Draco spontan menginjak kaki Harry acap kali kejadian itu melintas di kepalanya.

Tapi, toh, Draco senang-senang saja. Sebenarnya, bahkan tanpa Harry memakai acara menangis bombai di depan umum sekalipun, Draco akan tetap tinggal bersama sepupunya dan akan memaksanya jika dia menolak.

Sejak pengadilan memutuskan bahwa kedua orangtuanya pantas mendekam dibalik jeruji sel Azkaban dengan masa ahukuman masing-masing, Draco jadi tinggal sendirian. Dan Malfoy Manor disita untuk sementara waktu sebagai kompensasi atas konstribusi keluarganya pada Pangeran Kegelapan. Berkat itu, Draco harus tinggal di tempat lain.

"Pagi, Ferret!"

Suasana hati Draco mendadak jungkir balik.

Dengan mata abu-abu perak nya, Draco mengirim pelototan maut pada sepupunya yang tersenyum cerah.

"Pagi, Kerdil."

Dengan refleks Seeker, Draco menghindar dari piring yang dilempar ke arahnya. Draco tersenyum miring pada sepupunya yang kebakaran jenggot. Tangan bertengger di pinggang, sementara tangan lainnya memegang spatula berminyak.

Harry tidak suka bila orang-orang membawa-bawa tinggi badannya dalam perdebatan. Ini topik yang sensitif.

Draco mengambil tempat di meja, duduk untuk sarapan. Di hadapannya terhidang empat buah roti bakar, dua cangkir susu, sepiring sosis bakar dan dua telur goreng.

Draco tidak akan berbohong. Sepupunya pandai memasak.

"Apa rencanamu hari ini?" Tanya Draco, tangannya terulur mengambil koran.

Harry tetap pada masakannya, dia menjawab, "Aku akan mengambil barang-barang dari Kamar Rahasia. Bantu aku menyortirnya nanti ya!"

"Nah, selama tidak ada ular hidup yang siap menggigit tangan orang yang bukan Parselmouth atau mengubahku menjadi ular, maka tidak masalah." Draco mengerang saat gigitan pertama sarapan masuk ke mulutnya. Sialan, sepupunya benar-benar hebat.

Harry tertawa mendengar responnya. "Tak ada yang seperti itu!"

Tangan si mata hijau dengan telaten memindahkan bacon ke piring, mematikan kompor, dan ikut bergabung ke meja makan membawa bacon yang sudah digoreng bersama Draco.

Mereka menghabiskan sarapan. Draco membersihkan meja dan peralatan bekas makan mereka. Harry naik ke lantai dua, ke kamarnya, kamar lama Sirius, dan bersiap-siap untuk kunjungannya ke Hogwarts. Dengan lambaian tangannya, warna rambut dan matanya berubah, menjadi pirang pasir gelap dan biru laut.

Harry turun ke bawah, berpamitan pada Draco, berjanji bahwa dia akan membeli bahan makanan sebelum pulang, lalu pergi menggunakan pintu depan Grimmauld Place, menuju Hogwarts.

*

*

*

*

*

Hermione tidak tahu sejak kapan Harry menyembunyikan rahasia darinya. Tidak cukup percaya atau merasa aman jika Hermione ataupun Ron mengetahui rahasianya.

Pertama-tama, adalah persahabatannya dengan Draco Malfoy, yang bisa Hermione maklumi dengan hubungan mereka sebagai sepupu yang terhubung dengan darah Black.

Kedua, cinta rahasia yang terjalin antara sahabatnya dan Pangeran Kegelapan.

Dalam pikiran Hermione, yang terbesit begitu dia mendengarnya, adalah bahwa dia mungkin masih terlelap dalam mimpinya, dan bahwa perutnya melilit sakit, mengancam untuk mengeluarkan makanan di lambungnya.

Dengan seluruh kecerdasannya, Hermione mencoba untuk tetap terbuka terhadap semua spekulasi yang ada. Mencoba untuk bersikap adil dan obyektif, sebisa mungkin tidak menunjukkan pandangan yang mungkin melukai hati sahabatnya.

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: Aug 28, 2023 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

Dusk Till Dawnजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें