Midnight Date

Magsimula sa umpisa
                                    

"Ahh... Ya soalnya dunia kita ini penuh godaan, " Sungut Yeji.

"Ya bagaimana.. Walau begitu Yeji yang paling menggoda, " Tangan nakal Hyunjin mulai mencubit pinggang Yeji. Yeji menggeliat karena rangsangan tiba-tiba tersebut. Hyunjin hanya tertawa menikmatinya.

"Ja-jadi kau yakin menjadikanku istrimu nanti? " Tanya Yeji. Kalau dipikir-pikir usia mereka masih 20-an, bahkan di usia 30 Yeji belum berpikir untuk menikah karena pikirannya hanya fokus dengan karir dan fans.

"Kau mau menungguku kan? " Hyunjin menatap Yeji dengan lembut sambil merapikan surai Yeji yang tertiup angin malam.

"Menurutmu jika kita menikah, itu di usia berapa? " Tanya Yeji.

"Entahlah. Aku punya keinginan menikah dan punya anak denganmu tapi aku memang belum tau kapan aku siap. Apakah usia 30-an aku akan siap, atau usia 40...entahlah. Mungkin aku bisa jadi pacar yang baik untukmu tapi aku takut tidak bisa menjadi suami dan ayah yang baik. Itu kan hal yang berbeda, " Terang Hyunjin sambil menatap langit seakan mencari jawaban dari pertanyaannya. Mungkin dia berpikir di langit ada jawaban masa depannya.

"Hyunjin-ah... Sekarang atau nanti kau adalah kekasih yang baik untukku. Aku juga yakin kau akan menjadi ayah yang baik jika sudah waktunya. Aku yakin. Karena keluargamu sangat harmonis dan kau dibesarkan penuh kasih sayang, " Yeji memeluk perut Hyunjin dengan erat.

"Kita jalani saja saat ini ya. Yang jelas apa pun itu aku tidak berniat melepaskanmu, Yeji. Bahkan jika kita ketahuan fans dan agensi menyuruh putus, kita tetap backstreet ya, " Hyunjin mengecup pucuk kepala Yeji.

"Terimakasih Hyunjin... Aku juga tidak pernah berpikir nau melepaskanmu. Kecuali kalau kau terpincut gadis lain, aku bisa apa? " Yeji memanyunkan bibirnya.

"Aku sudah gila kalau itu terjadi, " Hyunjin tertawa dan mencubit hidung Yeji dengan gemas.

Mereka lalu menikmati sisa waktu malam itu dengan canda, tawa dan cumbu. Waktu yang mereka miliki tidak banyak karena Yeji harus beristirahat cukup untuk jadwal esok paginya. Hyunjin berharap jika bisa dia menghentikan waktu agar Yeji lebih lama bersamanya, dia akan mengorbankan apa pun itu. Terlintas dibenaknya saat masa trainee, dia melakukan latihan 2x lipat daripada member lain karena modus ingin bersama Yeji. Ya, mereka sering latihan bareng berdua seperti orang yang gila dance. Usut punya usut mereka berdua punya modus masing-masing. Tapi waktu-waktu itu sangat menyenangkan karena Hyunjin bisa seharian dengan Yeji di ruang latihan. Kalau sekarang, memiliki waktu 1 jam untuk bertemu saja mereka sudah sangat bersyukur.

"Kenapa belum jalan? " Tanya Yeji bingung saat Hyunjin menghela nafas panjang di depan setirnya. Saat ini mereka sudah memutuskan untuk pulang.

Hyunjin menoleh pada Yeji dan menatap gadis yang sangat cantik dimatanya. Walau terkadang dia seperti sedang bercermin, tapi baginya Yeji sangat sempurna.

"Aku belum mau pisah, Sayang..., " Desah Hyunjin. Yeji mengenggam tangan Hyunjin.

"Setiap ada waktu luang kita selalu VC dan bertukar foto. Masa tidak cukup? " Tanya Yeji.

"Itu beda dengan benar-benar merasakan kehadiran orangnya. Sini peluk, " Hyunjin menarik tubuh Yeji dan memeluknya.

"I love you, " Bisiknya ditelinga Yeji.

"Love you too, " Yeji tersenyum bahagia sambil mengusap-usap punggung Hyunjin. Hyunjin melepaskan pelukannya dan sekali lagi mencium bibir gadis itu dengan penuh perasaan. Tanpa sadar, ciumannya turun ke leher jenjang Yeji membuat gadis itu mendesah kegelian.

"Hyunjin-ah... Kita mau pulang, " Ucap Yeji menahan tawa karena merasa geli. Hyunjin tidak menyahut, dia semakin menurunkan ciumannya dan membuka beberapa kancing baju Yeji. Satu tangannya sudah menyelinap dibawah baju Yeji.

"Ah..., " Yeji benar-benar merasa geli dengan sentuhan dan ciuman Hyunjin.

"Kau tidak akan memakai baju terbuka kan? " Tanya Hyunjin. Yeji menggeleng. Saat itu juga Hyunjin langsung meninggalkan kiss mark di dada Yeji yang mulai terbuka karena tangan nakal Hyunjin.

"Sa-sakit..., " Lirih Yeji. Hyunjin mengurangi isapannya dan melanjutkan meninggalkan beberapa kiss mark di area pribadi kekasihnya.

"Ah... Sial aku jadi ingin, " Hyunjin langsung melepaskan tubuh Yeji dan mengusap rambutnya ke belakang sambil menyender di joknya lagi. Dia tertawa sambil memejamkan matanya dengan tangan tetap memegang rambutnya, menyadari kekonyolannya. Masa iya mereka akan melakukannya di mobil, apalagi Yeji mau beristirahat.

Hyunjin menoleh pada Yeji yang sudah merapikan pakaiannya. Sepintas kiss mark yang ia tinggalkan terlihat di kulit putih mulusnya. Wajah Yeji yang merona karena sensasi yang Hyunjin ciptakan menatap Hyunjin.

"Tahan nafsumu, Tuan Hwang, " Yeji tertawa sambil mencubit pipi Hyunjin.

"Hah... Kau tau kan aku tidak bisa menahan diri jika berduaan seperti ini, " Hyunjin memanyunkan bibirnya membuat Yeji tertawa gemas.

"Tidak sekarang, aku bisa pingsan saat syuting jika tidak tidur dan kelelahan, " Tawa Yeji.

"Ya sudah ayo kita pulang. Kau tidurlah, Sayang, nanti aku bangunkan kalau sudah sampai, " Hyunjin memakaikan seatbelt Yeji dan mengusap kepala gadis itu lalu mencium dahinya. Yeji mengangguk sambil tersenyum bahagia sebelum dia memejamkan matanya sepanjang Hyunjin menyetir kembali ke asrama mereka masing-masing.

About Us 1 (2Hwang)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon