Bab 74

222 14 0
                                    

15 menit, Jihyun berdiri di depan kamar sang Appa dan sang Eomma. Ingin sekali mengetuk namun takut akan mengganggu waktu istirahat dua orang yang begitu ia sayangi itu. Tapi jika tidak diketuk, Jihyun tak akan bisa membawakan bekal untuk anak-anak terlantar itu besok. Ya, jika harus menunggu sarapan seluruh keluarga besarnya selesai, Jihyun akan kembali terlambat dan tentunya itu akan melanggar kesepakatan yang telah ia buat bersama Jaewoo.

"Ketuk.... tidak....ketuk....tidak....ketuk....." Jihyun mengambil nafas dalam dan.....

Tok Tok Tok

Ceklek

"Oh, sayang. Ada apa, kau perlu sesuatu ?" Tanya Hyunsuk sembari melihat kerah jam dikamarnya. Pukul 10 malam dan Jihyun tengah berdiri di depan pintu kamarnya yang kebetulan hanya ada dirinya karena Jihoon yang masih berada di gedung pemerintahan bersama Junghwan.

"Em, maaf mengganggu waktu istirahat eomma, bisakah bantu Jihyun ?" Tanya Jihyun lirih. Melihat wajah tak enak hati dan ekspresi takut Jihyun, Hyunsuk pun lebih mendekat dan menatap tepat di manik sang putra sulung.

"Tentu tidak, Eomma senang jika Jihyun meminta bantuan pada Eomma. Ayo katakan saja, ada apa ?" Tanya Hyunsuk penuh kelembutan.

"K-ke...em, itu....bisakah ajari Jihyun membuat beberapa makanan yang mudah dibuat ? Kalau bisa yang rasanya tidak pedas."

"Jihyun ingin belajar memasak ?" Tanya Hyunsuk yang dibalas anggukan oleh Jihyun.

"Kenapa tidak besok saja sepulang sekolah sayang ?" Tanya Hyunsuk pada Jihyun.

"Itu Eomma, em...Jihyun harus berangkat lebih pagi dan Jihyun ingin bawa bekal yang sedikit banyak karena kegiatan Jihyun disekolah akan semakin padat." Ucap Jihyun yang memang telah memikirkan alasan sejak sebelum ia menemui sang Eomma.

"Ahhh begitu, baiklah. Ayo kita buat sesuatu di bawah." Ajak Hyunsuk sembari menggandeng tangan Jihyun menuju dapur.

1 jam bergelut di dapur, membuat sepasang ibu dan anak itu berhasil membuat kurang lebih 7 masakan. Hyunsuk meminta Jihyun untuk meletakkan makanan yang telah jadi ke dalam kotak-kotak besar dan menaruhnya di kulkas. Besok pagi, jika Jihyun ingin membawanya, maka tinggal dihangatkan saja.

"Terima kasih banyak Eomma, maaf Jihyun merepotkan Eomma." Ucap Jihyun sembari tersenyum kecil.

Hyunsuk terkekeh.

"Sekarang, kembali ke kamar dan bersihkan dirimu lalu tidur. Sebentar lagi Appa pulang dan kau mungkin akan diomeli jika selarut ini belum tidur." Ucap Hyunsuk yang diangguki oleh Jihyun.

Hyunsuk menghembuskan nafasnya kasar, menggeleng gemas kala melihat punggung omega remaja itu lambat laun hilang ditelan tangga dan dinding lantai atas.

Sejak awal Hyunsuk tahu jika membawa bekal karena banyak kegiatan hanyalah alasan yanng dibuat oleh Jihyun. Hyunsuk yakin jika selama ini sang putra mungkin membagikan makanan ke beberapa orang yang ia sendiri tidak tahu siapa. Mana mungkin tubuh omega sekecil itu bisa menampung makanan sebanyak ini. Tapi, daripada terus menerus curiga dan menuduh yang tidak-tidak. Hyunsuk dan Jihoon lebih memilih untuk diam dan mengikuti alur yang Jihyun buat. Lagipula hanya makanan, bukan masalah yang harus dibesar-besarkan.

"Sayang, kau belum tidur ?" Tanya Jihoon yang baru saja terlihat memasuki ruang tengah yang otomatis langsung mengarah ke dapur.

"Aku tidak bisa tidur jadi aku baru saja selesai memasak beberapa makanan untuk dihangatkan besok. Kau sudah makan ?" Tanya Hyunsuk pada sang Alpha.

"Em, aku dan Junghwan mampir ke kedai naengmyeon di tengah kota." Balas Jihoon sembari memeluk tubuh Hyunsuk dari belakang. Mencium aroma feromon di ceruk leher sang omega yang seketika mampu menghilangkan rasa lelahnya.

JOSEON || JEONGJAE (HIATUS)Where stories live. Discover now