EXTRA PART 1 : DUA MATAHARI

2.7K 136 5
                                    

Saya baru ngeh kalo ternyata cerita Love Like A Rainbow menjadi draft setelah aturan bahwa story yang di private akan berubah menjadi draft. Dan lupa untuk posting kembali. Jadi, selamat membaca kembali. 

Mumpung ada ide, jadi pengen nulis deh... maaf kalo berasa garing dan gaje


———————————————————————————————————————————————

"Sudah siap Ma?" Tanya suamiku.

"Sudah Kak!"

Suamiku melotot karena masih aku panggil Kakak. Aku tersenyum meringis, masih belum terbiasa di panggil 'Mama' olehnya apalagi harus membalas memanggilnya Papa. Alasanku sih awalnya karena nanti akan membingungkan jika harus memanggil Papa mertua dan suamiku bersamaan. Alasan, katanya. "Su-sudah Pa!" ucapku akhirnya.

Hari ini adalah kepulanganku dan si kembar setelah hampir sebulan menginap dirumah sakit. Si kembar walau lahir prematur, untungnya kondisi tubuhnya sehat dan lengkap. Hanya ukurannya saja kecil tapi kini sudah terlihat seperti bayi normal.

Mereka sungguh menggemaskan, pipi tembam yang berwarna merah, mata bulat dengan manik coklat gelap seperti Papanya, bibir mungil pink. Mirip sekali dengan Mellody saat dia bayi dulu. Bedanya hanya yang satu hindungnya mancung seperti Papanya dan yang satu nyaris mancung sepertiku.

Aku merebahkan bayiku ke kereta dempet si kembar dengan perlahan. Suamiku terlihat sedang merapikan kertas-kertas yang berisi coretan namanya si kembar yang diambilnya dari internet yang berdasarkan nama sansekerta hindu. Aku meringis mengingat bahwa dulu untuk pembuatan nama Mellody saja aku tidak perlu mengecek atau berpikir seribet itu. Tapi hasilnya bagus kan?

 Radithya Pramana Putra Ardinata Wijaya, nama putraku yang berarti Matahari yang bersinar terang dan suci, unggul namun penuh kewaspadaan. Entah apa maksud suamiku memberi nama dengan arti seperti itu. Lalu yang perempuan.

 Matari Kirana Putri Ardinata Wijaya, yang berarti anak gadis yang kecantikannya bersinar seperti matahari. Aku sedikit mempermasalahkan nama mereka yang terasa agak berat, walaupun aku akui nama itu bagus. Dithya dan Atari panggilan mereka.

Setelah semua selesai dan beres, kami berempat bergerak menuju ruang dokter dan suster dengan tujuan untuk berpamitan dengan mereka. Sebagai ucapan terima kasih aku memberikan mereka beberapa box cupcake, kue dan roti. Karena selama sebulan ini mereka merawat si kembar dengan sangat telaten. Walaupun aku tau ini tugas mereka, tetapi membayangkan susahnya menjaga bayi yang lumayan banyak apalagi jumlah suster yang bertugas kadang tidak sesuai jumlah bayi, membuat mereka kewalahan saat bayi-bayi itu mulai menangis karena kelaparan atau ngompol.

Di rumah keluarga Ardinata, Keluarga besar Ardinata dan keluargaku sudah menanti kedatangan kami. Begitu aku tiba dirumah, bagian depan rumah sudah dihiasi dengan balon dan spanduk 'Welcome home! Dithya & Kirana'

Orang tuaku dan kedua mertuaku serta teman-temanku, menyambut kedatangan si kembar dengan suka cita. Setelah menjalani prosesi penyambutan, si kembar langsung berpindah tangan ke sana kemari, menjadi rebutan. Barulah setelah waktunya memberi asi si kembar kembali padaku. Aku bersyukur asiku lumayan banyak, cukup untuk kedua bayiku.


Kelahiran sikembar memberikan warna baru dikeluarga Ardinata Wijaya. Papa mertuaku yang baru-baru ini aku ketahui ternyata memiliki hobi memposting segala sesuatu ke Instagram dan Path nya. Dan kali ini foto-foto sikembar memenuhi wallnya. Baik foto dirinya bersama si kembar atau foto Mama mertuaku dan yang lainnya.

Love Like A Rainbow CakeNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ