"Halo Sayang, earth to? " Yeji mengayunkan telapak tangannya di depan wajah Hyunjin yang ternyata melamun sambil menatap Yeji.

"Ah, maaf... Pakai seatbeltmu, " Hyunjin bersiap melajukan mobilnya. Yeji hanya memanyunkan bibirnya sedikit, biasanya Hyunjin memakaikan seatbeltnya untuk modus, tapi kok pria ini cuek? Ah jangan lupa balasannya tadi siang, cuek sekali. Ada apa dengan Hyunjin?

"Sayang? " Yeji menatap lelakinya yang fokus menyetir. Hyunjin melirik sebentar pada Yeji karena dia harus fokus menyetir di jalan tol ini.

"Ada yang salah? " Tanya Yeji hati-hati sambil mengenggam tangan Hyunjin yang bersandar di persneling. Hyunjin hanya tersenyum tipis dan menggeleng. Ada yang salah? Sebenarnya tidak. Yeji bukan tidak jujur, dia hanya tidak bercerita soal itu jadi memang Yeji tidak salah.

"Oh iya aku membawa gingseng titipan Eomma untukmu. Kamu minum ya nanti, " Ucap Yeji.

"Iya makasih ya sayang, nanti aku telepon Eomma untuk terimakasih, "Hyunjin kali ini tersenyum tulus karena perhatian ibu Yeji alias calon mertua di masa depan. Dia bersyukur karena orangtua Yeji menyetujui hubungan mereka dan mempercayakan Yeji padanya.

Tak lama kemudian mereka sampai di tempat biasa mereka datangi, sebuah bukit rahasia yang jarang didatangi oleh orang lain. Di bukit ini ada sebuah cafe outdoor langganan mereka namun tenang, pemilik cafe adalah orang yang bisa menjaga privacy setiap artis yang diam-diam datang kesini. Terkadang mereka bertemu artis lain dengan pasangannya, namun sebagai sesama pemegang rahasia, tidak ada satu pun yang membocorkan apa yang mereka lihat. Disini mottonya, apa yang kalian lihat biarlah tinggal disini saja.

"Kita tidak turun? " Tanya Yeji setelah 10 menit Hyunjin diam saja ditempat. Yeji benar tau ada yang salah tapi entah apa.

"Yeji, aku minta Manager menyiapkan 1 studio untukku mulai membuat lagu..., "

"Wah berita bagus sayang, aku ikut senang, " Yeji meremas tangan Hyunjin dengan lembut.

"Nanti kita bisa bertemu di studioku kalau kau luang ya, " Ujar Hyunjin. Yeji mengangguk senang. Itu artinya dia bisa lebih sering bertemu Hyunjin di kantor.

"Lalu ada apa lagi, Sayang? Kau hari ini agak berbeda, " Tanya Yeji to the point.

"Kau..., " Hyunjin mendekatkan wajahnya pada Yeji.

"Kau dekat dengan Mingyu? " Tanya Hyunjin. Yeji terkesiap mendengarnya. Mingyu lagi. Sudah berapa kali mereka ribut soal Mingyu. Saat Mingyu hampir menangkap pundak Yeji karena ia berpikir Yeji akan terjatuh, lalu saat Mingyu meminta nomer hp Yeji.

"Mingyu? Aku merasa hubungan kami hanya rekan sesama artis, " Jawab Yeji.

"Kau merasa... Lalu dia merasa bagaimana? " Tanya Hyunjin dengan nada suara yang berat.

"Aku tidak tau, Sayang. Memangnya aku mind reader. Ada apa sih? Tiba-tiba, " Tanya Yeji.

"Boleh pinjam ponselmu? " Tanya Hyunjin.

"Kau mencurigaiku, Jin? " Tanya Yeji heran. Hyunjin tidak menjawab dan hanya menatap Yeji lekat.

"Kalau tidak ada yang salah aku boleh kan melihatnya? "

"Memeriksanya maksudmu? " Yeji menghela nafas panjang dan mengeluarkan ponselnya. Bukan dia takut Hyunjin menemukan sesuatu di ponselnya, tapi dia tidak habis fikir Hyunjin bisa curiga seperti ini. Siapa yang meracuni pikiran Hyunjin?

About Us 1 (2Hwang)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن