RH-02

106 23 2
                                    

Fahmi meradang saat membuka pintu kamar yang sudah ia siapkan untuk tempat dirinya dan Ningsih selama tinggal disana yang masih berantakan. Kamar yang tidak terlalu luas yang sebelumnya di alih fungsikan sebagai gudang, masih tetap seperti itu berdebu dan berantakan, padahal Fahmi ingat sekali untuk meminta Mbok Yum membersihkan kamar tersebut agar nanti bisa di isi oleh Ningsih.

Tapi kenyataannya Mbok Yum sama sekali tidak membersihkan kamar tersebut. Andai saja Mbok Yum menginap di rumah mereka, mungkin Fahmi sudah memarahi wanita paruh baya itu karena sudah gagal menjalankan perintahnya. Ningsih melongokkan kepalanya ke dalam kamar tersebut. Ia mencoba menenangkan Fahmi yang tengah menahan kekesalannya.

"Gpp, Bi. Biar Umi beresin dulu kamarnya sebelum kita tempati," ucap Ningsih sambil masuk ke dalam kamar tersebut.

"Ini ngga bisa di biarkan!" Ujar Fahmi sambil berlalu dari kamar itu.

Terdengar suara derap langkah Fahmi naik ke lantai dua dimana kamar utama dan kamar anak-anaknya berada. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Fahmi langsung masuk dan melihat Alea sedang berbaring sambil membaca majalah. Wajahnya di tutupi oleh masker berwarna hijau. Alea melirik sekilas ke arah Fahmi yang terlihat marah.

"Kenapa Mbok Yum tidak membersihkan kamar bawah yang akan di tempati Dek Ning?" Tanya Fahmi masih baik-baik. Ia berusaha menahan amarahnya.

"Kenapa harus Mbok Yum yang bersihkan?!" Alea bertanya balik.

"Karena aku sudah meminta Mbok Yum untuk membersihkan kamar itu tadi pagi. Kenapa hingga sekarang kamarnya masih kotor dan penuh debu!"

"Mbok Yum hanya mengerjakan apa yang aku minta karena bagaimanapun aku yang bayar Mbok Yum selama ini. Kalau kamu mau ada orang yang bantu membereskan kamar itu, ya cari orang lain saja. Jangan Mbok Yum."

"Apa kamu bilang?!" Fahmi mulai meradang.

"Kamu ngga lihat sudah setua apa Mbok Yum. Dan kamu masih suruh Mbok Yum angkat angkat barang di gudang itu? Gila kamu ya!"

"Kenapa ngga bilang kalau ngga kuat!"

"Ya kamu ngomong ke orang yang salah. Kamu kan bisa minta orang lain buat beresin kamar itu. Atau suruh isteri kesayangan kamu beresin kamar. Gitu aja kok ribet."

"Dia lagi hamil!" Fahmi menggerutukan gigi giginya.

"Halah manja! Dulu aku hamil semua kerjaan aku kerjakan sendiri tanpa bantuan siapapun. Kamu di mintain tolong aja ogah!"

"Alea!!" Bentak Fahmi.

"Sstt!! Pergi dari kamar ku. Kamu bikin masker aku rusak tahu!" Usir Alea.

Fahmi keluar dari kamar sambil membanting pintu kamar dengan cukup keras. Alea memasang kembali earphone di telinganya dan mendengarkan lagu lagu yang membuat tenang hatinya.

***

Pagi menjelang. Alea tengah membuat sarapan untuk anak-anaknya di bantu Mbok Yum. Kalina celingak-celinguk mencari keberadaan Ayahnya. Karena penasaran, ia pun bertanya kepada sang kakak.

"Ayah kok ngga keliahatan, Kak? Ayah udah berangkat kerja?" tanya Kalina.

Aluna hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali menyantap sarapannya. Tak lama terlihat Fahmi keluar dari kamar yang dulunya gudang dengan kondisi wajah yang segar dan rambut yang setengah basah.

"Loh, Ayah kok keluar dari kamar gudang?" Tanya Kalina kebingungan melihat ayahnya keluar dari kamar gudang.

Fahmi menghampiri anak-anaknya lalu menciuminya satu persatu. Tapi saat akan mencium si sulung, Aluna segera pindah duduk seakan menjauh dari sang ayah.

DISCOVERY OF LOVE (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang