°+2+°

40 12 2
                                    

Sorry for typo

.

.

.

Juyeon kembali dengan bola di tangan nya, raut wajah nya yang tersenyum lebar mendapat tatapan aneh dari teman nya yang lain.

"Kenapa lo senyum begitu?" Kata salah satu teman Juyeon, nama nya Jacob.

"Kenapa sih emang? Ga boleh banget gue senyum gitu?" Sewot Juyeon.

"Ngeri gue liat nya."

"Ah udah lah ayo main lagi."

Permainan kembali di mulai, banyak sekali para siswa dan siswi yang sedang melewati lapangan menatap kagum pada Juyeon dan anak basket yang lain. Keringat yang membasahi wajah serta leher nya malah menambah kesan menawan pada diri pemuda itu. Bahkan beberapa siswi memekik tertahan saat sapaan nya di balas senyum kecil oleh Juyeon.

+--

Hyunjae saat ini sedang berada di kantin duduk sendirian di kursi yang berada di pojokan. Semangkuk bakso dan segelas es teh manis tersaji di meja. Namun Hyunjae tak kunjung menyentuh kedua nya, mata nya masih terfokus pada ponsel di tangan. Membalas pesan dari sang bunda yang menyuruh nya agar langsung pulang ke rumah dan mengatakan bahwa pak Kim yang merupakan sopir sang bunda yang akan menjemput, di karenakan sopir pribadi Hyunjae yaitu pak Kang sedang izin untuk karena mengantar anak nya yang tiba-tiba terserang demam.

Karena terlalu fokus Hyunjae sampai tak menyadari bahwa ada orang lain yang duduk di kursi di hadapan nya. Sampai orang itu akhirnya berdeham untuk menarik perhatian Hyunjae.

"Ekhemm."

Hyunjae melirik sekilas, mata nya menatap tak percaya orang yang berada di depan nya saat ini. Dengan segera ia menaruh ponsel nya di dalam saku.

"Maaf tiba-tiba duduk disini, meja lain penuh. Tidak apa kan?"

Hyunjae mengangguk kecil sebagai jawaban. Berusaha menenangkan diri nya karena kaget orang itu yang merupakan kakak kelas nya duduk di hadapan nya. Lagi Hyunjae dibuat kaget saat sebuah tangan terulur di hadapan nya.

"Kenalin gue Juyeon." Kata Juyeon sambil tersenyum.

Hyunjae menatap tangan yang masih terulur di depan nya, semua rakyat sekolah pun sudah tau kalau dia Juyeon tanpa harus memperkenal kan diri, pikir Hyunjae. Tapi Hyunjae tetap menjabat tangan itu dengan ragu sambil sesekali melirik Juyeon yang sedang tersenyum. Ah senyum itu lagi, senyum yang bisa membuat jantung nya berdetak tak karuan.

"Lee Hyunjae."

Hyunjae rasa nya nyaman, bagaimana saat tangan itu berada di genggaman nya. Hati nya menghangat, ia tidak ingin melepaskan nya.

Hyunjae menatap kecewa saat tautan tangan itu terlepas, boleh kah ia berharap akan ada kesempatan berikut nya untuk menggenggam tangan itu lagi? Mungkin dengan waktu yang sedikit lama atau jika bisa untuk selamanya.

"Ngomong-ngomong bakso lo dingin tuh, keasikan main handphone sih." Ledek Juyeon berusaha agar tidak terlalu canggung lalu mulai menyantap makanan milik nya.

Hyunjae hanya tersenyum.

"Bunda kirim pesan dan harus membalas nya lebih dulu." Juyeon mengangguk mengerti.

"Yaudah, mending sekarang makan deh. Makin ga enak nanti kalau makin dingin." Hyunjae mengangguk lalu mulai menyantap bakso yang ia abaikan sedari tadi.

Sesaat hanya ada suara riuh siswa siswi lain yang sibuk bersenda gurau dengan teman nya. Atau siswa siswi yang masih mengantri dan mengeluh sudah lapar, ada pun yang menggerutu kesal karena antrian nya di serobot yang lain.

Mereka makan dalam diam, tak ada yang bersuara sama sekali. Asik menikmati makanan masing-masing.

"Oh ya, sekali lagi maaf ya kejadian tadi pagi yang bikin lo jadi kaget." Kata Juyeon yang sudah menyelesaikan makan nya lebih dulu.

Hyunjae tertawa kecil. "Gapapa ko kak, tidak perlu minta maaf."

Juyeon menggelengkan kepala nya. "No! Tetep aja itu salah gue, jadi sebagai permintaan maaf nya besok gimana kalau kita makan bareng lagi? Gue traktir lo apapun."

Oke. Jika tidak malu Hyunjae akan berteriak sekencang nya menyetujui ajakan Juyeon itu.

Tapi

"Tidak perlu segitu nya, tidak usah ya ka."

Jika kalian ingin tau, Hyunjae sedang mengutuk diri nya sendiri sekarang. Benar-benar ia ingin sekali memukul kepala nya sendiri. Katakan lah ia munafik, tapi ia juga tidak bisa langsung menerima begitu saja tawaran Juyeon. Pria itu banyak fans nya, sedari tadi saja banyak sekali pasang mata yang menatap kedua nya. Terlebih menatap Hyunjae dengan tatapan tak suka. Ia hanya tidak ingin mendapat masalah hanya karena makan berdua dengan Juyeon lagi.

"Gue maksa ya, jadi lo ga bisa nolak oke?!" Kata Juyeon penuh penekanan di setiap kata nya.

Hyunjae akhirnya mengangguk saja, mengiyakan ajakan pria yang menjadi pujaan hati nya itu.

Sekarang perasaan senang itu menyeruak masuk ke dalam hati nya. Terimakasih ya Juyeon sudah memaksa Hyunjae.

Biarlah urusan dengan fans pria itu menjadi urusan belakangan.

Setelahnya kedua anak adam itu kembali mengobrol santai, Hyunjae pun mulai membiasakan diri nya agar kakak kelas nya itu merasa  nyaman mengobrol dengan nya.

Rasa nya ingin berteriak dengan sangat kencang sekarang, hahahha... Hari ini kami makan semeja di kantin tadi, ya walaupun itu karena meja yang sudah penuh tapi tidak apa-apa. Kami mengobrol banyak sekali sebenarnya hehe.... Oh iya dia juga meminta maaf lagi atas kejadian tadi pagi dan bilang akan mentraktir ku besok sebagai bentuk permintaan maaf nya. Senang? Tentu saja aku senang. Tapi juga sedikit--ah tidak tapi sangat takut karena Juyeon banyak sekali yang menyukai nya. Tapi kesempatan seperti ini tak akan datang lagi kan? Dan dia pun memaksa, jadi tidak ada salah nya kan menerima ajakan nya. Hufttt.. doakan ya agar para fans Juyeon tak mengganggu ku.


°+Tobecontinue+°

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Aug 08, 2023 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

HALCYONKde žijí příběhy. Začni objevovat