••••




































18 years later, present day..

06:55 a.m | Raven's Mansion, Conglomerate Residential Area - Capital City of Allegra

Asap rokok yang dikeluarkan melalui celah bibir mengepul di udara, menyatu bersama desau angin yang kemudian hilang tanpa jejak. Pagi hari ini sinar matahari tidak banyak membantu, sebab kelabu pada cakrawala lebih mendominasi kendati rintik hujan belum turun.

Axevar D. Raizard, pria itu berdiri di belakang pagar kaca balkon kamarnya yang tingginya hanya mencapai pinggang. Kaos hitam polos melekat di tubuh atasnya dengan bawahan celana panjang berbahan wol, sandal rumahan yang empuk sebagai alas kaki, kaca mata berlensa bening membingkai indah kedua irisnya yang menyorot kelam serta rambut hitam legam sebatas leher. Sosoknya tenggelam dalam lamunan panjang sekalipun tatapannya terfokus pada batang rokok yang terapit di antara jemari; melihatnya terus terkikis oleh bara yang menyala sebelum akhirnya ia memutar tubuh, lantas membuang rokoknya pada asbak tanpa berniat memadamkan.

"You're here? Aku pikir kau sudah pergi ke markasmu."

Satu suara hadir kala Xevar baru ingin mendudukkan dirinya di salah satu kursi di sana. Namun pribadi yang memiliki tato di lehernya itu tidak merespon, memilih mendaratkan bokongnya dengan nyaman lalu bersedekap dan memejamkan mata; menikmati udara sejuk yang terasa di permukaan kulitnya.

"Aku bawakan sedikit oleh-oleh untukmu." dua paper bag kemudian diletakkan di atas meja yang berada ditengah-tengah antara dua kursi.

Masih belum ada tanggapan sedikitpun, hanya semilir angin yang sesekali menerbangkan helai rambut.

"X."

Hening. Tetapi kelopaknya terbuka, Xevar menatap hamparan langit mendung di depannya lewat netra sewarna keemasan yang tampak dingin. "Aku tidak akan menerimanya." vokal berat itu akhirnya mengalun.

"Ini—"

"Aku akan membuangnya jika kau tidak mengambilnya kembali."

Tidak, tidak semudah itu ia menyerah. Maka dengan senyum tipis yang terpoles ia melanjutkan, "di sini juga ada titipan dari Ibu—"

"Kau sialan, Mav." lagi-lagi Xevar menyela. "Kapan kau dan Ibumu bisa berhenti bersikap sok baik padaku? Padahal aku sudah merelakan diri menuruti keinginan kalian untuk tetap tinggal di sini." ada kekesalan yang terselip dari ucapannya yang terdengar datar, membuatnya merubah arah pandang dan sepenuhnya memusatkan atensi pada sosok bertubuh tinggi di sampingnya.

Mavra Hel Raven, pria berjas biru tua itu menunjukkan ekspresi terlampau tenang seraya memindai lekuk wajah Xevar dan bagaimana cara pria itu menahan diri. Tangannya yang kosong ia gunakan untuk menyurai rambutnya ke belakang, mengambil napas dalam satu tarikan panjang lalu menghembuskannya perlahan. "Aku tidak mengerti mengapa kau begitu keras kepala."

Xevar terkekeh sinis dan lekas beranjak dari duduk, berdiri berhadapan dengan Mavra dalam jarak kurang dari satu meter. Ia memasukkan kedua tangannya ke saku celana sementara air mukanya berubah pongah. "Tidak mengerti? Bodoh sekali." cemoohnya.

"Kegigihanmu yang ini tidak akan berdampak baik, X. Apa salahnya kau melunakkan hatimu pada kami? Kau tidak akan menjadi seperti sekarang, kau pasti terluntang-lantung di luar sana jika saat itu aku dan Ibu tidak—"

Black & GrayΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα