06. Pasukan Aliansi dan Kebohongan Kecil

130 18 4
                                    

Amagai Kohei mengulaskan senyuman lebar ketika melihat Ryo datang bersama dengan Hana yang kini masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Kemudian tubuh tidak berdaya itu dihempaskan sekeras mungkin ke lantai oleh salah satu murid Senomon. Saking kerasnya, kedua mata gadis itu terbuka. Hana meringis perih sembari berusaha mengubah posisi tubuhnya dari tersungkur menjadi duduk.

Hal pertama yang Hana lihat adalah sosok Suzaki Ryo dan seorang pemuda lainnya nan tidak ia kenali. Sadar jika dirinya ditawan, gadis Kamizono ini pun memberontak dari ikatan tali yang begitu kuat. Namun, sialnya, itu tidak menghasilkan apapun selain membuat kulitnya lecet dan perih. Lantas ia mendongak; menatap Ryo dengan tatapan tajam.

"Apa maksudmu semua ini?"

Alih-alih Ryo yang menjawab, pemuda berambut putih di sana mendadak menyahut. "Kau aku jadikan umpan untuk membuat Housen bergabung ke dalam aliansi kami, Kamizono. Shidaken menolak uang yang kami berikan secara mentah-mentah. Jadi, kami pikir, sepertinya menggunakanmu akan membuat mereka menyetujui untuk bergabung, 'kan?" ujar sang taruna.

"Aliansi," lirih Hana.

"Pertama-tama, perkenalkan namaku Amagai Kohei, pemimpin aliansi yang akan menurunkan reputasi SMA Oya di SWORD."

Hana mengernyitkan dahi; bingung. Aliansi apa yang dimaksud Kohei? Kenapa Housen harus bergabung dengan mereka? Dan kenapa Shidaken terluka? Hana lantas terkekeh pelan usai mendengar Kohei akan menurunkan eksistensi Oya Kou di wilayah itu. Apakah Kohei bercanda?

"Jangan bercanda, Sialan," ujar Hana.

Kohei yang mendengar Hana menyebutnya sialan langsung saja kesal. Ia ingin memaki sang gadis, tetapi tujuannya sekarang bukan itu. Housen harus bergabung dengan aliansi mereka agar kekuatan untuk menyerang Oya dapat bertambah. Kemudian ia menarik dagu Hana supaya sang taruni memusatkan atensi hanya padanya.

"Aku tidak bercanda. Kau memang umpan kami. Housen, 'kan, begitu menjagamu, lalu jika kau diculik begini, mereka pasti menyetujui tawaran kami," balas Kohei.

Alih-alih takut, Hana justru terkekeh. "Housen tidak akan pernah mau bergabung dengan aliansi jahat seperti kalian. Akan kupastikan mereka menolaknya." Hana menatap tajam kedua iris jelaga Kohei sembari mengulaskan senyum lebarnya.

"Damare!" seru Kohei.

Sedetik kemudian, Hana merasakan pipinya menghangat diiringi rasa perih yang menjalar. Sial. Berani sekali Kohei menamparnya.

Tak mau kalah, ia pun menendang kaki sang pemuda hingga menyebabkannya tersungkur. "Kau jangan macam-macam denganku, ya! Pikirmu aku takut padamu, hah?"

Benar. Ia tidak perlu takut. Banyak hal yang sudah ia lalui tahun-tahun sebelumnya. Bahkan ia terlibat dengan Kuryu Group, SWORD, Doubt, dan Kidra. Semua ini tidak ada apa-apanya dibanding dulu. Ternyata menghadapi semua itu membuat mentalnya menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

"Jangan sentuh dia," ujar Ryo.

"Dia yang menyentuhku duluan, Uragirimono!"

Ryo spontan terdiam mendengar balasan Hana. Walaupun mereka memang tidak dekat, bahkan hanya sebatas orang asing, tetapi Ryo merasa bersalah pada Hana. Hanya saja, kesetiaannya terhadap Kohei benar-benar mengalahkan rasa kemanusiaannya. Ryo ingin menolong Hana, hanya saja, perintah Kohei adalah perihal yang mutlak.

𝗦𝗘𝗡𝗔𝗡𝗗𝗜𝗞𝗔. TodorokiWhere stories live. Discover now