Un-rival-ed

684 96 15
                                    

Prompt #1

doyoung sama jaehyun itu atlet (boleh basket, sepak bola, futsal, atau voli) yang ngebela dua tim berbeda. tim mereka itu rival, jadi of course mereka harus nyembunyiin hubungan mereka dari semua orang. di kejuaraan nasional, tim doyoung ketemu lagi sama tim jaehyun di final. somehow doyoung cedera, dan orang orang bingung kenapa jaehyun panik sambil nangis pas doyoung diboyong ke luar lapangan.

***

“LARI, WOI, LARI!”

Jaehyun berlari secepat kilat saat anak-anak dari SMA Tetronida mulai menyerang balik. Seragamnya yang sudah kehilangan tiga buah kancing tidak ia hiraukan. Ia terus fokus untuk melemparkan batu pada anak-anak berseragam kotak-kotak khas Tetronida di ujung jalan.

“Jaehyun, sia jangan di situ, anjir!”

Jaehyun yang sedang fokus-fokusnya menyerang langsung melongo ke arah temannya. “Hah?”

“BATU, GOBLOK, BATU!”

Dan sepersekian detik kemudian, sebuah batu mengenai kening Jaehyun hingga ia terjatuh ke belakang.

“WOI, JAEHYUN TUMBANG! COVER, COVER!!”

Teman satu gengnya langsung melindungi Jaehyun yang terlentang di jalan dari hujanan batu yang dilemparkan oleh anak-anak SMA Tetronida. Sambil berlindung, mereka berusaha membantu Jaehyun bangkit dan berlari bersamanya menjauhi gerombolan.

Sampailah mereka pada persembunyian mereka, di salah satu warung yang tak jauh dari SMA Trilaga. Jaehyun dibawa untuk duduk di kursi panjang di depan warung dan langsung dikerumuni teman-temannya yang lain.

Pemimpin mereka, Ghani, langsung menghampiri Jaehyun dan menepuk pundaknya kencang. “Aman, bro?”

Jaehyun mengangkat jempolnya. “Aman.”

Ghani mengangguk, ia lalu menatap ke dalam warung. “MEDIS, MANA MEDIS?”

Dua rekan Jaehyun datang dengan alkohol, antiseptik, kassa, dan plester. Beberapa kali mereka memastikan apakah Jaehyun merasakan pusing atau tidak, tapi Jaehyun tersenyum santai dan memilih bersandar ke meja warung sambil membiarkan teman-temannya di bagian “medis” mengurus lukanya.

Ghani kemudian duduk di sebelah Jaehyun sambil menekan luka sabetan di lengannya. “Emang anjing anak-anak Tetronida! Liat aja, nanti kita bantai kalo masuk final!”

“Tetronida belom ada announce masuk final, bos,” jawab Ardi, anak Trilaga yang lainnya.

Jaehyun berdeham. “Tapi kalo udah masuk GOR basket sih kata aing jangan ribut-ribut lah ya. Kita harus punya moral, jangan ikutan kek merekalah. Bau mereka mah!”

Ghani mengangguk setuju. Ia lalu menepuk-nepuk pundak Jaehyun. “Bener. Sok sekarang maneh obatin lukanya trus latihan. Kita nggak boleh bikin anak tim basket kita putus sekolah perkara beasiswa dicabut karena gagal menang.”

“Bah, luka gini mah nggak masalah!”

Iya, dia sih tidak ada masalah dengan lukanya karena satu-satunya yang dikhawatirkan Jaehyun hanya sang kekasih.

***

“Iya?” sahut Doyoung setelah pelatihnya memanggilnya.

Doyoung mengoper bola basketnya pada kawan satu timnya dan berlari menghampiri sang pelatih.

Begitu sampai di hadapan sang pelatih, lelaki setengah baya itu langsung memberikan Doyoung formulir turnamen basket. “Final lawan Trilaga. Sana bareng Johnny isi data. Jangan sampe kalah. Inget beasiswa anak tim basket di tangan kalian semua.”

Un-rival-edDonde viven las historias. Descúbrelo ahora