Sakit? Tentu saja. Yeji cinta pertamaku. Ini adalah pengkhianatan pertama yang kualami. Ini adalah pengalaman putus pertama selama hampir 24 tahun aku hidup di dunia ini. Apa aku menahan Yeji? Apa aku memukul pria bernama Yeonjun itu? Tidak. Aku melepaskan Yeji karena aku pikir ini yang terbaik bagi hubungan yang sudah mendingin ini dan Yeonjun tidak ada hubungannya. Yeji sendiri bilang bahwa dia baru memulai dengan Yeonjun setelah kami putus. Aku harus menerima semua ini. Aku anggap inilah proses pendewasaan diriku.


*Yeji POV*

Aku menatap keluar jendela. Menatap pemandangan kota Seoul yang jarang kulihat dari ketinggian seperti ini. Selama hampir 3 tahun aku menghabiskan kehidupanku di tempat-tempat itu saja. Kampus, rumah sakit, rumah Hyunjin. Berada di flat mewah seperti ini sangat jarang kurasakan dan sekarang aku berada disini.

"Apa yang kau pikirkan, hmm?"seseorang memelukku dari belakang. Aku tersenyum dan menyentuh lengannya yang memelukku. Desau nafasnya menyapu leherku dan itu sedikit menggelitik. Kini aku merasakan nafas baru dari seorang lelaki. Hidupku telah berubah. Sekarang kupikir dialah nafas dalam hidupku.

"Aku tidak pernah melihat pemandangan Seoul dari tempat seperti ini,"jawabku. Dia, Yeonjun Oppa, tersenyum dan ikut menatap ke luar jendela sambil terus memelukku dari belakang.

"Mulai hari ini kau boleh melihatnya setiap hari,"Yeonjun mengecup pipiku dengan singkat.

"I love you,"ucap Yeonjun lagi. Dia memutar tubuhku sehingga sekarang kami berhadapan. Aku tersenyum lalu dengan alaminya tanganku kulingkarkan ke lehernya. Kami mulai berciuman panjang. Ciuman Yeonjun berbeda dari yang sebelumnya sering kurasakan. Pria ini penuh kelembutan namun begitu tegas. Dia akan memperlakukanku seperti seorang putri yang hanya satu-satunya di dunia miliknya. Berbeda dengan sebelumnya. Aku menjalani hubungan yang kasual dengan Hyunjin. Kami memulai hubungan ini dengan pertemanan, jadi saat kami pacaran pun bukan kelembutan dan hasrat dalam percintaan yang sering kualami, tapi hubungan kikuk yang lucu namun sempat kusukai selama beberapa lama. Mungkin Yeonjun hadir dihidupku saat kami telah dewasa, saat aku telah dewasa, jadi kurasa dia membawaku lebih serius. Tidak seperti Hyunjin yang masih memperlakukanku sama seperti 6 tahun yang lalu walau dia sekarang sudah berdasi dan duduk di gedung bertingkat. Aku pun memutuskan mengakhiri hubunganku dengan Hyunjin karena kulihat tidak ada perkembangan dalam hubungan kami selain kami hanya hidup bersama seperti sepasang suami istri. Aku menginginkan komitmen dan aku ingin menjadi seorang istri, itu yang kupikirkan.

***

Aku terbangun seketika, ketika mimpi itu datang. Mimpi tentang masa lalu. Dimana aku masih bersama Hyunjin dan banyak merajut mimpi. Aku tidak berbohong jika Hyunjin masuk ke kehidupanku terlalu jauh. Tidak mungkin orang yang kusukai secara dangkal dapat kupercaya untuk hidup bersama denganku. Aku sangat mencintai Hyunjin. Mungkin Minho Oppa adalah pacar pertamaku, tapi Hyunjin adalah cinta pertamaku. Aku tidak pernah merasakan cinta selain dengan Hyunjin. Aku menyerahkan segalanya pada Hyunjin, aku memutuskan untuk tinggal di rumahnya berdua saat aku kuliah. Putus dari Hyunjin adalah keputusan terberat yang pernah kuambil. Aku masih mencintainya, sekali lagi kutekankan ini. Namun kalian tau, cinta saja tidak cukup untuk menjadi alasan kau dapat menyerahkan hidupmu pada seseorang. Aku membutuhkan komitmen. Aku adalah seorang wanita saat ini, aku telah meraih gelar dokterku dan yang kubutuhkan sekarang adalah pernikahan. Dan beberapa bulan kuperhatikan, Hyunjin tidak memperlihatkan hal yang kuinginkan. Kami mulai menjauh karena kesibukan masing-masing. Hyunjin terlalu tenggelam dalam pekerjaannya.

Kuperhatikan Yeonjun oppa yang tertidur disampingku. Wajahnya begitu menenangkan dan seperti malaikat. He's my crush. Aku menyukai Yeonjun oppa sejak aku masuk fakultas kedokteran. Dia adalah senior yang selalu membimbingku dan memang, dia sudah menembakku sejak lama. Tapi kukatakan sekali lagi, aku sangat mencintai Hyunjin dan dulu memang aku sangat terhanyut dengan Hyunjin. Walau aku menyukai Yeonjun oppa, aku menolaknya dan kami menjadi kakak-adik biasa. Suatu hari Yeonjun oppa bertanya padaku tentang hubunganku dengan Hyunjin. Disana aku mulai membeberkan keresahanku, keinginanku untuk mendapatkan sebuah komitmen. Awalnya Yeonjun mengatakan bahwa Hyunjin mungkin berkomitmen padaku karena sudah 6 tahun kami bersama, tidak pernah putus, Hyunjin tidak pernah selingkuh bahkan menoleh pada gadis lain pun tidak walau banyak sekali godaan dari mereka yang mampu membumbui hubungan kami. Menurut Yeonjun itu adalah komitmen. Tapi kemudian dia menarik kata-katanya lagi dan mulai meragukan Hyunjin, aku pun terpengaruh olehnya. Pada momen itu, dengan tegas Yeonjun mengatakan dia ingin menikahiku. Dia ingin memberikan komitmen itu. Dia tidak pernah berhenti mencintaiku. Dan kurasakan gejolak aneh yang selama ini kucari. Kupikir, Yeonjun adalah jawabannya.

About Us 1 (2Hwang)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon