"Iya sih, tapi kan bisa aja dia belok," andai Renjun. Renjun membayangkan dirinya yang baru saja terbangun lalu melihat Jeno yang masih tidur di hadapannya.

"Hhh, serah lo deh." Jaemin nyerah.

...

Bek istirahat berbunyi, Renjun segera merapikan bukunya. "Jaem, ayo kantin!"

"Hm."

Sesampainya di kantin, Renjun lihat Jeno dan kawan-kawan lagi berjalan bawa makanan.

Renjun yang ingin cari perhatian pun melangkahkan kakinya supaya berpapasan dengan Jeno. Jaemin mengernyit karena Renjun tidak berjalan ke arah warung Bik Sarah. Namun kemudian mendecak karena tau alasannya.

Saat akan berpapasan dengan Jeno, Renjun langsung memamerkan senyum manisnya. Dibalas oleh senyuman juga oleh Jeno.

Jaemin ingin muntah.

Karena asik melihat Jeno, kaki Renjun tak sengaja mengandung kaki meja. Membuat dirinya terjatuh ke depan. Hal itu tentu membuat Jeno yang di depannya tertimpa oleh tubuh mungil itu.

"Ah!- hmph."

Renjun memang gila. Itu yang ada dipikiran Jaemin saat ini.

Lihatlah di hadapannya. Renjun yang terbaring di atas Jeno dengan bibir mereka yang menempel.

Ugh! - Jaemin

Renjun yang sadar langsung saja merubah posisinya. Dia langsung berdiri lalu diikuti Jeno yang tubuhnya agak sakit.

"Sorry Jen! Sumpah ga sengaja!!"

Dan lihatlah yang membuat Jaemin ingin mendecih. Pipi Renjun memerah sekarang!

Jeno mengulum bibirnya. "Hm, gapapa. Gue duluan," ucap Jeno dengan eye smile-nya.

"Jaem.." Renjun membalikkan badannya untuk melihat Jaemin yang memasang wajah datar. Senyum yang sedari tadi Renjun tahan akhirnya mengembang. "Ajajsjdjx"

Jaemin memutar bola matanya malas.

"Gila! Ini gila!" Renjun misuh-misuh sendiri.

Setelah memesan makanan di tempat Bikin Sarah, Renjun dan Jaemin duduk di meja yang membuat Renjun dengan leluasa memperhatikan pujaan hatinya. Siapa lagi kalau bukan Lee Jeno.

Renjun sedari tadi dengan asiknya menceritakan kejadian dia dengan Jeno. Jaemin sedang badmood, jadi dia tidak menanggapi.

"Kek, gue dan Jeno itu udah ditakdirkan anjayyy." Renjun masih asik bercerita tentang Jeno dan Jeno.

Jaemin menghela. "Lo segitu suka sama Jeno, Ren?"

Renjun mengernyit. "Masa ga keliatan?

"Ren, Jeno itu normal."

"Gue bakal buat dia belok dan suka sama gue."

"Tapi Jeno masih cinta sama Karina walau mereka udah putus. Lo ga ada harapa-"

"Wait, lo tau darimana soal itu?"

Jaemin menghela. "Lo liat temennya yang itu," Jaemin menunjuk murid yang duduk di samping Jeno.

"He'em."

"Dia tetangga gua. Kita sering ngobrol. Gue juga sering nanyain tentang Jeno ke dia."

Renjun membanting sendoknya. "Lo juga suka sama Jeno?"

Jaemin mengernyit. "Ya engga lah bego!"

"Tapi lo nanyain tentang Jeno ke dia. Berarti Jaemin juga suka sama Jeno? Makanya ga suka liat Ren pdkt?"

Jaemin menghela. "Serah lo aja deh."

"Jadi Jaemin beneran suka sama Jeno?!" Teriakan Renjun menyita atensi seluruh kantin. Sekarang murid-murid itu melihat kearahnya dan mulai berbisik-bisik.

Wah, Jaemin suka sama Jeno?

Uke nya sapa anjrit? Wkwk.

Ya kali main pedang-pedangan.

Gue kira Renjun yang suka sama Jeno.

Wah, ada gosip baru.

Jaemin memijat keningnya. "Liat apa yang udah lo buat."

Renjun menurunkan tangannya yang tadi di atas meja. "Y-ya maaf. Kan gue kaget."

Jaemin kesal. Jaemin kesal dengan Renjun yang terlalu imut!

...

Gimana gimana?

- vian

Jaemren's RelationshipWhere stories live. Discover now