Bab 93

157 12 0
                                    

"Bukan Yeehwa, bukan itu pertanyaannya. Pertanyaannya adalah kenapa kita bisa ada disini ? Dan aku, kenapa aku juga ada disini ?" Tanya Naren yang semakin membuat Yeehwa membisu. Tak tahu harus menjawab apa karena dirinya sendiri pun juga tak mengetahui jawabannya.

Brakkk /

Braakkkkkkk/

"Aisshhhh, sial !" Umpat Naren yang selalu gagal membuka pintu utama Villa meski telah mencoba untuk mendobraknya selama berpuluh-puluh kali.

"Sudahlah, Naren. Percuma kau membukanya jika orang-orang jahat itu menggunakan kekuatannya untuk menghalangi pintu."

"Kita tak bisa menyerah begitu saja Yeehwa." Balas Naren yang kembali bersiap mendobrak pintu namun ditahan oleh sang omega.

"Bukanya mau menyerah, duduklah dan tenangkan dirimu. Kau akan lebih bisa berpikir jernih saat kau tenang." Dan ucapan Yeehwa pun sontak membawa tubuh Naren untuk duduk di atas sofa ruang tamu.

Kini, keduanya sama-sama terdiam. Sama -sama mencoba untuk menenangkan diri. Sama-sama tengah memikirkan cara untuk bisa keluar dari Villa ini. Dan, sama-sama saling menebak, apakah semua yang terjadi pada diri masing-masing masihlah berkaitan dengan masa lalu keluarga mereka ?

"Aku haus, meski aku tahu ini terdengar mustahil, tapi aku akan coba mencari sesuatu di dapur." Ucap Yeehwa yang seketika membuat dahi sang Alpha mengkerut.

Sang Alpha ragu jika rumah atau pun Villa yang sepertinya telah tidak di tinggali selama beberapa tahun ini akan menyediakan apa yang sosok omega itu inginkan.

Tapi, daripada harus melarang dan mengatakan 'tidak mungkin', Naren membiarkan saja Yeehwa berjalan pergi untuk mengecek dapur. Sampai......

"Naren, aku temukan sesuatu. Ayoooo !!!" Ajak Yeehwa penuh semangat.

Naren yang juga penasaran pun akhirnya mengikuti langkah sang omega. Dan rupanya, Yeehwa telah menemukan sesuatu yang sangat mencengangkan. Disana, tak jauh dari dapur. Terdapat sebuah pintu yang tak terkunci. Sebuah pintu yang menghubungkan dengan jalur bawah tanah.

"Daebakk, this is so fucking crazy !" Pekik Naren begitu mereka melihat deretan senjata dan beberapa Layar PC.

"Ini seperti ruangan seorang mafia dalam film, Naren."

"Kau benar, lihat !!!! Itu senapan. Mungkinkah ini asli " celetuk Naren sembari berjalan mendekat. Mencoba untuk menyentuh senapan itu.

Sementara Yeehwa, ia berjalan ke sebuah etalase dimana di dalamnya terdapat dua belati yang terpajang di dalamnya.

Srakkkkk /

Bisa, Yeehwa bisa membuka etalase itu. Dan dengan rasa ingin tahu yang tinggi tangan Yeehwa bergerak untuk mengusap belati itu. Ia tahu, bahwa belati itu memiliki dua sisi yang sama-sama tajam hingga.....

"AW !"

Wushhhh......

Mendengar suara mengaduh, Naren pun melesat cepat ke sisi Yeehwa, melihat jari telunjuk sang Omega kini terlihat mengeluarkan darah.

"Apa yang kau lakukan, hati-hati Yeehwa. Itu benda tajam, jangan asal menyentuh."ucap Naren yang kini menyobek sedikit ujung seragam miliknya dan menalikannya di telunjuk sang omega.

Pemandangan dimana tubuh keduanya yang kini berdekatan membuat feromon Yeehwa menguar lebih daripada biasanya. Itu adalah respon alami saat seorang omega berniat menarik perhatian sang Alpha.

"Sudah, jangan lepaskan ini sampai beberapa hari ke depan. Ini akan menghentikan pendarahan di tanganmu." Ucap Naren yang sepertinya tak terlalu di gubris oleh sang omega lantaran fokus mata sang omega yang terus menatap ke wajah sang Alpha.

JOSEON || JEONGJAE (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang