"Sialllll!!!" Kesal Pemuda itu sembari meninju angin.
Dia tahu, dia juga ikut bersalah karena menjadi pelaku utama yang mengirimkan video Off ke base Roadracing, tapi dirinya tak pernah sekalipum ingin menyakiti banyak hati, dia hanya ingin memiliki Lucifer, okey dia akui perbuatannya mungkin menyakiti ataupun menyinggung perasaan Off, tapi percayalah, dirinya sedikitpun tidak tega menyakiti perasaan Off lebih dari merebut gengnya.
Dua tahun bernaung dalam wadah Lucifer dibawah kepemimpinan Off, membuatnya banyak belajar akan sifat cowok itu. Off memang berandalan, kadang juga ngesalin, taoi dia baik, dia tidak sebrengsek Luke yang ngehalalim segalah cara demi dapatin yang dia mau. Off selalu bermain pake otot dan otak yang sejalan, tidak pernah berat sebelah, karema itu Off mudah mengalahkan banyak saingannya. Off dermawan, banyak anggota Lucifer yang terbantu keuangannya karema Off, dan terakhir, meskipun dia pemimpin, tapi sikapnya tidak pernah melebihi batas, bahkan Off membaur dan adil kepada semua anggota, dia tidak berlaku seperti raja, dia bahkan rela mengorbankan diri demi geng dan anggotanya, tidak seperti kebayakan ketua geng motor lainnya, yang selalu memprioritaskan diri sendiri.
***
Gun memantapkan hati sebelum turun dari mobil, dan begitu dirinya melewati gerbang sekolah, Gun dihadiahi tatapan benci dari banyak siswa/i, bahkan ada yang secara terang-terangan mengolok Gun dengan mengatakan bahwa Gun adalah banci, pembawa sial bagi Off, dan aib sekolah mereka. Anak-anak Lucifer bahkan berani bermain tangan dengannya, mereka beberapa kali menggeplak kepalanya dari belakang dengan tangan mereka ataupun buku tulis yang digulung. Ada beberapa yang menggodanya dengan mengatakan bahwa dirinya lebih baik menjadi mainan mereka, dari pada menyusahkan Off.
Tidak hanya anak-anak Lucifer yang mengoloknya, bahkan Janhae dan gengnyapun kini telah berdiri menghadang jalannya.
"Eiittsss,, mau kemana? Disini dulu bentar" ucap seorang teman Jan.
"Tahu nih, buru-buru bangat, mau bikin malu sekolah lagi yah?" Tanya seorangnya lagi.
Yang lainnya tertawa mengundang banyak oknum penasaran datang mendekat hingga tercipta perkumpulan kecil ditengah jalan menuju gedung sekolah.
Gun menunduk, menyembunyikan wajahnya saat Jan melepaskan kacamatanya dengan kasar, lalu menginjaknya hingga remuk.
Air mata Gun membendung kala orang-orang disekitarnya malah menyoraki Janhae agar berbuat lebih.
Jan memyentuh dagunya memaksa agar laki-laki kecil itu mendongkak menatapnya, namun Gun kukuh menunduk. Kesabaran Janhae habis, hingga akhirnya gadis itu mejambak rambut Gun dengan kuat, hingga membuat Gun mendongkak. Wajah anak itu basah oleh air mata, tapi Jan dan sekitarnya tidak perduli, bahkan beberapa dari mereka malah merekam video dan memotretnya.
"Jan BERHENTI!!" teriak New dari arah gerbang.
"Ck.. sial" ucap Jan lalu melepaskan Gun, yang lain terdengar mengeluh karena tontonan terpaksa dihentikan.
New berlari menghampiri Gun, lalu memposisikan Gun dibalik punggungnya, didepannya Jan melipat tangan didepan dada menatap New dengan tatapan malas tahu
"Jangan mentang-memtang loe cucu pemilik yayasan loe jadi seenaknya sama anak-anak lain yah! Ini udah masuk kasus pembulian serius, dan harus dibawa ke BK! Biar loe dan dayang-dayang loe ini bisa dikasih hukuman yang setimpal" ucap New menaham amarahnya.
Jan melengos tak perduli "loe ngancem gue?" Tanyanya menantang.
New menggeleng "nggak! Tapi sekarang ayo ikut gue ke BK!" Ucap New lalu menarik tangan Jan dan segerah mengikutinya ke ruang BK.
"Ooiii lepasin gue New.... Brengsek!! Lepasin gue!! Auhhh... New sakit anjir,, lepasin gue!! Lepas nggak loe!!!" Teriak Jan sepanjang jalan menuju ruang BK.
YOU ARE READING
G U N
FanfictionBahagia itu milik siapa? kesedihan juga milik siapa? aku? dia? kami? ataukah mereka? Bukan Gun namanya kalau tidak menuruti permintaan Tay, Kakaknya, termasuk dia harus menyembunyikan identitasnya sebagai adik Tay dari semua orang. sampai Off Jump...
Problame to Problame
Start from the beginning
