Ia merengkuh pinggang sempit tersebut, ia elus pelan dan lembut.

"P-pusing, mual.. mau nangis.." Bastian bawa kepalanya buat bersandar ke bahu lebar punya sang suami.

"Shh, nangis aja ya? Nangis aja keluarin semuanya.. nanti kita ke rumah sakit ya kalo ga kuat?" Nareza mengusap usap kepala Bastian yang berada di bahunya.

Lalu, Narez tangkup lagi pipi gembil itu untuk ia kecup.

"Yaudah, makan dulu ya?"

"S-suapin..."

"Haha, iya sayang.." Nareza melepaskan rengkuhannya, dan ia bawa tangannya untuk memegang pinggang Bastian.

Narez turun dari mobilnya bersamaan dengan Bastian yang dilingkupi perasaan was-was.

Narez dan Bastian berjalan berdampingan, dengan tangan Narez yang setia di pinggang Bastian.

"Abis ini jenguk gio ya?" ucap Bastian ditengah tengah heningnya rumah sakit.

"Siap!"

Kini keduanya sudah masuk ke dalam ruangan yang diarahkan oleh perawat.

"Selamat siang, mas. Ada yang bisa dibantu?" tanya dokter lelaki itu yang sedang memakai sarung tangan karet.

"Ini dok, Suami saya katanya pusing sama mual. Boleh dicek gak dok? Takut hamidun hehe."

"Ah boleh dongs! Ayo masuk sini." dokter nya jalan terus diikutin sama sepasang pasusu itu.

"Maaf, mas namanya siapa?" tanya dokter menunjuk sopan ke Bastian.

"Bastian, dok." Narez buru buru memotong pembicaraan Bastian, ia tahu suaminya sedang malas menjawab. Pusing katanya.

"Oh oke, mas Bastian tiduran di brankar ya. Mau saya cek." Bastian mengangguk, ia segera menaiki brankar tersebut.

"mas Bastian. Maaf, bajunya bisa agak dinaikin gak? Mau saya periksa soalnya."

Narez melotot,

"G-gak ada cara lain dok?" titah Narez dengan panik. Masalahnya itu...

"Ehh.. emang kenapa mas?" tanya dokter itu kebingungan.

"E-em aset saya itu dok.."

Narez dan Bastian keluar dari ruangan, selesai memeriksa ini itu mereka segera bergegas ke rumah sakit lain.

"Heh! Itu dokternya kan cuma mau meriksa! Kenapa kamu larang hah!?" Emosi Bastian meledak.

"M-maaf sayang... Tapi itu kan aset aku.." lirih Narez sembari memainkan jarinya yang menganggur.

"Y-ya! Itu kan mau periksa doang, kamu jangan mikir sampai sana dong!"

"maaf.. aku panik doang.."

"Ah! Untung aja asam lambung aku kambuh doang! Kambenk emang. Aku kira hamil!"

"Kan baru bikin sayang.." jelas Narez yang terlalu jelas. Ngerti gak?

Race [JAEMJEN]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz