Anamnesis/Pasangan Takdir (Mystery)

Start from the beginning
                                    

Selalu setiap hari penuh perjuangan bagi seorang Hwang Yeji, seorang gadis yang kelihatannya biasa saja dan cantik apabila bisa untuk sekali saja tersenyum dan tidak terlihat muram. Hal ini dikarenakan oleh kemampuan yang sama sekali tidak dia harapkan. Entah kapan dan bagaimana ini semua dimulai. Yang jelas gadis itu tau bahwa sejak kecil dia dapat melihat hal yang tidak bisa dilihat oleh orang biasa. Gadis indigo itu.

Sekali lagi Yeji menatap pisau cutter yang terdapat di meja belajarnya. Berkali-kali dia mengambil, memegang, lalu meletakkannya lagi. Pergelutan di kepalanya tidak usai sejak bertahun-tahun lamanya. Jika dia mengakhiri hidupnya yang tidak dia syukuri sama sekali, maka makhluk-makhluk haus dosa itu akan tertawa bahagia. Yeji tidak rela sama sekali.

"Bisakah kau mendengarkanku? Hei gadis dalam pikiranku, bisakah kau terus bertahan?"

Dheg!!! Lagi-lagi Yeji mendengar suara seorang laki-laki yang di kehidupan sehari-harinya tidak pernah dia temui. Suara siapakah itu? Sudah beberapa minggu belakangan ini Yeji mendengarnya. Awalnya begitu jarang dan tidak jelas. Seingat Yeji kata-kata yang sering dilontarkan suara itu saat awal adalah kata-kata yang tidak mempercayai bahwa dia dapat berkomunikasi dengan gadis itu melewati telepati. Awalnya juga Yeji tidak percaya bahwa dia memiliki satu lagi kemampuan yang dia tidak pernah inginkan. Telepati. Namun hanya dengan satu orang ini. Yang dia sendiri tidak pernah bertemu.

Sering terpikir dibenak Yeji bahwa dia mengidap skizofrenia dan berhalusinasi. Menciptakan apa yang selama ini dilihatnya dan membuat sebuah karakter tanpa wajah yang dapat menguatkan dirinya untuk bertahan sampai saat ini. Namun semua itu tidak dipikirkan lagi oleh Yeji karena apa pun itu, bahkan jika laki-laki itu hanya ciptaan dari pikirannya yang sekarat, Yeji cukup senang karena dia benar-benar dikuatkan olehnya.

***

Pria itu berusaha menyingkirkan debu-debu yang ada di lemari milik ayahnya. Pagi di hari minggu ini dia tidak dibiarkan tertidur sampai siang dan disuruh membereskan ruangan kerja ayahnya yang baru saja meninggal sebulan yang lalu. Pemuda berambut tebal dan lurus berwarna hitam pekat itu dengan patuh menuruti perintah kakak perempuannya.

Pluk!!

Pria itu tertegun melihat sebuah album lama yang terjatuh dari rak bagian atas saat dia mencoba membersihkan dengan kemoceng. Diambilnya album berwarna merah marun yang kelihatan tua itu. Dia mulai tertarik dengan album ini karena siapa tau ada kisah lama ayah yang sangat dicintainya terpendam dalam album tua ini. Dia pun duduk di meja kerja ayahnya.

"Hyunjin, kau sudah membersihkan ruangan ini? Eh, kau lihat apa Hyunjin?"tanya kakak perempuannya.

"Aku baru melihat album ini Eunbi nuuna, sepertinya milik ayah,"baru saja pemuda bernama Hyunjin itu mengatakannya sambil membuka halaman pertama album itu, tatapannya langsung terpaku pada sebuah foto yang diletakkan di tengah halaman dengan ukuran cukup besar. Sebuah foto yang memperlihatkan dua orang anak kecil, satu perempuan dan satu laki-laki sedang duduk di sebuah taman dan berpegangan tangan. Hyunjin kenal betul bahwa laki-laki itu adalah orang yang sering dia lihat. Ya, siapa lagi kalau bukan dirinya.

"Ah, ini foto kita saat masih di Gangnam!"Eunbi langsung mengambil alih album itu dan membuka lembar demi lembar sambil memperhatikan foto-fotonya.

"Tapi nuuna itu bukan kamu kan?"tanya Hyunjin ragu pada foto pertama yang dia lihat.

"Tentu saja. Itu tetangga kita dulu, hm...siapa ya namanya? Hm...ah, betul! Hwang Yeji!"jawab Eunbi lalu mulai lagi melihat-lihat album itu. Hyunjin mengernyitkan dahinya mengingat nama dan wajah Yeji. Dia lalu bergabung lagi melihat foto-foto tersebut. Ada banyak momen antara dia dan Yeji itu tertangkap di kamera. Melihat itu, sekelebat ingatan datang begitu saja di kepala Hyunjin.

"Eh, Hyunjin kau mau kemana?"tanya Eunbi kaget saat melihat adiknya itu tiba-tiba beranjak dari kursinya.

"Nuuna aku pergi dulu sebentar ya,"Hyunjin keluar dan mengambil mantel serta syalnya.


***


Mungkinkah kau yang setiap hari meminta pertolonganku?

Hyunjin berlari menuju rumah lamanya di daerah Gangnam. Sudah 10 tahun dia tidak ke daerah ini. Tentu saja karena dulu dia pindah dari Korea dan tinggal di Amerika hingga ayah mereka meninggal sebulan yang lalu. Hyunjin agak bingung karena banyak hal yang berubah dari daerah itu. Tiba-tiba langkah kakinya berhenti pada satu bangunan yang tidak berubah sama sekali bahkan sejak 10 tahun yang lalu.


***


Seorang gadis dengan topi kupluknya dan mantel tebal berjalan terhuyung-huyung untuk keluar rumah. Sekarang ada banyak makhluk gaib yang bergelayutan pada tubuh tingginya. Apa yang bisa dia lakukan? Setiap hari dia merasa lingkaran dibawah matanya makin melebar karena kurang tidur. Setiap hari wajahnya semakin muram karena tidak bahagia dan sering ketakutan. Namun inilah hidup yang dia jalani kurang lebih 10 tahun ini.

Baru saja gadis itu melangkahkan kakinya keluar, tiba-tiba semua makhluk astral itu lenyap dan menghilang begitu saja. Yeji menatap sekitarnya. Benar-benar tidak ada sama sekali makhluk gaib. Bau daging busuk yang acap kali dia cium pun sudah menghilang diganti dengan bau lembab musim dingin. Suara-suara kacau yang membuat kepalanya terus-menerus sakit dan ingin pecah itu pun tidak terdengar lagi.

"Yeji...,"

Gadis itu tertoleh ke depannya saat namanya disebut. Seorang pria berusia sama dengannya dengan tatapan sendu menatap lurus ke arahnya. Yeji mengernyitkan dahinya karena tidak merasa mengenal orang itu.

"Hwang Yeji,"ucapnya lagi. Kali ini lebih jelas sehingga Yeji tertegun. Suara yang selama ini selalu dia dengar.

"Kau...,"tiba-tiba airmata Yeji menetes tanpa bisa dibendung lagi. Hal itu dikarenakan dia sangat terkejut menemui suara yang selama ini dia dengar. Ternyata bukan halusinasi dan ternyata sang penolong dan penyemangatnya selama ini melalui telepati benar-benar ada. Sebuah kerinduan besar menyeruak hebat dari lubuk hati Yeji yang selama ini tertidur.

"Maaf. Aku baru ingat,"pria itu, Hyunjin, berlari memasuki pekarangan rumah Yeji dan memeluk gadis yang makin menangis menjadi-jadi. Gadis itu menangis seakan telah melepaskan sesuatu yang sangat besar di hidupnya. Ya, sesuatu yang besar itu telah menekannya selama bertahun-tahun dan seorang penyelamat akhirnya datang.

Pemuda dan gadis itu adalah orang yang ditakdirkan. Sang gadis tidak bisa hidup dan selamat tanpa kehadiran sang pemuda. 10 tahun yang lalu Hyunjin ikut pindah ke Amerika setelah perceraian kedua orangtuanya. 3 tahun kemudian Hyunjin dan ibunya terlibat kecelakaan besar di jalan tol sehingga menewaskan ibunya dan Hyunjin kehilangan ingatan. Tidak terkecuali ingatannya tentang Yeji. Sementara Yeji, sejak sepeninggalan Hyunjin mulai melihat banyak gambaran aneh di depan matanya. Pemandangan-pemandangan menyeramkan dan berdarah-darah lengkap dengan suara memekakkan dan memilukan yang mampu membuat nyali Yeji ciut dan bau busuk yang nyata.

Hyunjin berulang kali membelai rambut panjang Yeji dan memeluk Yeji dengan erat. Merasa bersalah karena telah meninggalkan gadis itu begitu lama bahkan sempat melupakannya. Pantas hanya suara Yeji yang bisa dia dengar. Pantas dia begitu terbawa perasaan dan sangat takut gadis yang dia dengar itu mati. Pantas saja, karena memang gadis itu adalah orang yang harus dia lindungi. Sekarang setelah dia mengingat semuanya dan berhasil menemukan Yeji, Hyunjin tidak akan meninggalkan sisinya lagi. Tidak, dia tidak bisa dan tidak ingin.

"Hyunjin, Yeji. Kalian adalah kembar dan tidak boleh dipisahkan. Apa pun alasannya. Karena bisa jadi salah satu diantara kalian akan ada yang diambil oleh mereka,"



FIN

A/n. Yang ada pertanyaan monggo hehe.

About Us 1 (2Hwang)Where stories live. Discover now