Caveat [Ayen & Kirana]

12 2 0
                                    

Disclaimer: Nama Ayen dan teman-teman Eska dipinjam dari @.eskalokal di twitter :)

published in write.as titled 'Elegi Alegori si Tengah'

---

caveat, n.
: something (such as a piece of advice) that should be remembered when one is doing or thinking about something

: something (such as a piece of advice) that should be remembered when one is doing or thinking about something

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Konon katanya, anak perempuan pertama deserves bersandar di pundak Bang Chris. Terus kalau anak tengah, gimana?"

.

To every middle child in the world,
just remember that the best part of martabak is in the middle. :)

.

Sudah jadi rahasia umum kalau Ayen adalah favorit Kirana di antara seluruh penghuni kostan. Yah, walaupun mungkin sekarang si anak Ibu Kost harus berbagi posisi sebagai 'favorit Kirana' dengan Damar.

The kid has a designated spot inside her heart. Sejak pertama kali Ayen, si bocil kelas 3 SMP, memperkenalkan diri sebagai murid privat Kirana. Tersenyum lebar dengan kawat gigi dan mata berbinar terkena sinar matahari. The kid was cute and Kirana has already adopted him.

Sekarang Ayen sudah besar. Empat tahun berlalu seperti saat makan Indomie. Dinikmati, tapi tanpa terasa tinggal sesuap lagi.

Banyak yang berubah. Kirana sudah jadi 'dek koas' dan Ayen masuk kuliah. Kirana punya Damar sekarang sedangkan Ayen baru sadar kalau dia naksir Winta, teman masa kecilnya. Yet, little things between them still not changing. Seperti ngaso di ruang tengah kostan sambil makan martabak manis ditemani playlist Spotify Ayen.

"Jadi daftar aja nih, Kak?"

Kirana mengangguk. "Ya nggak apa-apa sih selama nggak menganggu kuliah. Semester satu ikut bidding jadi PO baksos bisa bikin di-notice kating. Lumayan buat relasi."

Meski Ayen-Kirana tidak begitu dekat untuk membahas masalah pribadi (baca: Winta dan Damar), diskusi soal kehidupan perkuliahan dan akademik sudah sering mereka lakukan. Apalagi abang Ayen masuk sekolah kedinasan militer yang berbeda jauh dengan perkuliahan pada umumnya. Praktis mentor Ayen cuma abang-abang Eska ditambah Kirana.

Kirana mencomot potongan martabak, lalu melanjutkan, "asal prepropnya disiapin beneran, Yen. Biar nggak malu-maluin."

Ayen mengangguk-angguk sambil menyuapkan satu potong besar martabak langsung ke dalam mulutnya dalam satu suapan. Mungkin sambil berpikir kira-kira siapa di antara abang Eska yang bisa diminta bantuannya menyiapkan preproposal. Kirana masih sering takjub melihat Ayen bisa buka mulut selebar itu saat makan tanpa bikin clicking atau lebih parah dislokasi TMJ.

The perks of having big mouth.

Ponsel Kirana berbunyi. Sebuah notifikasi grup. Kak Kania baru saja meninggalkan grup keluarga. Tanpa angin, tanpa hujan. Kirana tahu bahwa keadaan di rumah sedang tensi tinggi. Sudah beberapa kali Kak Kania dan Keke bertengkar sampai diam-diaman. Tapi meninggalkan grup keluarga atau block WA di saat sedang bertengkar, menurutnya adalah sungguh sebuah langkah kekanak-kanakan. Dan ini bukan satu-dua kali terjadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MiscellaneousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang