08. Onggokan Manusia Tanpa Nurani

111 14 2
                                    

Kazuhiro dengan penuh kekesalan memukuli anak buahnya di ruangan pribadinya. Ringisan rasa sakit dari orang-orang itu membuat telinga Harumi yang kebetulan ada di sana merasa berdengung. Kazuhiro melakukan ini didasari oleh bentuk amarahnya karena mereka gagal menculik Hana. Maka untuk melampiaskan kekesalannya, Kazuhiro pun menghukum mereka.

"Sudah kubilang, kalian harus membawa gadis itu! Aku ingin menghabisi nyawanya dengan tanganku sendiri!" teriak Kazuhiro seperti orang yang kehilangan akal sehatnya.

Salah satu bawahannya menjawab. "Ada yang membantunya, Ito-sama. Dan Kamizono juga sempat melawan kami. Dia tidak selemah seperti yang kita duga," lapornya dengan suara yang terdengar gemetaran.

Kazuhiro menggeram kesal sebelum akhirnya menyuruh semua bawahannya keluar, kecuali Harumi yang masih setia berada di sana. "Harumi-chan, bawa dia ke sini. Aku yakin dia akan mau jika kau yang mengajaknya. Jangan membuatku kecewa. Atau kau juga akan bernasib sama dengan ayah dan ibumu yang kubunuh," tegas Kazuhiro.

"Laksanakan, Ito-sama."

Kemudian Harumi pun pergi dari sana; meninggalkan Kazuhiro yang masih berada di bawah amarahnya. Harumi mengembuskan napas dengan perlahan untuk menormalkan detak jantungnya yang berdebar begitu cepat. Ancaman Kazuhiro menakutinya. Ini mengingatkannya kepada mendiang orang tuanya yang dibunuh pria bajingan itu karena tidak mampu melunasi utang.

Bagaimanapun caranya, ia harus berhasil membawa Hana ke mansion Kazuhiro. Ia pun pergi ke kediaman sang gadis di malam-malam begini. Namun, sesampainya di sana, ia tidak menemukan siapa pun. Bahkan lampu rumahnya belum dinyalakan sama sekali. Apakah Hana belum pulang?

"Nakagawa? Apa yang kau lakukan di sini?"

Suara Todoroki memasuki gendang telinga Harumi. Dengan cepat ia menoleh dan menghampiri pemuda itu yang tengah mengernyitkan dahinya kebingungan. Di samping Todoroki, ada sosok Hana dengan wajah kesal entah mengapa. Baru saja ia akan membuka suara, Hana tiba-tiba mendorong tubuhnya.

"Jangan berpura-pura bodoh di hadapanku lagi. Aku sudah mengetahui semua tabiat busukmu, Nakagawa Harumi," ujar Hana.

"Apa maksudmu?"

"Kaulah yang menyebarkan video itu, 'kan? Kau juga yang merekamku dan Yosuke. Kenapa aku tahu ini? Karena aku tidak sebodoh itu ketika melihat huruf H di kameranya. Pikirmu aku tidak kenal dengan logonya? Logo itu logo milikmu. Huruf H di kamera bukan Hideous, tapi Harumi. Dan kau adalah anggota Hideous, bawahan Kazuhiro." Hana menyudutkan Harumi dengan ucapannya yang menusuk.

"Chibi, tenanglah."

Harumi terdiam sejenak sebelum akhirnya terkekeh. "Jadi, kau sudah tahu yang sebenarnya, ya? Ya, kau benar. Akulah yang menyimpan kamera di rumah kalian. Aku juga yang menyebarkan videomu di Witter. Kenapa? Kau ingin marah padaku?"

"Aku tidak akan membuang semua tenagaku untuk marah padamu, Harumi. Aku tidak sekejam itu untuk memarahimu atau memukulmu dengan tinjuku. Namun, aku ingin kau untuk berhenti mengganggu atau bahkan menemui Yosuke," ketus Hana seraya menyenggol bahu Harumi dan memasuki pekarangan rumah dengan wajah kesal.

Hana benar-benar jengkel dengan semua tindakan Harumi. Gadis itu pura-pura bersikap seolah dirinya adalah korban di skenario yang dibuatnya. Namun, Hana menyadari jika huruf H di kamera itu adalah logo yang sering dipakai Harumi ketika menggambar—biasanya para artis akan menandai gambar mereka dengan sebuah watermark. Dan watermark itu milik Harumi. Hana mengetahuinya saat membereskan gudang dan sadar apabila dirinya pernah melihat tanda itu.

𝗦𝗘𝗡𝗔𝗡𝗗𝗜𝗞𝗔. TodorokiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang