Bab 72

254 15 0
                                    

Manchuria High School, Jeoson City

Ciiiittttttt

Sebuah mobil mewah dengan warna hitam metalik berhenti tepat di gerbang Manchuria. Dari plat yang tertera, bisa diketahui bahwa itu adalah mobil keluaran terbaru. Yang artinya, yang menumpangi pastilah keluarga pejabat atau pun pengusaha.

"Okay, kita sampai..."

"Wow, Okasan, Koko wa watashi no atarashī gakkōdesu ka? (apa ini sekolah baruku ?)"

"Ya Rei, ini sekolah barumu. Selama Appa bekerja di Jeoson, kau akan bersekolah di Manchuria High School." Jelas sang ibu yang kebetulan menjadi pengantar sosok namja cantik berwajah khas Jepang yang diketahui bernama Rei itu.

Mata namja cantik itu begitu berbinar kala mengetahui sekolah barunya adalah sekolah yang lebih megah daripada sekolah lamanya. Dan lagi arsitektur sekolah yang terlihat unik semakin membuatnya tak sabar untuk segera keluar dari mobil.

Ceklik /

"Kanemoto Reiji..." panggil sang ibu yang membuat langkahnya untuk keluar dari mobil tertahan. Kembali menengok kearah sang ibu.

"Dō shita no okāsan ? (Ada apa, ibu ?)" Tanyanya dengan suara yang begitu merdu. Sang ibu pun mengambil botol kecil dari dalam sakunya.

"Kau melupakan obatmu sayang, dan....tolong jangan terlalu banyak menggunakan bahasa jepang, nanti teman-temanmu tidak paham, okay." Pesan sang ibu yang segera diangguki oleh sang putra.

*******

Wueenggggg.....Wueeennggg....

Wushhhh......

ciiiitttttttttt......

Brukkkk !

Blak /

"Belajarlah yang rajin anak-anak dan hubungi aku jika kalian sudah selesai." Pesan Shimang sebelum kembali menginjak pedal gas dan meninggalkan Jaewoo dan Ryuujin di depan gerbang sekolah.

"Uhuuukkk.....Uhukkkk...wueekkkk...."

"Aihhhhhhh, kau masih belum terbiasa juga rupanya." Ucap Jaewoo sembari menepuk bahu Ryuu yang masih mencoba menetralisir rasa mual akibat Shimang yang selalu mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi dan sedikit berakrobat dengan melakukan gerakan Zig-Zag.

"Yak, hyung. Bisakah kau bilang pada paman Jeongwoo untuk menggantikan Shimang, aku benar-benar akan mati jika terus disupiri olehnya." Keluh Ryuu yang terlihat tengah memijat kedua pelipisnya untuk meringankan rasa pusing di kepalanya.

"Percuma, Appa hanya mempercayai Shimang. Sudahlah, Ayo masuk..." ajak Jaewoo yang kini mulai terlihat melangkahkan kaki menuju kelasnya diikuti oleh sang putra Watanabe di belakangnya.

"Yak ! Jaewoo hyung tunggu aku !!!"

Keduanya berjalan bersama karena kebetulan ruang kelas mereka berada dilantai yang sama meski secara tingkatan keduanya memiliki selisih jarak satu tahun.

Suasana sekolah masih terhitung sepi, karena Jaewoo dan Ryuu memang terbiasa untuk berangkat lebih pagi. Selain karena memang Jaehyuk dan Junkyu yang rajin berteriak untuk membangunkan keduanya, posisi Jaewoo yang menjadi presiden sekolah menjadi alasan utamanya.

Jaewoo dan Ryuu berjalan melewati lorong kelas 10, tinggal satu kelokan lagi mereka akan sampai di lorong kelas 11 dan juga 12. Namun, mungkin karena kelokan itu terbatas tiang dinding besar di tengah, membuat sosok Ryuu tak melihat bahwa ada seseorang yang berjalan dari sebrang sisi kelokan yang lain hingga membuat dirinya dan sosok itu berakhir saling menabrak.

JOSEON || JEONGJAE (HIATUS)Where stories live. Discover now