EXTRA PART [42]

Mulai dari awal
                                        

(Name) tak ingin mengunjungi tempat itu lagi, ia harus segera menyelesaikan tugas nya. Tapi, memang nya tugas membunuh seseorang itu harus yang jahat nya?

Set! Brak! (Name) menghindar dengan gesit begitu menyadari seseorang hampir menikam nya dengan belati.

(Name) tersenyum, orang orang itu seperti nya ada 6 orang. Tertawa saja kenapa mereka menyerang (name).

"Wah! Aku tidak kepikiran." ujar (name) langsung menyiksa mereka tanpa belas kasihan walau beberapa menit kedepan (name) mendapat luka sayatan baru.

"15 orang~" ucap nya kemudian menarik salah satu orang yang berjalan oleng, entah itu mabuk atau semacam nya tetapi pria itu terlihat sangat mabuk hingga ia tak bisa berjalan dengan seimbang.

(Name) greget, langsung membasmi orang itu tanpa berpikir dimana letak kesalahannya. "Empat belas."

(Name) tersenyum, menoleh kesana kesini. Ia terpikir sesuatu. Bagaimana kalau ia datang ke ilhae agar ia bisa menunaikan tugas nya dengan cepat?

"Astaga, kenapa tidak daritadi ya? Haha." ujar (name) tersenyum lalu berjalan menuju perusahaan ilhae.
.

.

.

.

"Aku ingin bertemu dengan yoojin." seru (name) mendapat halangan, itu seorang pria dengan surai kuning blonde.

"Ehm, dimana tempat membunuh orang orang, ryuhei?" tanya (name) membuat lelaki itu sontak terkekeh. Lalu mengarahkan beberapa anggota nya untuk maju menghadap (name).

"Apa kau sanggup——"

brak! Bruk! Brakk!

Dalam sekejap (name) kembali dengan darah di seluruh tubuh nya, lalu tersenyum menoleh ke arah ryuhei yang terdiam menatap (name) merinding.

"1 orang."

(Name) menghempaskan tubuh nya lalu menglangkah meninggalkan tempat itu.

Saat berada di gang sempit, (name) menggores pipi seorang lelaki dengan menduduki tubuh laki laki itu dan menyayat nya perlahan.

"Tubuh mu bagus. Kuat, dan bisa membuatku bergairah." ujar (name) sedikit membuat lelaki itu menatap nya kaget.

Set! Craatt! wajah (name) terciprat darah segar dari lelaki itu begitu ia menusuk alat vital yang paling di butuhi manusia untuk memompa darah.

Beberapa kali tusukan dan berapa kali juga wajah nya terciprat sehingga ia menjadi sedikit bersenang walau ini perbuatan terlarang.

"(Name) ...?"

(Name) menghentikan aksi nya, segera menoleh kebelakang dan mendapati seorang lelaki dengan kaget serta topi. Begitu juga dengan orang di samping nya menatap nya kaget.

(Name) tersenyum dan menjilat ujung bibir nya. Menatap mereka dengan intens, wajah terkejut dan seluruh badan mereka merinding.

"Itu kau?" tanya nya dengan nada kecewa serta bergetar.

"Aku sudah mati. Kau tidak usah pikirkan tentang ku, percuma." balas (name) cepat.

"Apa aku terlihat keren? Tugas ku langsung selesai hari ini juga." seru (name) tersenyum tipis dan membuang pisau kecil nya

Plak! "KAU DIELIMINASI DARI 5MEN CREW!" seru jihoon mengelap wajah nya yang basah karena air mata.

(Name) menolah dan tersenyum lebar, "5men crew masih berjalan? Aku kira sudah tidak. Hahaha!"

(Name) tertawa sarkas sembari terduduk menatap jihoon, "aku sudah mati, jangan lihat aku begitu. Anggap aja ini hanya sebuah bunuh diri semata." ujar nya pelan sembari menarik mayat yang sudah tak bernyawa itu.

"Apa kau mau menyerang ku, jihoon?" tanya (name) bangkit melihat hyungseok berdiri di samping jihoon.

"Jangan pernah ketemu aku lagi, aku sudah mati."

"Aku sudah mati." ucap nya sekali lagi lalu pergi meninggalkan mereka.
.

.

.

.

"Tugas ku selesai. Aku akan pulang kan?" tanya (name) pada neima yang sedang melayang di udara dengan menghela nafas terus menerus.

"Aku kira kau sudah gila, tapi baiklah. Kau harus pulang."

"Bagaimana dengan tubuhku yang disana? Bukankah sudah di kubur?"

"Kau hanya koma, jangan khawatir. Aku akan menemui mu di rumah sakit." ucap neima memegang kepala (name).

"Baiklah." balas (name) cepat memejamkan kedua mata nya.

.

"Dokter! Dokter! Kakak saya! Kakak saya sudah bangun!" teriakan keras dari luar ruangan membuat telinga cewek itu berdengung.

Rambut berantakan dengan alat alat penyokong kehidupan tengah dipasangi di tubuhnya. Menatap dokter yang tengah memeriksa detak jantung nya dengan teliti.

"Kau baik baik saja, wow ... Kau hebat, koma selama 4 bulan." ujar dokter Riksa tersenyum menatap (name) yang tengah menatap nya intens.

"Dimana neima?" pertanyaan pertama yang ia lontarkan kepada dokter.

"Tuan neima? Ada diluar sedang bermain dengan adikmu. Saya permisi."

"Ya."

"Yo!" sapa seorang lelaki tinggi dengan wajah sedikit bersahabat mendatangi (name).

"Neima?"

"Yes, i'm neima bagaimana? Aku tampan kan?"

"Enggak."

"Sialan." kekeh neima mengelus kepala (name), dan menarik cey yang ragu dan menatap Kakak nya takut takut.

"Kak.."

"Cey... Apa kabar?" tanya (name) tersenyum tipis, cey membalas senyuman itu dengan senyuman bahagia lalu memiringkan kepala nya.

"Aku baik!"

"Kakak kangen kamu. Kakak janji gabakal ninggalin cey lagi, maaffin kakak sudah ninggalin cey ya?" (Name) menghela nafas nya lalu memeluk cey yang sedang menangis

"Iya kak."

"Kau mengharukan sekali, aku jadi ingin memeluk kalian!" seru neima dramatis memeluk mereka berdua.

(Name) dan cey sontak terkekeh. "Aku kembali."

"Ung! Selamat datang kembali, kakak!"






THE END.

LOOKISM | ~'reader'~ [READ DEKS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang