Ia berjalan kearah kamar mandi, namun langkahnya terhenti tepat di ambang pintu kamar mandi yang sedikit terbuka.

Siwon mematung.

Jakunnya bergerak naik-turun, seperti gerakan menelan ludah dengan paksa terlihat. Juga kernyitan dahi yang terbentuk nyata.

Siwon tak pernah berpikir sebelumnya atau membayangkannya. Pulang dari  bermain golf, ia akan diberi kejutan seperti ini. Yah, kejutan yang membuat jantungnya hampir mencelos keluar dengan keringat yang membasahi keningnya.

Siwon menarik nafas pelan, yang perlu dia lakukan hanya mengabaikannya saja. Jadi, tutup mata, lalu berjalan pergi meninggalkan kamar mandi, seolah tak ada 'sesuatu' di sana. Tapi... Matanya tak mau menutup. Seolah matanya tak mau menuruti perintahnya. Ia justru memilih untuk menikmati pemandangan indah didepannya.

Seingatnya, dia itu normal. Menikahi wanita hingga ia punya tiga orang anak. Hanya saja ia tak mempermasalahkan Sehun tentang orientasi seksualnya yang menikahi seorang laki-laki. Sekali lagi ia bukan orang tua yang kolot.

Tapi... Semakin dilihat, kenapa lekukan tubuh itu begitu terlihat menggoda dimatanya, huh?

Jadi apa yang ia lihat adalah Oh Jongin, menantunya sedang mandi. Mandi dengan pintu kamar mandi dibiarkan terbuka seperti itu, membelakanginya tanpa pertahanan apapun.

Busa sabun mandi terlihat menyelimuti tubuh Jongin. Pinggang ramping dengan kurva sempurna, pantas saja jika Jongin begitu digilai banyak laki-laki. Dan putranya-lah yang beruntung mendapatkan si pemuda tan.

Saat rambut pirang itu layu terkena siraman air, Siwon terus memperhatikan pemandangan didepannya. Dia tahu, harusnya ia tak boleh seperti ini.
Pura-pura tak melihat lalu pergi sebenarnya adalah keputusan yang seharusnya ia lakukan. Tapi Siwon justru masih berdiri di tempatnya, memandang tubuh bagian belakang Jongin tanpa berkedip.

Mata sipit tajam yang mirip dengan mata Sehun itu menyipit memandang pundak Jongin. Ada sebuah tato disana.
Lalu pandangnya terfokus mengikuti gerakan Jongin yang perlahan mengoleskan busa sabun kesekujur tubuhnya. Terus turun hingga mengusap kaki jenjang miliknya.

Siwon bersumpah dirinya menegang begitu keras dan geraman rendah lolos dari bibirnya.

Disana Jongin dengan polosnya membungkuk, memperlihatkan kerutan mungil merah muda yang terlindungi pantat kenyal. Kenapa gerakan mandi Jongin terlihat seperti adegan penari striptease dimatanya?

Itu hanya sebentar, karena Jongin kembali menegakkan tubuhnya. Hingga tanpa sadar Siwon berdecak kecewa.

Shower dinyalakan.
Butiran-butiran sabun perlahan meluncur jatuh tersapu air, harum mint yang menusuk penciuman Siwon membuatnya semakin tak bisa bersikap tenang. Sebersit rasa iri timbul dihatinya, saat melihat ratusan tetes air menjelajahi tubuh Jongin hingga akhirnya hilang dicelah sempit pantat kecoklatan itu.

Siwon menggeram rendah. Ahh... Jangan diremas Jongin..

Shower dimatikan dan Siwon berbalik.

Mata bulat bak almond itu terkejut saat mendapati sosok pria paruh baya- ayah mertuanya berdiri tak jauh darinya. Begitu juga dengan Siwon, pria itu berdiri dengan sikap salah tingkah. Telinganya merah menegaskan jika dia merasa malu karena tertangkap basah ketahuan mengintip.

Sebenarnya bisa dibilang, ia tak mengintip. Karena dari awal Jongin yang tak menutup rapat pintu kamar mandi bukan? Jadi ini semua buka seratus persen salahnya.

"A-ayah!" Jongin berseru, pipinya memerah. Dia buru-buru meraih bathrobe yang ia gantung di dinding kamar mandi. Memakainya dengan tergesa.

"Anu.. itu, maaf Jongin. Ayah tadi tidak sengaja melihat." Siwon berucap gugup. Mencoba mencari alasan. Memang seharusnya jika Jongin ceroboh, tak menutup pintu kamar mandi dengan rapat harusnya ia segera pergi dari sana bukan malah menikamati pemandangan menantunya yang sedang mandi. "Ayah tadi sebenarnya juga mau mandi, tapi pintu kamar mandinya tidak kau tutup dengan rapat."

Bottom Nini SupremacyOnde histórias criam vida. Descubra agora