia yang akan lebih dulu diantar oleh Rora kembali ke rumah keluarga Kanemoto.

Ciiittttt......

"Baiklah Rei, kita sampai." ucap Rora dari kursi kemudi. Reiji yang berada di jok tengah bersama jihyun dan Yeehwa pun lantas tersenyum. Dari dalam mobil, ia bisa melihat sang Okasan, Asahi tengah melambai kearahnya.

"Terima kasih Rora hyung, aku pergi. Minasan, sampai bertemu besok disekolah." pamit Rei pada yang lain.

Turun dari mobil, Rei membungkuk hormat sebelum Rora kembali memacu gas mobilnya untuk meneruskan perjalanan menuju kediaman utama Leo.

"Sepertinya seru sekali acara berbelanjanya."tegur Asahi pada Reiji.

"Okasan..." panggil Reiji sembari menghambur ke pelukan sang ibu. Sejak kedatangan mereka di Jeoson, Rei benar-benar berubah. Wajah sedih yang selalu submissive itu tunjukkan selama bersekolah di Jepang tak lagi pernah terlihat saat sang putra bergaul dengan putra para pemimpin Jeoson itu.

"Ayo masuk, Okasan akan membantumu menata keperluan untuk besok." Ucap Asahi yang lekas diangguki oleh Reiji.

"Arogatou Okasan !" Pekik Reiji dengan ekspresi senang. Sepasang ibu dan anak itu pun melangkah ke dalam rumah. Hanya ada mereka berdua, karena Yoshi dan Hyuga masih dalam penggarapan mega proyek pengolahan tambang emas Jeoson.

Ceklek /

Pintu kamar Rei terbuka, dengan cekatan Asahi mengeluarkan beberapa barang yang terdapat di list milik Reiji. Sembari menata keperluan berkemah sang putra, Asahi membicarakan beberapa hal.

JOSEON || JEONGJAE (HIATUS)Where stories live. Discover now