Bab 63

277 23 1
                                    

Flashback On.

"Hampir pagi, kita harus segera kembali ke Aegukka, Tuan muda." Ucap sang pengawal yang baru saja melihat jam di tangannya.

"Pantainya sangat indah sampai aku lupa waktu, terima kasih pengawal Bang." Ucap Chenle dengan senyumannya yang menawan. Berjalan pergi untuk kembali memasuki mobil. Diikuti oleh sang pengawal yang kini terlihat tersenyum dibelakangnya.

Beberapa jam menghabiskan waktu untuk menyebrang dari Jeoson menuju Busan. Akhirnya sang namja Zhong pun sampai di Aegukka. Kini, hanya butuh 30 menit untuk dirinya benar-benar kembali menginjak Mansion Zhong. Rumahnya yang sudah satu bulan terkahir tidak ia pijaki. Ya, sejak pertandindan melawan Jeongwoo hingga ia memutuskan pindah ke Universitas Jeoson, ia sama sekali belum menginjakkan kakinya di rumah. Membuatnya begitu merindukan sang Ayah, satu-satunya keluarga yang ia punya setelah kematian sang Ibu kala melahirkan dirinya.

"Apa yang terjadi, kenapa gerbang mansion terbuka ?" Celetuk namja Zhong yang merasa ada keanehan sejak ia memasuki Aegukka.

"Hamba kurang mengerti, tuan muda. Tapi gerbang utama tidak seharusnya sembarang terbuka, tuan muda." Balas Pengawal Bang yang juga belum mengetahui alasan dibalik terbukanya gerbang utama.

Mobil yang keduanya terus melaju, masuk ke halaman utama mansion.

Ciitttttttt.....

Mobil berhenti, Chenle berjalan keluar untuk memasuki mansion. Dan baru saja namja cantik itu memasuki pintu masuk mansion, apa yang tersaji dihadapannya benar-benar membuat Chenle berteriak histeris.

Aaaaaaaaakkkkkk !!!!!!

Brukkk !!!

Chenle jatuh berlutut di lantai. Teriakkannya membuat pengawal Bang yang baru saja menutup pintu mobil segera berlari menyusul sang tuan muda.

"Astaga....." lirih pengawal Bang yang juga terkejut dengan apa yang ia lihat tepat dihadapannya.

"Hiks....si-siapa, siapa ya-yang melakukan ini hiks....." isak sang namja Zhong yang mulai merangkak mendekat ke arah jasad sang Ayah yang tergeletak bersimbah darah bersama dengan banyak pengawal Aegukka lainnya.

"Arghh...Ch-n-le an-nak-ku....."

"Bangchan ! Ayah masih sadar, ayo bawa dia ke rumah sakit." Teriak Chenle yang segera dihampiri oleh Bangchan. Namun niatan Chenle ditahan oleh tangan sang Ayah yang kini menahan lengannya dengan begitu lemah.

"Ayah kita harus ke rumah sakit, kau terluka parah..." ucap Chenle berusaha membujuk sang ayah.

Tuan Zhong menggeleng. Sepertinya daripada ke rumah sakit, ia lebih memilih untuk berbicara kata-kata terakhir pada putranya.

"Arghhh, Ch-en-le...." lirih Tuan zhong dengan susah payah.

"Ayah hiks...apa yang terjadi, kenapa kau bisa terluka hiks..."

"Han-bin......di-a me-n-ye-rang....erghhh...." meskipun terbata, Chenle sangat tahu apa yang diucapkan oleh sang Ayah.

Tangan sang Ayah yang bersimbah darah berusaha meraih wajah sang putra. Tersenyum dengan begitu bangga bahwa ia telah berhasil membesarkan seorang omega calon pemimpin Aegukka yang begitu cerdas, cantik dan juga kuat.

"Pim-pin-lah Aegu-kka, Ay-ah men-yang-yang-i-mu Nak....."

"Hikss....Ayah, hiks....Ayah bangun Ayah....jangan tinggalkan aku....hiks....Ayahhhhhh" Racau Chenle sembari terus memanggil sang ayah untuk kembali membuka mata.

JOSEON || JEONGJAE (HIATUS)Where stories live. Discover now