Putra mengernyit. Tapi melihat raut wajah Javier yang tak biasa, dia cepat-cepat mengangguk.

"Oi, Bang. Gue cabut dulu!" Teriak Javier pada relan kerjanya yang lain setelah memakai jaket dan memasukkan barang-barangnya ke dalam ransel kemudian memakai helm.

Pertanyaan dari beberapa orang hanya Javier balas dengan senyuman serta lambaian tangan. Lalu Javier naik ke atas motor matic miliknya, mengendarainya dengan kecepatan standart.

Javier bersenandung di sepanjang jalan. Tampak menikmati perjalanannya. Setengah jam berkendara, kini motor itu berbelok ke sebuah komplek perumahan mewah.

Javier tersenyum ramah pada security yang berjaga di pos ketika dia diberikan akses untuk masuk. Komplek itu tidak begitu ramai, namun setiap rumah di sana tampak begitu besar dengan halaman yang luas.

Motor Javier berhenti di depan sebuah rumah paling besar di sana. Kemudian dia bersiul sambil membuka helm, beranjak turun, lalu melempar kunci motor pada salah satu di antara dua lelaki yang biasanya selalu berjaga di depan rumah, yang begitu Javier muncul langsung bergegas menghampiri.

Javier melenggang masuk ke dalam rumah, mengangguk sekedar dan tersenyum kecil pada pelayan yang menyapa saat Javier melintas di depan mereka.

Saat sudah berada di dalam kamar, Javier melepas jaket serta kausnya dan membiarkan pakaiannya tergeletak di atas lantai.

Kemudian sambil bertelanjang dada, Javier beranjak masuk ke kamar mandi.

Shower menyala, air mengguyur kepala hingga tubuhnya. Javier membiarkan tubuhnya basah. Sepertinya hari ini terasa begitu panas hingga Javier butuh mendinginkan tubuhnya.

Atau... justru hati Javier yang terasa panas sejak gadis itu muncul di hadapannya.

Adelia Putri Hamizan...

Mata Javier terbuka cepat setelah dia menggumamkan nama itu di dalam hati. Tak ada lagi sorot dan ekspresi ramah. Matanya menggelap tajam sedang wajahnya mengeras hebat.

"Kalau hidup kamu ternyata menyedihkan, tolong jangan menyamaratakan hidup kamu dengan orang lain."

Javier menyimpan semua itu di kepalanya. Ucapan Adel, ekspresinya, bahkan tawa mengejek yang terdengar merendahkan itu pun Javier ingat baik-baik di kepalanya dan dia bersumpah tidak akan pernah melupakannya.

Perempuan itu benar-benar angkuh, pikir Javier menahan marah.

Kemudian sudut bibirnya tertarik ke atas, membentuk segaris senyuman dingin. "Menyedihkan? Kita lihat aja, setelah ini... kehidupan siapa yang akan terlihat menyedihkan. Aku, atau... kamu, Adelia."

***

Baiklaaaahhhh. Karena cerita #Menunggu sebentar lagi selesai, nggak apa-apa deh ya #TheForbidden update 🤗

Kenalan dulu sama Adelia Putri Hamizan... walaupun cewek satu-satunya di rumah, tapi dia paling tangguh 💪🏻 Leo versi cewek dia nih 🤭 wajah aja yang rada mirip Rere, kelakuan Rere gak ada satu pun yang nyantol 🤣

 walaupun cewek satu-satunya di rumah, tapi dia paling tangguh 💪🏻 Leo versi cewek dia nih 🤭 wajah aja yang rada mirip Rere, kelakuan Rere gak ada satu pun yang nyantol 🤣

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Terussss kenalin, Javier Naraya 👋🏻 karakternya juga gak kalah kuat dari Adel. Kalau mereka berantem, susah cari siapa yang kalah 🥲 Daaaan kalau ada yang nanya "Javier Naraya anaknya si itu ya, Kak?" Jawabannya ada nanti di ceritanya 🤣 ya kalian tebak-tebak aja dulu deh.

 Kalau mereka berantem, susah cari siapa yang kalah 🥲 Daaaan kalau ada yang nanya "Javier Naraya anaknya si itu ya, Kak?" Jawabannya ada nanti di ceritanya 🤣 ya kalian tebak-tebak aja dulu deh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cerita ini gak aku masukin di Karyakarsa. Kenapaaaa? Takut kena pelanggaran. Udah pada tau dong ya maksudnya 🤣

Sekian dulu kenalannya sama mereka, nanti kalau part 1 udah muncul, kita main tebak-tebakan lagi kaya biasanya 🤣

♥️

The ForbiddenWhere stories live. Discover now